"Ngapain kesini ?" tanya Si Wanita yang sedang duduk bersila memangku laptop.
Seorang lelaki berjalan pelan lalu berhenti sejenak. Ia tersenyum dan mempererat balutan selimutnya. Si Wanita menghela nafas panjang kemudian memindahkan laptop ke atas meja kecil didepannya.
"Yaudah sini, kak" ucapnya sambil beranjak dan pindah duduk di lantai.
Si Kakak melanjutkan langkah dan segera berbaring di sofa panjang, tempat singgah sana adiknya sebelumnya. Si Wanita melanjutkan ketikannya dan dibalik punggungnya ada kakanya berbarang miring menatap kegiatan adiknya. Sesekali ia memainkan rambut adiknya menghunakan jari telunjuk tangan kanannya.
"Gimana kondisimu ?" tanya Si Wanita tanpa menoleh.
"Emang aku kenapa ?"
"Gak usah sok sokan. Timbangannya beneran miring sebelah kan"
"Hehe. Gapapa kok"
"Aneh aneh sihh"
"Teman sejawat dan teman kerja banyak yang bilang gitu"
"Ya kan ini sama aja aku kerja lembur seperti bulan Juni kemarin"
"Ya nanti coklatnya sama kayak bulan Juni"
"Deal"
Si Lelaki tertawa sambil mengacak rambut adiknya.
Adiknya hanya menghindar dan tersenyum sedikit. "Apasih" ucapnya kemudian dan menata kembali rambutnya.
"Kamu ngerjain apa ?"
"Banyak ketikan dan tuntutan ide"
"Mau ku bantu untuk yang kedua"
"Boleh"
"Tentang apa ?" tanya kakaknya sambil mencoba duduk.
"Eits, tugasmu kalo bantu cuma satu"
Si Lelaki yang sudah duduk bersila diam menatap adiknya yang sudah membalik sebagian badan dan menatap kakaknya. "Apa ?" tanya Si Lelaki.
"Benerin dulu kondisimu sekarang"
Si Lelaki memutar bola matanya. "Kamu tahu diam itu lebih melelahkan"
"Hehe, iya sih"
"Yaudah"
"Yaudah juga. Aku tetiba udah males lanjut kan"
"Lah ? Terus ?"
"Mau denger cerita"
"Tentang ?"
"Yang membuatmu bangun dan memilih pindah kesini"
Si Lelaki menghela nafas.
"Bentar, mau ambil minum dulu" lanjut Si Wanita sambil berusaha beranjak.
"Aku titip"
"Gak mau bikinin kopi"
Si Lelaki memiringkan bibirnya, "Enggak, air putih aja"
Tak lama, Si Wanita kembali dengan dua gelas air putih ditangannya dan menyerahkan satu kepada kakaknya kemudian duduk kembali.
Setengah gelas habis dengan dua kali tegukan. Kemudian ia meletakkan gelasnya diatas meja. Berdampingan dengan gelas adiknya.
"Sejauh mana kamu tahu ?" tanya kakaknya
"Cuma tahu perasaannya saja"
"Bener ?"
"Kamu tahu sendiri aku belom mahir mengintip banyak hal"
"Iya sih"
"Lalu ?"
Hening sejenak. Si Lelaki menatap adiknya yang tengah menunggu.
"Diatas sebuah beranda. Ada sebuah meja bundar dan sepasang kursi diletakkan berhadapan. Kami mengisinya. Aku meminum kopi dia entah apa. Berbicara banyak hal saat matahari mulai terbenam..." Si Lelaki berhenti sejenak.
"Terus ?"
"Bentar" sanggah Si Lelaki sambil mengumbar pandang di meja kecil tempat mereka menaruh barang mereka.
"Apa lagi ?"
"Seingatku rokok kutaruh disini semalam. Mana ?"
"Ishhhh!!!?!?!" dengan muka sebal Si Wanita mengangkakt beberapa buku dan kertas bergantian untuk mencari rokok kakaknya. Setelah di temukan bersama denga koreknya dilempar pelan kepada lelaki yng duduk bersila diatas sofa. Si Lelaki tertawa kecil dan menyalakan satu batang.
"Lanjut!?!?!!" ucap adiknya sewot.
Si Lelaki tersenyum sambil menghembuskan asap dari mulutnya lalu lanjut bercerita.
"Aku lupa apa yang dibicarakan. Tapi itu dunia baru. Seruuuuu sekali rasanya. Seperti biasa aku hanya mendengar. Menanggapi sesekali" ucapnya terhenti dan kembali menghisap rokoknya.
Si Wanita masih memperhatikan, menaruh kepalanya diatas tangan yang disilangkan dan bertumpu pada salah satu kaki kurus kakaknya yang tertutup selimut.
