Tuesday 5 March 2024

Percakapan Si Kembar 29.9

 "Kamu gak mau cerita ?" ujar Si Wanita.

Si Lelaki yang sedang menenggak kecil susu coklatnya menilirk sejenak wanita didepannya. "Tentang ?" tanya Si Lelaki setelah menaruh gelas miliknya kembali diatas meja.

Dapat dilihatnya Si Wanita sedang meniup lembut minuman miliknya, "Yang membebanimu" jawab Si Wanita kemudian melanjutkan meniup gelasnya.

"Lah, kamu tahu ceritanya kan ?"

"Iya, tapi bukan itu maksudku" Si Wanita meminum sedikit susu coklatnya.

Alis Si Lelaki terangkat sebelah, "Lalu ?"

Si Wanita tak segera menjawab, karena pesanan kedua mereka sudah datang, masing masing semangkuk indomie goreng dengan sedikit kuah. Setelah Mas Pelayan menaruh kedua mangkok di depan mereka, ia memastikan pesanannya sudah lengkap. Kakak-Beradik itu mengucapkan terima kasih. Ia lalu kembali ke pos kerjanya.

Sambil mengaduk isi mangkok, Si Wanita berkata, "Kamu pernah bilang, kalo apapun yang mengganggu dipikiran...."

"Perlu dikeluarkan" Si Lelaki tiba tiba menyambung kalimat adiknya.

Si Wanita reflek menoleh kemudian tersenyum dan mengangguk. Sesaat kemudian ia memutar pelan garpunya, melilit mie dari dalam mangkok. Kemufian memasukkannya kedalam mulut dan mengunyahnya perlahan.

"Jadi bagaimana ?" tanya Si Wanita saat isi dalam mulutnya tinggal sedikit, lalu menelannya.

Si Lelaki menelan makannya terlebih dahulu, "Kamu tahu menulis bukan bagianku" jawabnya disambi dengan memotong bagian mie didalam mangkok dengan sendoknya.

"Lah, yang bilang suruh nulisin siapa ?" tanya Si Wanita, kemudian menyuap gulungan mie di garpunya lagi.

Lelaki dihadapannya menarik mundur sendok yang sudah berada didepan mulutnya yang terbuka. Ia tidak jadi memasukkan makanan untuk dikunyah. "Lalu ?" tanyanya heran dengan sendok masih diangkatnya.

"Khammwhu twhawhu...." ucapan adiknya yang tidak jelas terhenti kemudian ia melanjutkan kunyahannya sambil memberi tanda untuk menunggu dengan tangannya. Si Lelaki terkekeh kemudian memakan mie yang sempat ia tarik mundur dari mulutnya.

"Kamu tahu maksudku bukan itu" ujar Si Wanita setelah menelan makannya.

Lelaki didepannya sempat menghentikan usahanya memotong mie untuk disuapnya. Ia melirik sejenak adiknya. Adiknya menatapnya heran karena hal itu.

"Kamu juga tahu aku gak terlalu suka mengoceh" ujarnya sambil menyendok bagian mie yang baru saja terpotong menjadi dua.

"Tapi kamu suka mengigau"

"Kalo gitu tunggu aku melakukan hal tersebut"

"Apa bedanya dengan mengoceh kepadaku ?"

"Ya gak ada sih" jawab Si Lelaki sambil nyengir ditengah kunyahan suapan terakhir mie miliknya.

Si Wanita menggeleng pelan sambil menahan tawa kecilnya. Sejenak ia beralih ke mangkok milik kakaknya. Sudah habis.

"Dan siapa tadi bilang yang tidak lapar ?" tanya Si Wanita lagi dengan wajah mengejek ke kakaknya.

"Maksutnya ?" tanya Si Lelaki heran kemudian menenggak Susu Coklatnya.

"Gak lapar tapi kok habis dulu" ucap Si Wanita kemudian kembali memasukkan gulungan mie ke dalam mulutnya.

Si Lelaki sadar maksutnya, tapi ia hanya merespon dengan memutar matanya dengan ekspresi malas.

"Dasarnya kamu yang lama kalo makan" balas Si Lelaki.

"Hehe, lalu gimana ? Jangan ngalihin topik" ucap Si Wanita.

"Apanya ?"

"Telingaku sudah siap"

Si Lelaki menghela nafas, ia memgeluarkan rokoknya dan segera membakarnya.

