Sunday, 17 December 2023

Percakapan Si Kembar 24

 Ctekkk!!!


Kobaran api padam bersamaan dengan bunyi barusan. Sebuah panci dengan air mendidih diangkat oleh Si Wanita. Ia berbalik dan kini berhadapan dengan dua buah mug berisikan kopi. Satu dengan gula, satunya tanpa gula. Ditunggunya gelembung air tadi menghilang kemudian ia menuangkan air panas kedalam mug tersebut perlahan secara bergantian. Dirasa sudah cukup, ia menaruh kembali panci diatas kompor. Sedetik kemudian suara dentingan gelas dan sendok terdengar bersamaan dengan terciptanya pusaran kecil di dalam mug. 

Selesai.

Ia memangku kepala dengan tangan kirinya diatas meja bar dapur sederhana dirumah tersebut. Memperhatikan kedua kopi yang masih mengepulkan asap tipis yang baru saja dibuat.

"Lamanya" gumamnya, kemudian mengumbar pandang kesekitar.

Beberapa waktu lalu ruangan dirumah tersebut kosong. Kini mulai terisi kembali dengan tata letak yang sedikit berbeda.

Ia berjalan meninggalakan kedua kopi tadi menuju pintu samping yang sudah terbuka setengah, ia menggesernya lagi hingga terbuka sepenuhnya. Kemudian duduk di tengah tengah pintu. Merasakan angin yang menabrak tubuhnya.

"Ayunannya belum ada" pikirnya setelah menoleh ke tempat ayunan rumag tersebut yang kini sudah kosong karena baru saja dibersihkan.

"Assalamu'alaikum" suara seorang lelaki terdengar bersamaan dengan pintu yang terbuka kemudian ditutup.

Si Wanita menoleh, kemudian dikihatnya Si Lelaki datang dengan menunjukkan sebuah tas kresek yang diangkatnya.

"Ada ?" tanya Si Wanita.

"Ada" jawab Si Lelaki sambil menuju arah dapur.

Si Lelaki menyandingkan tas kresek yang ia bawa disamping kedua mug berisi kopi.

"Yang jumbo goreng kan ?" lanjut Si Wanita.

"Iyaaa, ini yang mana punyaku ?" tanya Si Lelaki sambil mengeluarkan sebungkus rokok dan koroek dari kresek.

"Mug warna biru" jawab Si Wanita.

Si Lelaki mengangguk-angguk sambil membulatkan mulutnya.

"Jangan dilantai lah, kan udah ada sofa dideketmu itu" ucap Si Lelaki.

"Pengen di sini. Adem" Si Wanita nyengir.

"Yaudah kubawa kesana" segera Si Lelaki membawa kedua mug tadi kearah Si Wanita.

Si Wanita merangkak menuju meja kecil didekatnya. Ia mengambil satu asbak yang ada diatas meja tersebut dan kembali duduk di posisi semula sambil menyenderkan punggungnya disalah satu lis pintu dan menekuk kakinya. Si Lelaki duduk didekat adiknya dengan posisi ada sejajar tengah dengan pintu yang terbuka.

"Kamu tahu ?"

Si Wanita memperhatikan.

"Kata orang-orang tua, duduk di tengah pintu kayak gitu gak baik. Pamali" lanjut Si Lelaki lalu menyulut api ke rokoknya.

Si Wanita tersenyum, "Kenapa ?"

"Katanya nanti sulit dapat jodoh"

Mereka berdua tertawa.

"Enteng banget kamu bilang gitu, kak" ujar Si Wanita di sisa tawanya.

Si Lelaki menaikkan sebelah alisnya.

"Setelah yang kamu alami" ujar Si Wanita.

"Kalo gak gini, bukan kita" Si Lelaki kemudian nyengir dan menghisap dalam asap rokoknya.

"Hehe, iya juga"

"Ayunannya baru dateng besok" Si Lelaki mengganti arah pembicaraan.

"Oiya ?"

Si Lelaki menggeleng sambil menghembuskan asap rokoknya, "Tadi aku telpon tukangnya, dianter besok"

"Asik, mulai besok sudah bisa nongkrong disana lagi" Ucap Si Wanita gembira sambil bertepuk tangan.