"Lalu ia berdiri dari duduknya. Menuju ke sudut balkon menatap matahari yang mulai tenggelam. Memintaku untuk membantunya"
Alis Si Wanita mengangkat, "Minta apa ?"
Si Lelaki kembali menghisap rokoknya, "Aku lupa" jawabnya
Alis Si Wanita mengerut.
"Yang jelas, dia menyebutkan rumah yang akan dia tinggali. Senyumnya berkembang bersamaan dengan kalimat yang keluar", Si Lelaki tersenyum.
"Lalu kamu jawab apa ?"
Si Lelaki memejam beberapa detik dan membuka matanya dengan langsung menatap adiknya. "Tebak, seharusnya kamu tahu jawabanku"
Kini Sang Adik yang menghela nafas dan mengangkat kepalanya.
"Kamu itu gitu emang" tanggap adiknya lalu meneguk air putih miliknya.
Si Lelaki tertawa.
"Ngapain nih enaknya, bang ?" tanya Si Wanita.
"Hmmm ? Kamu mau keluar ?"
Si Wanita meraih bantal yang ada di sofa, "Lah, kamu kan lagi pemulihan", ujarnya sambil melempar bantal ke muka lelaki yang duduk diatasnya.
Si Lelaki mengaduh lalu menangkap bantal yang jatuh dari mukanya, "Nonton dorama atau anime ?"
"Film aja, gimana ?"
Si Lelaki nampak berpikir sejenak, "Boleh, streaming aja"
"Ok, kamu mau apa ? Aku keluar ke warung terdekat dulu beli cemilan" ucap Si Wanita sambil berdiri di depan kakaknya.
Si Kakak menggeleng pelan.
"Gak usah sok geleng, kalo mau sesuatu bilang" Ucap Si Wanita sambil menjambak pelan rambut kakaknya.
"Astaga, jahat banget. Mas mu lagi sakit ini"
"Ya tapi kan udah mendingan"
Si Lelaki nyengir.
"Mau apa ?" tanya Si Wanita lagi.
"Yaudah, dua tiga empat yang premium" jawab Si Lelaki.
Si Wanita mengernyit, "Apa itu ?"
"Obat" jawab Si Lelaki dengan wajah datar.
"Obat apa dua tiga empat premium ?"
"Hahhhhhh, rokok samsu, dek"
Tak butuh waktu lama dari jawaban kakaknya, bantal dipangkuan kakaknya diambil oleh Si Wanita. Dibekapnya sekuat tenaga ke muka Si Lelaki.
"Jawab itu yang jelas!?!? pake dua tiga empat segala!?!?! Mana aku tahu kode kode kek gituuu!?!?!!" ujar Si Wanita masih dengan menekan beberapa kali bantal ke muka Si Lelaki.
Si korban hanya meronta dan bersuara tidak jelas dibalik bantal.
"Dah, aku ke warung dulu" lanjutnya sambil melepas bantalnya.
Si Lelaki segera menarik bantal menjauhkan dari mukanya, ia terengah engah. "Psikopat!! Kembaran sendiri disiksa!!" Ucap Si Lelaki.
"Biarin, kamu dulu yang nyebelin" balasnya setelah meraih dompet disalah satu atas lemari di sisi ruangan kemudian meledek.
"Heleehhhh"
"Yaudah cari filmnya" ucap Si Wanita sambil berkaca dan menguncir sebagian rambut belakangnya.
Si Lelaki memiringkan bibir, "Mau nonton apa ?"
"Eummm, maraton ajaa yaa enak kali. Lama gak maraton film kan"
"Boleh, Harry Potter ?"
Si Wanita menggeleng, "Pirates Of The Caribbean aja"
"Jack Sparrow!!!!!!"
"Hahahah, yaudah. Tolong ya, Mas. Aku keluar bentar. Jagan diplay sebelum aku mulai"
Si Lelaki mengacungkan jempol, menarik meja untuk mengecilkan jarak dengan sofa yang ia duduki. Si Wanita mulai melangkah dengan tujuan terdekat.
Sebuah browser dibuka mengetikkan sebuah situs streaming berlangganan. Tak butuh lama, film yang mereka sepakati sudah siap diputar. Si Lelaki dian sejenak. sesuatu terlintas dipikrannha kemudian menghela nafas. Diarahkannya cursor ke sebuah aplikasi pengetikan dan dibuka. Terlihat draft pekerjaan adiknya. Ia membiarkannya dan membuka sebuah lembar pekerjaan baru. Sambil menunggu, jari jemarinya mulai menari diatas keyboard menuliskan sesuatu yang terlintas dipikrannya.
No comments:
Post a Comment