"Aku sedang merasa dalam posisi bergerak akan tewas mengenaskan tapi jika diam mati perlahan" Ujar Si Lelaki.

"Sepertinya itu memang kenyataannya"

"Yap, kamu menyadarinya juga"

"Lalu, mana yang kamu pilih ?"

"Apapun pilihannya sama saja karena hasilnya sama bukan ?. Pada akhirnya terpaksa untuk diam dan menunggu harapan"

"Ada ?"

Si Lelaki mengedikkan bahunya kemudian menghirup-keluarkan asap rokoknya. Si Wanita menatap Si Lelaki yang melihat kesekitar. Ia mengambil satu tusuk sate bakso ikan yang sudah dibakar sebelumnya dan memakannya satu.

Sesaat kemudian ia menaruh sendok garpu miliknya diatas mangkok dan mendorong mangkok tersebut pelan kearah kakaknya.

"Kenapa ?" tanya Si Lelaki.

"Kenyang" jawab adiknya simpel.

Si Lelaki mendatarkan matanya, "Kamu sengaja ya ?" 

Si Wanita tersenyum. Kemudian mangkok tersebut diraih kakaknya. Terdengar ia sedikit menggerutu karena sebenarnya mie nya hanya tinggal beberapa suap.

"Iya aku sengaja" ucapnya tiba tiba, bersamaan degan habisnya mie yang dimakan kakaknya. Sedetik kemudian, kakaknya menatap Si Wanita, seolah bertanya kenapa.

"Karena aku tau kamu merindukan momen ini"

Si Lelaki diam menaruh kembali mangkok mie adiknya. Ada sesuatu yang dirasakan si Lelaki. Tapi, ia tak bisa mengungkapkannya. Sejenak pikirannya tidak lagi berada disitu.

"Tangan kananmu" ucap Si Wanita mengembalikan pikiran kakaknya.

"Apa ?"

"Tangan kananmu, kak"

Tanpa pembantahan, Si Lelaki menjulurkan tangan kanannya kearah adiknya yang disambut dengan tangan kiri adiknya. Kemudian sesuatu dimasukkan melalui jari manis kanan kakkanya.

"Itu bagianmu untuk dijaga" ujar Si Wanita kemudian melepas tangan kakaknya. "Yang ini bagianku" lanjutnya sambil memasukkan benda yang hampir sama di jari kelingking kanan miliknya sendiri. "Apapun pilihanmu, kita hadapi bersama" lanjut Si Wanita lagi sambil tersenyum.

"Kamu sudah merencanakannya" ucap Si Lelaki.

Si Wanita menganggu kemudian meminum isi gelas susunya.

"Sejak kapan ?"

"Baru tadi sore"

"Spontan ?"

"Uhuyyyy" jawab Si Wanita dengan tawa ditahan.

Sedetik kemudian mereka tertawa. Si Lelaki menyandarkan punggungnya kesandaran kursi dan Si Wanita nelipat tangan diatas meja sambil menunduk masih dengan tawa kecil mereka. Kemudian Si Lelaki mengelus kepala adiknya lembut. 

"Terima Kasih"

"Sama-sama"


Hening, Si Lelaki kembali menyulut rokok miliknya.


"Bentar lagi pulang ya ? sekarang malam jum'at" ucap Si Wanita setelah menaruh minuman yang baru diminumnya dan menyisakan kurang lebih seperenam gelasnya.

"Emang kenapa kalo malem jum'at ?"

"Banyak hantu"

Mereka kembali tertawa.

"Kamu gimana ?" tanya Si Lelaki tiba tiba.

"Apanya ?"

"Bukankah tidak biasa, menyelesaikan cerita yang biasa kamu tulis hingga memakan waktu satu bulan lebih ?"

"Aman, masih bisa sedikit kukendalikan, dengan bantuanmu juga kok. Tapi ya molornya juga gara gara kamu" jawab Si Wanita kemudian menjulurkan lidah ke kakaknya untuk mengejek.

"Bener ?"

Si Wanita mengangguk. "Lagian, kamu juga pasti akan melakukan hal yang sama dengan cara yang berbeda kalo posisiku lagi kayak kamu"

"Iya juga sih, hehe"

"Cepet abisin susunya, pulang"

"Entar, sebat yaa" jawab Si Lelaki sambil menunjukkan rokoknya yang terbakar sisa separuh.

Si Wanita memutar matanya dengan malas.

No comments:

Post a Comment