Jika Seorang Pecinta Alam Nge-Gombal

Jember, 09 April 2012

Ini masih tentang hal yang identik dengan kawula muda. Dan apa yang identik dengan itu. Hayo ___ apa ya ???? (hehehe __ ). Itu adalah C I N T A. dan ini juga tentang cinta bagi seorang Pecinta Alam terhadap kekasihnya. Di posting saya yang berjudul Kekasih Gelap Seorang Pecinta Alam, saya sempat menyebutkan bahwa seorang pecinta alam kebanyakan  tidak romantic. Tapi perlu di ingat dari kalimat tadi, hanya kebanyakan, tidak semuanya (Hahaha).


Yah ___ namun ketika beberapa hari yang lalu saya berada di sekolah saya Panas akibat salah satu pihak mengusulkan untuk mem-babat berbagai pohon yang bisa di bilang umurnya lebih tua dari saya di sana. Hm __ banyak yang menanggapinya dengan response negative dari kalangan siswa. Terutama saya, yang sebelumnya tidak mengetahui rencana ini. Hah ___ semoga pihak tersebut bisa mengantisipasi keadaan sekolah yang sekarang bisa di bilang tidak nyaman, menjadi dulu lagi.

Upss ___ saya ngelantur alias curhat (hahaha), maaf  ya __ ^^v

Yah __ dalam keadaan jam kosong yang panas itu, pandangan saya kosong juga terhadap langit biru yang terlihat dan pikiran saya terbang tinggi menuju negeri imajinasi saya dengan backsounds dari lagu-lagu dari Last Child dan Tamasya (yah __ karena memang waktu itu lagi pakai playlist lagu-lagu band tersebut) yang ludengarkan menggunakan headset yang tersambung di handphone saya. Dan yang saya imajinasikan adalah seorang pecinta alam yang romantic dan pintar ngegombal dengan apa yang berhubungan dan identik dengan itu (Hahahaha). Yah ___ pada saat itu saya sempat menertawakan saya sendiri yang sedang berimajinasi. Tapi meski seorang pecinta alam itu romantic atau tidak, pintar nge-gombal atau tidak, bagi saya seorang pecinta alam tetap keren ( :D ).

Dan ___ inilah hasil imajinasi saya jika seorang pecinta alam sedang menggombal dengan apa yang berhubungan dan identik denan mereka pada kekasihnya , :

Scene 1
A : “Hm … kamu tau kan aku sama bapak kamu juga seorang pecinta alam ??”
B : “Iya … Kenapa emang ???”
A : “bapak kamu nyuruh aku melestarikan cintaku padamu seperti melestarikan alam ini untuk anak-cucu kita”

Scene 2

A : “Hm … ikut aku yuk tanam-tanam ??”
B : “Tanam apa ??
A : “Tanam bibit pohon buat anak-cucu kita kelak dan ….”
B : “Apa ???”
A : “Tanam Bibit cintaku di hatimu buat masa depan kita kelak”

Scene 3

A : “Ayah kamu pecinta alam yang suka panjat dinding ya ??”
B : “Iya, kok tau ??”
A : “Iya, pantes aja kamu bisa nge-top waktu manjat di dinding hati aku”

Scene 4
A : “Kamu tau bedanya alam sama kamu ??
B : “emang apa ??”
A : “Kalo alam buat anak-cucu kita kelak, kalo kamu buat aku cintai”

Scene 5
A : “kamu tau enggak bedanya satu pohon sama satu cinta kamu ???”
B : “emang apa ???”
A : “Kalo satu pohon sangat berarti bagi anak-cucu kita kelak, kalau satu cintamu sangat berati buatku”

Scene 6
A : “dari banyak puncak gunung yang aku pijak aku paling betah di satu puncak gunung lho ..”
B : “O… ya ?? puncak gunung apa ??”
A : “Puncak gunung cintamu”

Hahahaha ___ sudah ah nge-gombalnya, yang lain udah lupa saya. (hahahaha). Buat yang hal romantic To Be Continued dulu, catatannya lupa di taruhnya di mana.

SALAM LESTARI