Friday 13 May 2016

Percakapan Si Kembar 14

"Lihat? perempuan itu menghianatimu" ucap Si Wanita.
Si Lelaki diam.
"Kamu terlalu percaya padanya" ucap Si Wanita lagi.
Tiba-tiba, Si Lelaki bangkit dari duduknya dengan cepat. Saat mengambil langkah pertamanya, tangannya di tahan oleh Si Wanita."Aku yang ambil alih" Ujar Si Lelaki sambil menoleh ke arah adik kembarnya.
"Enggak boleh! kamu belum siap"
Si Lelaki masih menatap Si Wanita tak membalas ucapannya tadi. Sedetik ekmudian, dengan sedikit memaksa, Si Lelaki melepaskan genggaman adiknnya kemudian melanjutkan langkahnya. Si Wanita reflek bangkit dan mempercepat langkah menghampiri kaknya kemudian kembali menarik tangan kiri lelaki yang tinggal bersamanya itu.
"Masalahmu belum selesai, ditambah dengan masalah ini. Kamu gak boleh ngambil alih dulu!" ujar Si Wanita.

Hening...

"Aku tahu...." Si Wanita menghentikan ucapannya, "Bukan, Kita tahu rasanya dikhianati. Kita sering terhianati" ucap Si Wanita lagi.
Si Lelaki berbalik menghadap kearah wanita yang menggenggam tangannya.Mereka beradu pandang, kemudian Si lelaki seolah lemas dan berlutut di depan Si Wanita. "Tapi dia...."
Belum selesai kalimat Si Lelaki di ucapkan Si Wanita ikut berlutut dan memeluk Si Lelaki.
"Bukan!!!" Teriaknya. "Dia bukan adikmu. Aku adikmu!!" lanjut Si Wanita masih dengan suara keras.
"Kita sudah sering dikhianati. Tapi kenapa masih sakit dek?" tanya Si Lelaki.
Si Wanita tak menjawab. Pundaknya bergerak sesekali. Si Lelaki merasakan basah di pakaian biru yang ia kenakan. Kemudian, Si lelaki membalas pelukan Si Wanita.
"Kenapa kamu menangis, Dek?" tanya Si Lelaki sambil mengelus punggung Si Wanita mencoba menenangkannya.
"Sakit, Bang" jawab Si Wanita ditengah sesenggukannya.
"Aku yang dikhianati, aku yang disakiti, harusnya aku yang menangis" ucap Si lelaki.
"Rasa sakitmu itu...... aku juga merasakannya" jawab Si Wanita.
"Kamu memang adikku" balas Si Lelaki.

Hening...

"Maaf" ucap Si Lelaki, lirih.

No comments:

Post a Comment