Sunday 31 December 2023

Percakapan Si Kembar 26

 "Kak" panggil seorang wanita dari dalam sebuah tenda dengan posisi masih tengkurap dan kepalanya mengarah keluar menatap punggung lelaki yang sedang duduk bersila di depan tenda.

Si Lelaki yang terpanggil menoleh ke belakang, "Hmm ?" balasnya.

"Ternyata asyik juga" ucap Si Wanita.

Kini Si Lelaki berbalik, "Apanya ?"

"Menghilang seperti ini" jawab Si Wanita sambil nyengir.

Si Lelaki tersenyum, "Iya kan ? Kamu menikmatinya?" tanya Si Lelaki.

Si Wanita mengangguk, "Sedikit" jawabnya sambil mengangkat tangan dengan menunjukkan jari jempol dan telunjuk yang didekatkan.

Si Lelaki mengernyit, "Yang mana ?"

"Apanya ?"

"Kamu nikmatin atau enggak ?"

Si Wanita memiringkan kepalanya sambil melirik keatas, "Nikmatin, tapi sedikit"

"Kenapa sedikit ?"

"Kenapa tanya ?"

"Lha emang kenapa ?"

" Soalnya kamu tahu alasannya"

"Kurang ajar" Si Lelaki mencubit kedua pipi adiknya.

Si Wanita mengaduh, kemudian bangkit duduk dan memukul paha Si Lelaki. Kakaknya hanya tertawa.

"Sakit!"

"Lebay" Si Lelaki masih terkekeh.

Si Wanita merengut, tak lama kemudian ia keluar dari tenda. Si Lelaki memberi jalan sambil melihat gerak gerik Si Wanita yang berpindah duduk disampingnya.

"Geser, aku udah diujung matras ini" ujar Si Wanita.

Si Lelaki menggeser duduknya, mereka menghadap arah yang sama. Deretan pohon tinggi dan aliran sungai terpajang jelas dalam pandangan mereka. Warna senja menyembur diantara dedaunan dan batang pohon terpantul diantara aliran air sungai yang membunyikan nada yang menenangkan suasana mulai meredup.

"Sudah berapa lama ?" Si Wanita membuka percakapan lagi.

"Apanya ?"

"Kamu menginginkan hal ini"

"Entahlah" jawab Si Lelaki sambil mengedikkan bahunya.

"Jawaban entahlah mengisyaratkan kalo itu bisa cukup lama"

"Besok kita pulang" ujar Si Lelaki.

"Hmmm, singkat yaa"

"Enggak, kita menghilang setahun"

Si Wanita tertawa, "Sialan" tanggap Si Wanita sambil mencubit lengan lelaki disampingnya.

Hening.

"Untuk malam ini kamu boleh meminumnya" lanjut Si Wanita.

Si Lelaki menoleh kearah adiknya.

"Jangan dikira aku gak tau kamu membawanya"

Si Lelaki menelan ludah, "Apa ?" tanyanya dengan perasaan sedikit khawatir.

"Itu kamu bawa tumbler belum kamu keluarin sama sekali, isinya apa ?"

Si Lelaki terdiam sejenak, "hehehe" lanjutnya dengan terkekeh kikuk.

"Haha hehe haha hehe"

"Marah gak nih ?"

"Enggak"

"Bener ???"

Si Wanita mengangguk.

"Boleh nihh ???"

"Iyaaaaa"

"Aaaaa sayang deh" ucap Si Lelaki lalu memeluk Si Wanita dan mencium kepala adiknya.

"Ih apaan sih" ronta Si Wanita sambil mendorong Si Lelaki yang tertawa melihat respon adiknya.

"Udah gelap, mending kamu ambil jaket kita aku mau buat api unggun" ucap Si Lelaki memberi saran.

"Oke" jawab Si Wanita singkat kemudian beranjak masuk ke dalam tenda.

Si Lelaki mengambil kayu yang sebelumnya sudah dikumpulkan dan dikeringkan siang tadi. Kayu ditata sedemikian rupa sekitae satu meter didepan matras yang mereka duduki tadi. Si Wanita sudah duduk kembali didepan tenda dengan jaket abu abu di badannya dan sebuah jaket yang sama dipangkuannya, milik kakaknya. Ia menunggu kakaknya berusaha menghidupkan api unggun dengan bantuan korek dan beberapa sampah kering yang mereka hasilkan saat disana. Sekitar sepuluh menit, api berkobar, Si Lelaki kembali. Adiknya menyerahkan jaketnya.

"Makasih" ucap Si Lelaki menerima jaketnya, kemudian duduk sambil memakainya.

"Nih juga" Si Wanita menaruh tumbler milik kakaknya yang sempat mereka bicarakan tadi.

"Makasih lagi, hehe"

"Haha hehe haha hehe"

Si Lelaki tersenyum kikuk lalu merogoh salah satu sudut depan tenda mereka. Dikeluarkannya sebuah gelas dari dalam. Kemudian ia segera menuangkan isi tumblernya, gelas terlihat penuh dan berbusa saat Si Lelaki menuangkan isi tumblernya. Didiamkan sejenak minumannya lalu ia memasukkan ketenggorokan dengan sekali tenggak.

