Sebuah troli berisikan beberapa barang berjalan di depan seorang lelaki. Di sebelah troli, Si Wanita menatap berbagai sabun yang terpajang dirak panjang. Mencari merk kesukaannya.
"Ahh !!! Ini !!" Ujar Si Wanita dengan sedikit girang. Kemudian diambilnya beberapa dan menaruhnya kedalam troli.
"Lalu apa lagi ?" Tanya Si Lelaki sambil merapikan isi troli yanh didorongnya.
"Sebentar", Si Wanita mengecek hapenya. "Minyak udah. Mie udah... Ah, tisu!! Deket sini kan ?" Lanjut Si Wanita.
"Oke sini ikut aku" ucap Si Lelaki kemudian kembali mendorong troli.
Si Wanita berjalan berdampingan dengan Si Lelaki.
"Masih banyak kah, Dek ?" Tanya Si Lelaki.
"Enggak sih, tinggal tisu sama parfum aja sebenarnya. Sama, aku tiba-tiba mau es krim"
"Yaudah beli"
"Gapapa ?"
Si Lelaki mengangguk.
"Baiknyaaa!!!" Ujar Si Wanita sambil menunjuk-nunjuk pipi kakaknya.
"Oiya! nanti ambil juga coklatmu"
"Coklat ?"
"Bayaran menjagaku"
"Dua ?"
"Iyaa, dua"
"Yeay!!! Rejeki nomplok. Dimana yaa ?"
"Ambil di deket kasir aja. Biasanya kan ada"
"Ahhh, iya juga"
"Nah, itu rak bagian tisu" Si Lelaki menunjuk sebuah rak di pandangannya.
Si Wanita secara reflek menoleh kearah yang ditunjuk. Lalu berlari kecil agar sampai lebih dulu.
Sambil berjalan menyusul, Si Lelaki melihat adiknya sedang memilih-milih.
"Apa yang dibingungin ? Kan sama sama tisu ?" Tanya Si Lelaki
"Beli yang ini kah ?" Tanya Si Wanita sambil meraih sebuah pack tisu besar dan ditunjukkan pada kakaknya.
"Buat apa ? Gede gitu dibuat setahun ?"
"Siapa tahu kita aku dan kamu sedang tidak kuat lalu boros tisu"
Si Lelaki menarik ujung bibir kanannya, "Harus dibuat kuat kan"
"Selalu ada faktor lain yang bisa merubah akhir, kak" ujar Si Wanita sambil memeluk pack tisu besar tadi.
"Akhir tidak akan pernah berubah"
Si Wanita menaruh kembali barang yang dipeluknya, "Aku koreksi. Selalu ada faktor lain yang bisa merubah akhir yang diinginkan" lanjutnya.
Si Lelaki mengambil salah satu packs tisu. "Ya, dan itu cukup membuat ini semakin seru"
"Kata seru itu berarti hal yang bisa menambah uban dirambutmu"
"Gapapa, jadi tambah keren"
"Disaat yang seharusnya belum waktunya ?"
"Yaaaa, gak masalah. Lagi pula kamu tau sendiri apa yang mengisinya jika kosong ?"
"Yaa, tapi sama aja, kak. Aku sebenarnya sama sama gak begitu suka"
"Yang ini aja ?" Tanya Si Lelaki tiba-tiba sambil menunjukkan pack tisu yang tadi diambil.
"Itu mahal, yang ini aja lebih murah" ujar Si Wanita sambil mengambil tiga pack tisu didekatnya.
"Ok" jawab Si Lelaki singkat sambil menaruh kembali tisu yang diambilnya.
Si Wanita menaruh ketiga barang tadi kedalam keranjang. Mereka kembali berjalan.
"Kita harus hemat, kak"
"Jangan pernah takut kehabisan rejeki, dek"
"Bukan itu"
"Lalu ?"
"Bulan depan harusnya ada perayaan besar"
"Hahaha, kurang ajar"
"Bukan hal yang harus ditertawai. Aku tahu kebutuhan bulan depan bisa saja banyak keluar untuk membeli minuman tidak penting yang..."
"Penting diwaktu tertentu"
"Ngeyel"
"Memang"
"Haaaaahhh. Oke. Dan sepertinya waktu tertentu itu datang lebih cepat dan itu akan terus berjalan"
"Kamu menyadarinya"
"Kamu yang tidak bisa menyembunyikannya"
"Kamu mengijinkan ?"
"Terserah, dari awal dan pada akhirnya bukannya semuanya berasal dan kembali padamu ?"
Si Lelaki diam.
"Pusing kan ?" Tanya wanita lagi.
"Iya, pantas pusing ternyata cuma berputar-putar" jawab Si Lelaki sambil tersenyum.
Langkah mereka berhenti di sebuah antrian salah satu kasir.
"Jangan dibuat tambah pusing" ucap Si Wanita.
"Minum bir secukupnya tidak akan menambah tambah pusing dan siapa tahu menemukan solusinya"
"Terserah, aku mau ambil coklatku dulu. Dan kamu yang bayar" tanggao Si Wanita kemudian berbalik.
"Berarti diijinkan ?"
Si Wanita berhenti dan memutar badannya menghadap kakaknya, "Kan ku bilang terserah. Jika memang dengan itu bisa menemukan solusi. Ya silahkan. Meski aku merasa sebenarnya kamu sudah punya beberapa solusi"
Si Lelaki diam dan tersenyum penuh arti.
Si Wanita kembali mendekat ke kakaknya, "Kenapa gak kamu bilang kamu mencoba untuk mencari lega dan sedikit ketenangan ? Bukankah itu alasan yang sering kamu pakai ?" Lanjut Si Wanita sambil menarik satu sisi pipi kakaknya.
Si Lelaki diam sejenak, "Coba kamu jawab sendiri"
"Karena kamu tahu, saat ini itu tidak menjamin dan itu hanya untuk kepuasanmu dalam menangani beban isi kepalamu" jawab Si Wanita sambil menepuk kening kakaknya.
Si Lelaki tersenyum.
"Dah, aku mau ambil coklatku dulu" ujar Si Wanita kemudian berlalu.
Si Lelaki terdiam, menumpu badannya pada gagang troli dengan tangan.
"Yahh, sepertinya aku benar-benar haus"
No comments:
Post a Comment