"Iya, selama gak hujan" balas Si Lelaki masih memperhatikan adiknya.

"Selama gak hujan" Si Wanita menirukan kalimat Si Lelaki.

"Akhir-akhir ini sering hujan sih"

"Ya, setelah kemarau panjang"

"Sekalinya hujan langsung deres, bahkan memporak-porandakan" Si Lelaki tersenyum dengan menarik ujung bibir kanannya.

Si Wanita menoleh. Dilihatnya Si Lelaki sedang menunduk, kemudian ia mengelus pelan kepalanya. Kakaknya mengangkat kepalanya, dengan tangan adiknya masih mengelus lembut, ia bisa melihat adiknya tersenyum. Tak lama, Si Wanita menarik kembali tangannya, kemudian berpindah ke mug berisi kopi yang mulai menghangat. Tak butuh lama menyesap kopi manis tersebut. Si Lelaki mengikuti hal tersebut.

"Seharusnya bikin es aja, hawanya panas"

"Nanti flu, udah tahu kita gampang kena flu"

"Hehe"

"Kita butuh belanja"

"Hmmm, kapan yaa ? Lagi males keluar masih pengen didalem rumah ini"

"Padahal bentar, kan pasti balik kesini"

"Ya kalo males"

Si Lelaki menggeleng sambil tersenyum, "Sudah berapa hari ini kita boros, makan harus beli terus"

Si Wanita memanyunkan bibirnya, "Masih males keluar"

"Kalo besok ?"

"Gak tau, hehe"

"Yaudah besok"

"Lah, langsung diputusin"

"Kamu pasti ada yang mau dibeli kan ?" tanya Si Lelaki dengan ekspresi yang monggoda adiknya.

"Hehe, iya sih. Abang juga kan sebenernya ?"

"Iyaaa"

"Mau beli apa ?"

"Spare part, mau benerin motor tua sama sepeda yang ada di garasi. Lama gak kepake soalnya"

Si Wanita membulatkan mulutnya.

"Kamu mau beli apa ? jangan bilang baju" tanya Si Lelaki.

"Enggak" Jawab Si Wanita sambil menggeleng dengan tatapan menuju ke langit yang mulai mendung.

"Terus ?"

"Pengen punya piano" 

Si Lelaki diam sejenak, "Apa ?"

"Piano" ulang Si Wanita sambil menoleh kearah kakaknya.

Si Lelaki tertawa, "Oke sekalian aku mau beli senar gitar kalo gitu"

Si Wanita tersenyum, tak lama kemudian ia berdiri, "Mienya kumasak ya ?"

"Boleh, udah mulai laper ?"

"Dari tadi" Si Wanita beranjak ke dapur melewati kakaknya.

Sesampainya didapur ia mengeluarkan isi tas kresek yang dibawa Si Lelaki.

"Kamu juga yang goreng ?" tanya Si Wanita.

Si Lelaki menoleh dan memberi jawaban dengan anggukan. "Seperti biasa ya" Pinta Si Lelaki.

"Mie goreng kuah ?"

Si Lelaki mengacungkan kedua jempolnya.

"Pake telor ?"

"Yesss"

"Ok, bentar" Si Wanita melanjutkan kegiatannya.

Si Lelaki memandang keluar, dilihatnya langit mendung mulai meredupkan cahaya. Ia menekan putung rokok miliknya ke asbak, kemudian menyeruput kopi pahitnya.

"Bang" Si Wanita memanggil.

Si Lelaki menoleh.

"Aku tahu dari mengintip kepalamu"

Si Lelaki masih diam menunggu.

"Kenapa kamu tidak memberitahu mereka ?"

Tahu arah pertanyaan adiknya, Si Lelaki tersenyum, "Karena pertanyaannya"

"Maksudnya?"

"Karena kata tanya yang digunakan 'Siapa', kalo yang digunakan 'dimana' baru akan ku jawab" ucap Si Lelaki sambil memperhatikan adiknya membuka bungkus mie. "Yah, meskipun hanya dengan clue, hehe"

Si Wanita tersenyum sambil menggeleng pelan mendengarnya.

"Kalo gak gitu memang bukan kita, ya ?"

"Tentu saja, hehe"

No comments:

Post a Comment