"Kita tidak benar benar menghilang sebenarnya" ucap Si Wanita.

"Kok bisa ?"

"Sebenarnya masih ada sinyal disini, kita hanya merubah setingan handphone kita untuk sulit dihubungi"

"Iya sih"

"Masih sulit untuk benar benar menghilang"

"Kamu benar lagi"

Si Wanita menaruh kepalanya di pundak Si Lelaki. Disaat yang sama Si Lelaki menyulut api ke rokoknya.

"Kamu menikmatinya ?"

Si Lelaki tersenyum dengan asap yang keluar dari mulutnya, tidak segera dijawab. Ia menghisap lagi rokonya, "Yaaa, sedikit" jawabnya sambil menghembuskan asap dari mulutnya.

"Pfffftttt" Si Wanita menahan tawanya. Ia mengganti posisi kakinya yang bersila menjadi menekuk dan dipeluknya sendiri dengan kepala masih dengan kepala bersandar di bahu kakaknya.

"Kenapa ?"

"Jawabannya sama sepertimu, kamu tahu jawabannya"

"Pasti sama"

"Iyaa, karena kita terhubung"

"Tapi setidaknya ini menenangkan kita"

"Meski sedikit"

"Meski sebentar" ralat Si Wanita.

"Iyaa, meski sebentar" ucap Si Lelaki mengulang ucapan adiknya lalu menuangkan minumannya pada gelas dan menenggaknya lagi.

Hening lagi.

Si Wanita masuk kembali ketenda dan tak lama kembali ke posisi yang sama seperti sebelumnya. Ditangannya sudah ada dua makanan ringan dan satu dibuka. Si Wanita mengambil beberapa lalu mengunyahnya kemudian disodorkan kepada kakaknya.

Si Lelaki memasukkan tangan kedalam bungkusan tersebut da mengambil beberapa. Dikunyahnya pelan keripik kentang yang baru diambilnya.

"Kamu lapar ?" ujar Si Lelaki.

"Belum sih"

"Mau masak sekarang ?"

Si Wanita menggeleng dengan kepala masih bersandar di pundak kakaknya. 

"Kamu tahu ? Sepertinya kita tersesat" ucap Si Wanita

Si Lelaki diam.

"Kamu ngasih tahu tujuan kita dikereta

 Tapi aku masih gak tahu jalannya"

"Kamu masih memikirkannya ?" tanya Si Lelaki setelah mengeluarkan asap dari mulutnya.

"Gak usah sok kalo kamu gak kepikiran"

Si Lelaki tersenyum, "Iyaa iyaa"

Hening lagi.

"Kita pernah ada di fase menyerah dek"

"Kita ?"

Si Lelaki memutar bola matanya, "Iyaa, akuu"

Si Wanita kembali menahan tawa kecilnya.

"Tapi setelah waktu berlalu kita diajarkan bahwa mukjizat tidak hanya dimiliki oleh manusia para utusan Tuhan. Setiap manusia mempunyainya satu mukjizat yang juga dimiliki oleh mereka" lanjut Si Lelaki.

"Bedanya mereka bisa menggunakannya dengan baik, sedangkan kita belum" 

Ujar Si Wanita mencoba melanjutkan sambil memakan keripik kentang yang sudah mulai sedikit.

Si Lelaki menenggak lagi minumannya, "Kamu benar. Kita selama ini mencari cara untuk menggunakannya karena itu satu satunya cara untuk menemukan jalan yang tepat untuk sampai ke tujuan tersebut"

"Mukjizat yaa ?" Gumam Si Wanita.

Si Lelaki tidak merespon lagi, ia akan menuangkan kembali isi tumblernya ke gelas tapi dihalau Si Wanita.

"Cukup" ucap Si Wanita sambil menahan tangan Kakaknya. "Nanti lagi" lanjutnya.

"Ok" respon Si Lelaki dengan senyum, kemudian menutup tumbler nya.

"Masak yuk?" ajak Si Wanita setelah mengangkat kepala dan menegakan posisi duduknya.

"Udah lapar ?"

Si Wanita mengangguk.

"Itu udah abis ?" tanya Si Lelakk sambil menunjuk bingkisan ditangan Adiknya.

Si Wanita kembali mengangguk.

"Biar kubakar ke api unggun sekalian nambah kayu" Si Lelaki mengambil bungkusan di tangan Si Wanita. "Mau masak apa ?"

"Aku males masak nasi, pengen mie kornet aja"

"Pake telor ?"

Si Wanita menggeleng.

"Bahan-bahannya ada ?"

"Ada"

"Yaudah kamu siapin bahan bahannya aku siapin kompornya setelah ngurus api unggun" Ucap Si Lelaki.

Si Wanita mengangguk dan beranjak ke dalam tenda untuk melaksanakan perintah kakaknya. 

Si Lelaki menutup tumblernya kemudian berdiri dan melaksanakan tugas yang sudah dibaginya sendiri. 


No comments:

Post a Comment