Thursday 1 October 2015

Percakapan Si Kembar 5

"Bulannya sakit"
Ucapan itu mengejutkan seorang wanita yang sedang duduk di sebuah ayunan di taman kecil samping sebuah rumah.
"Jangan suka ngagetin" ujar si wanita.
"Untung udah ga latah" si lelaki kini duduk di sampingnya.
"Iya, dulu kita latah"
"Sekarang enggak"
"Iya, enggak sesering dulu"
"hehe" si lelaki memberikan sebuah sleeping bag pada wanita di sampingnya.
"Makasih" ujar si wanita lalu memakainya utnuk menututpi badannya mulai dari punggungnya.
"Kasihan bulannya, lagi sakit"
"Iya, warnanya ga putih kayak biasanya, lebih ke orange"
"Hahaha"
"Kenapa ketawa ?"
"Kalo saja orang itu gak bilang kalo keadaan bulan seperti itu lagi sakit, kita gak mungkin bahas kek gitu sekarang"
"Hehe, bener"
"Tuh kan ketawa juga"
"Biarin"

Hening......

"Kenapa gak di bangunin tadi ? Isya' sama shubuh kelewat lagi jadinya" ujar si lelaki memeulai percakapan lagi.
"Ga tega"
"Kok bisa?"
"Tidurmu, keliatan pules. jarang kamu gitu"
"Sok tau"
"Bukan sok tau, memang tau. Kamu lupa ?"
"Apa ?"
"Kalo kita terikat?"
"Oh iya" si lelaki menepuk jidatnya pelan.
"Perlu tak bantu ?"
"Enggak, bukan urusanmu juga ini. kita sudah membagi bagian yang harus di urus kan?"
"He'em" si wanita menyandarkan kepalanya di pundak lelaki di sebeahnya.
"Ngantuk ?"
"Lumayan, tapi masih kuat"
"Di dalem sana. Buat tidur"
"Kamu ?"
"Mau tidur sini"
"Aku juga"
"Jangan"
"Kenapa ?"
"Dingin, di dalem anget"
"Anget tapi kalo belum bisa tidur"
"Di paksa"
"Caranya?"
"Menghitung domba"
"Ga mau, gasuka domba. Disini aja"
"Nanti malah tambah sulit tidur gara-gara dingin"
"Ku paksa buat tidur"
"Caranya?"
"Menghitung bintang"
Si lelaki tersiam, ia menyadari bahwa wanita di sebelahnya membalas dengan ucapannya sendiri. "Ga ada bintang" uajr si lelaki setelah mendongak ke atas.
"Oh, iya. baru sadar"

Hening....

"Kasian bulannya" ujar si wanita yang memulai percakapan lagi,
"Kenapa ?"
"Udah sakit, sendirian lagi"
"Hahahaha, yang nemenin lagi gak ada ya ?"
"He'em, seharusnya minta temenin bintang"
"Mungkin dia sungkan"
"Ha ?" si wanita menoleh heran ke arah lelaki di sebelahnya.
"Iya, dia mungkin gak mau ngerepoti terlebih bersikap egois memaksakan keinginannya"
"Tapi kalo malem dateng seharusnya bintang muncul kan"
"Bulan mungkin gak mau pake alesan seperti itu buat nemenin dia di malam ini. Mungkin dia inign bintang muncul dengan sendirinya, meski sulit"
"Ha~h" si wanita menghela nafas.
"Kenapa ?" kini si lelaki yang ,manatap wanita yang sedang menyandarkan kepala di bahunya,
"Itu sebenarnya pikiranmu kan ?"
"Diam"
"Oke"
"Makasih"
"Sama-sama. hmmm"
"Ada apa lagi ?"
"Aku mau nemenin bulan aja malem ini. alesanku tidur sini itu"
"Ha ?"
"Sama kayak alesanmu kan"
"Dasar. geser dikit" si lelaki sedikit mendorong wanita di sampingnya ke samping.
"Apa ?" belum di jawab si lelaki tidur di atas pangkuan si wanita. "Lho ?"
"Diem, diriku lagi pingin manja ke kamu"
"Haha, dasar. kamu ini, mas" si wnaita mengelus lembut rambut di kepalas i lelaki yang sedang meletakkan kepala di atas pangkannya.
"Makasih"
"Kalo udah mau tidur, jaketnya di pake buat selimut ya ?'
"Iya, dek. Masang SB nya juga ayng bener ya kamu"
"Sudah, akhiri obrolan ini"
"Entar bangunin"
"Amin" Si wanita mengangguk sambil tersenyum manis, angin seskali berhembus. tidak sedingin beberapa bulan lalu. Mungkin, musim panas sudah akan berakhir.

2 comments:

  1. seru juga nih percakapan si kembar ini, makasih buat bacaannya

    ReplyDelete
  2. terima kasih kunjungannya :)

    ReplyDelete