Saturday 13 July 2013

Satu Lagi Tentang Saya (II)


Jember, 14 July 2013

Wow, sekarang sudah bulan puasa. Hm, sudah hari ke-5 puasa berjalan dan Alhamdulillah puasa saya insyallah lancar. Sayangnya saya masih sedkit sibuk dengan kegiatan pra-ospek kampus saya yang akan di laksanakan pada Agustus besok. Yah, sepertinya tak apa, hitung-hitung menghabiskan waktu. Biasanya, di bulan ramadhan banyak tulisan sahabt-sahabat bloger yang bertemakan islami. Dan jika saya lihat di arsip blog saya ini, sepertinya tidak ada catatan yang bertemakan islami terlebih lagi di saat ramadhan tahun lalu. Yah, saat ini juga saya tidak akan membuat catatan dengan tema islami. Saya tidak se-agamis itu orangnya. Dan mungkin saya akan membongkar sedikit tentang saya sendiri.

Ini mungkin akan sedikit rumit dan sulit …

Dulu, saya memilih memperbanyak teman. Sejak kecil saya sering berkenalan dengan banyak orang. Sering bermain bersama. Semakin beranjak dewasa saya mulai kehilangan sisi jiwa saya itu. Entah mulai kapan saya mulai membatasi diri unutk menjalin pertemanan dengan sembarang orang. Saya mulai memilih. Bahkan, terhadap orang hendak berkenalan saya menaruh was-was, padahal dulu tidak. Dan seiring waktu berlalu lagi, saya mencoba mengembalikan diri saya yang dulu. Hasilnya buruk, saya tak bisa sebebas dulu untuk bercengkrama dengan orang baru. Saya seolah sok kenal. Tidak. Saya memang sok kenal terhadap seseorang yang baru. Dan entah kenapa, insting saya berkata bahwa ‘itu bukan saya’. Akhirnya saya tak lagi mencobanya. Dan membatasi setiap pertemanan, kecuali terhadap beberapa orang yang sudah saya mengerti.

Dulu, saya mudah percaya terhadap sesuatu, seseorang. Hampir tak pernah ada keraguan terhadap sesuatu dan seseorang. Saya sering memberi kepercayaan terhadap sesuatu dan seseorang. Dan saya juga begitu. Saya ingin dipercaya. Hingga di suatu waktu, saya putus asa terhadap keinginan saya untuk di percaya. Saya mulai melupakan tentang mempercayai orang. Saya mulai meragukan banyak hal. Dan hanya segeilintir saja yang bisa saya percayai, itu pun tak sepenuhnya saya percayai. Bahkan, saya menarik kepercayaan saya kepada keluarga ini. Saya hanya mempercayai sepenuhnya diri saya sendiri.

Dulu, saya sering mengumbar catatan-catatan saya ke banyak orang. Mengharapkan orang-oran membacanya dan bersedia berkenalan dengan saya ataupun meninggalkan jejak mereka. Begitupun dengan saya, saya melakukan hal yang sama ke orang lain, meninggalkan jejak di tulisan mereka. Tapi masih satu hal yang berbisik bahwa ‘itu bukanlah saya’, hingga lambat laun saya menghentikan men-share catatan-catatan saya. Dan saya hanya menjadi pembaca biasa, dan tidak meninggalkan jejak saya di tulisan mereka. Saya minta maaf atas ke egoisan saya yang mungkin tidak di mengerti mereka dan para pembaca.

Itulah, setitik rahasia yang saya sembunyikan. Entahlah, kenapa saya ingin membuat catatan tentang diri saya yang saya rahasiakan. Atau mungkin sudah ada yang tahu terlebih dulu tentang hal-hal di atas. Rahasaia tidak seharusnya terungkap atau di ungkap, setidaknya itulah kata-kata yang pernah saya dengar dari orang lain. Tapi saya sudah tidak mudah percaya kepada orang lain (lagi).


No comments:

Post a Comment