Monday, 12 May 2014

Sebuah Review Novel 'Sang Patriot'




“Selamat bertmasya ke Jember di masa lalu”

                Sepenggal kalimat diatas di berikan oleh penulis novel ‘Sang Patriot’, Irma Devita, di lembar awal dan kemudian di tanda tangani oleh beliau. Yah, Alhamdulillah saya bisa mendapatkan novel beserta tanda tangan penulis sekaligus saat bedah buku tersebut di selenggarakan di Yogyakarta. Novel yang bisa di bilang menarik karena terdapat unsur sejarah yang di hadirkan asli setelah melalui riset yang memakan waktu selama satu setengah tahun.
                Irma Devita menyuguhkan tokoh kepahlawanan dari asli Jember, Letkol Mochammad Sroedji, sebagai tokoh utama, dan juga beserta keluarganya. Beliau juga menghadirkan pahlawan asli dari kota yang sama, Dr. RM Soebandi. Dalam novel tersebut terdapat berbagai macam peristiwa yang di ceritakan penulis. Mulai dari perjalanan hidup tokoh utama dan keluarganya, percintaan, hingga pertempuran/peperangan saat para tentara Indonesia memperjuangkan bumi pertiwi ini dari tangan penjajah.
                Di bagian prolog, penulis menghadirkan klimaks dari novel tersebut secara singkat tapi menegangkan dan sedikit di taburi bumbu mengerikan. Memang, sepertinya (bagi saya pribadi) hal tersebut efektif untuk membuat pembaca mempunyai pertanyaan awal “bagaimana hal itu bisa terjadi ?” dan akhirnya menimbulkan sebuah rasa penasaran untuk segera mengetahui cerita selanjutnya hingga sampai akhir.
                Novel ini secara garis besar menceritakan kisah hidup ‘Sang Patriot’ dalam novel ini, Letkol Mochammad Sroedji. Mulai dari kehidupannya dari kecil, remaja, hingga bagaimana dia berjuang untuk menjadi seorang tentara hingga memperjuangkan tanah air dan akhirnya gugur menjadi seorang Patriot asal kota kecil di sudut timur pulau Jawa, jember.
                Tidak hanya itu, dalam novel yang menggunakan judul ‘Sang Patriot’  secara tidak langsung beberapa orang pasti akan beranggapan “ini pasti tentang pahlawan” (pasti lah!!!), “lalu ini pasti penuh cerita tentang perang” (oh, jelas !!!), “pasti ada cerita pembunuhan yang sangat tragis” (jenenge wae perang lek !!) dan hal yang tidak saya perkirakan disini adalah di dalamnya di isi dengan cerita ber-aura pink, alias ‘lophe-lophe’ (hehe). Yap, meski tidak banyak, Irma Devita menyuguhkan nuansa percintaan orde lama yang di alami sang tokoh utama, Letkol Mochammad Sroedji dan Rukmini istrinya.
                Lalu, meskipun penulis menokoh utamakan Letkol Mochammad Sroedji, tidak serta merta sang pahlawan Jember tersebut mengambil alih setiap bagian cerita untuk menjadi sorot utamanya. Ada beberapa cerita yang memaksa Rukmini beserta anak-anaknya menjadi tokoh utama yang harus berjuang dengan caranya sendiri. Ada juga Dr. RM Soebandi yang saat di kenalkan penokohannya di ceritakan sangat keren (bagi saya). Selain itu, jalan ceritanya juga tidak selamanya tragis dan menyeramkan dengan atar belakan perang. Penulis menghadirkan berbagai suasana, mulai dari haru, senang, hingga cerita yang bisa membuat (saya) naik pitam dan juga tak luput dari romantis sekalipun di hadirkan dalam berbagai cerita yang berbeda.
                Namun sayangnya, di berbagai cerita yang menghadirkan pertempuran/peperangan melawan penjajah, penulis tidak menceritakannya secara mendetail. Hal itu memang wajar, dalam bedah buku juga di sebutkan alasannya karena (jika tidak salah) hal tersebut di takutkan dapat mempengaruhi mental pembaca di karenakan terlalu kejamnya gambaran perang sesungguhnya yang di ceritakan secara mendetail. Tapi memang bagi saya terbesit sedikit kecewa karena saya penyuka hal-hal action (siahhh!!), hehe.
                Di beberapa bab akhir mulai di ceritakan kronologi akan klimaks dari cerita yang sebelumnya bersambung dengan prolog yang di sampaikan oleh penulis, tentang bagaimana ‘Sang Patriot’ Jember gugur serta menjadi korban kekejian para penjajah meski nyawa Letkol Mochammad Sroedji sudah berada di sisi Yang Maha Kuasa.
                Novel ini sangat ‘recommended’ sekali. Ini dapat menjadikan jiwa nasionalisme kita meningkat, dan dapat memperluas pengetahuan tentang sejarah Republik Indonesia juga, serta mengenalkan para pahlawan asli bumi pertiwi kepada seluruh masyarakat negeri ini.

Novel 'Sang Patriot' dan Karya saya berjudul 'Tiga Hari Dalam Bara'


7 comments:

  1. Sekarang pastinya sudah bisa bercerita ttg sosok yang ada di depan kantor Bupati Jember :)
    Semoga semangat Sang Patriot bisa kita teladani bersama. Aamiin.. Terima kasih atas partisipasi dan reviewnya ya Adam...

    ReplyDelete
  2. Terima kasih atas partisipasinya :)

    ReplyDelete
  3. Asyik Mas review sampean. Sungguh...

    ReplyDelete
  4. keren review nya .. semoga sukses terus yaa

    ReplyDelete