Friday, 25 September 2015

Percakapan Si Kembar 4

Di suatu pagi....

"Bangun! bangun!" ucap seorang wanita yang tengah duduk menggoyang lembut pundak lelaki yang tidur di sampingnya.
"Hm... ini udah bangun" jawab si lelaki namun masih dengan posisi yang sama tidak berubah sama sekali.
"Ih, shubuhnya kelewat" mendengar hal itu si lelaki langsung membuka matanya dan berganti ke posisi tidur.
"Beneran ?" ujar si lelaki sambil melihat keluar jendela yang telah seidikit memancarkan sinar mentari. "Ternyata bener" gumam si lelaki lesu.
"Yaudah, untuk kesekian kalinya kita gak shubuhan"
"Iya" si lelaki masih terlihat murung, wanita di sapingnya masih melihat wajah murung lelaki yang di bangunkannya.
"Sialan, udah sana cepet mandi!!" ucap si wanita sambil mengeser posisi si lelaki dengan menggunakan kakinya hingga terjatuh dari kasur.
"Ya ampun, pelan dek"
"Biarin"
Sesaat kemudian, si lelaki langsung bangkit dan mengambil handuk yang miliknya kemudian pergi ke kamar mandi. Si wanita masih terdiam sejenak mencoba memikirkan sesuatu, kemudian setelah beberapa lama ia bangkit dan pergi meninggalkan ruang tidur tersebut. Setelah beberapa lama, si lelaki selesai dengan mandinya dan mengenakan pakaian yang baru. Ia keluar kamar sambil sesekali masih mengusap rambutnya dengan handuk. ia mendapati si wanita duduk di kursi panjang yang ada di rumah mereka.
"Udah ?" si lelaki mengangguk, "Gantian" si wanita lalu pergi meninggalkan si lelaki.
Si lelaki hanya diam dan memperhatikan si wanita yang pergi kedalam kamar, kemudian ia menuju tempat jemuran untuk menjemur handuknya. Sejenak ia merasakan sinar mentari yang menyinarinya namun ia segera masuk, merasa tak tertarik dengannya.
"Hm?" gumam Si lelaki saat melihat segelas xuxu coklat yang mengepulkan asap sedikit di atas meja di depan kursi panjang yang tadi di duduki si wanita. "Dasar" gumam si lelaki, kemudian ia melangkah menuju dapur kecil di rumahnya.

*****

"Kamu ngapain ?"
"Ngetik"
"Oh.." si wanita kemudian berlalu untuk menjemur handuk yang di pakainya. setelah selesai ia menuju ke lelaki yang tengah duduk di sebuah kursi panjang, kemudian ia duduk di sebelahnya. Ia sedikit kaget dengan segelas susu coklat baru yang ada di meja.
"Punyamu yang kiri" ujar si lelaki sambil masih mengetik.
"Makasih" ujar si wanita lalu meraih segelas susu coklat tersebut lalu meniupnya beberapa kali.
"Seharusnya kamu buatin kopi"
"Enggak mau"
"Kenapa ?"
"Bukan kopi yang kamu butuhin, tapi susu coklat" si wanita lalu menyeruput sedikit susu coklat yang masih terasa panas miliknya.

Hening....

"Akhir-akhir ini, kita sering minum susu coklat ya?" ujar si wanita memulai percakapan lagi..
"Iya, selain kopinya abis beberapa waktu lalu, ya.... karena hal lain"
"Kamu mau sarapan, mas ?" Si lelaki menggeleng. "Hm, syukurlah"
"Ha ?" 
"Aku lagi males  masak"
"Ya, kali kamu gak mau sarapan ?"
"Sarapan ini aja" si wanita mengangkat sedikit gelas yang di pegangnya dari tadi.
"Sial" si lelai kembali mengetik.
"Hahahaha"

Hening (lagi).....

"Semalem kenapa ?"
"Gapapa"
"Kamu bisa bohongin orang lain, kalo aku gak mungkin bisa"
Si lelaki menghentikan aktifitas mengetiknya, di raihnya segelas susu coklat yang hampir sudah hampir dingin, ia langdung meminum setengahnya. "Kalo gitu, seharusnya kamu tahu" ujar si lelaki sambil menaruh kembali gelas susu coklat yang baru diminumnya.
Si wanita menggeleng, "Aku belum tahu"
Si lelaki tersenyum, sesaat kemudian si wanita memperlihatkan raut muka kaget dan setelah beberapa detik ia menaruh gelasnya dan mengambil laptop yang di pangku lelaki di sampingnya di meja. Si lelaki hanya diam sambil menunjukkan raut muka bingung. Si wanita menatap serius lelaki yang duduk di sampingnya.
"Kamu tahu, bang ?" si lelaki memiringkan kepalanya sedikit menunggu lanjutan ucapan si wanita, "Ada yang kamu butuhin selain susu coklat"
"Apa ?"
"Mengangis" 
Si lelaki kali ini menunjukkan raut muka kgaet.
"Air mata yang keluar bisa melegakan hal seperti itu"
Si lelaki masih diam.
"Kamu sering bilang, kalo mau nangis ya nangis aja" si wanita masih melihat lekat ke arah si lelaki, kemudian ia menarik kepala lelaki di depannya dan membenamkan di pundak kanannya. "Menangislah, untuk sementara ini biar aku yang mengambil alih semuanya" ujar si wanita sambil sesekali mengusaplembut rambut kepala belakang si lelaki
"Iya" jawab si lelaki dengan nada yang sudah bergetar dan sedikit sesenggukan.

No comments:

Post a Comment