Jember, 14 July 2013
Wow, sekarang sudah bulan puasa.
Hm, sudah hari ke-5 puasa berjalan dan Alhamdulillah puasa saya insyallah
lancar. Sayangnya saya masih sedkit sibuk dengan kegiatan pra-ospek kampus saya
yang akan di laksanakan pada Agustus besok. Yah, sepertinya tak apa,
hitung-hitung menghabiskan waktu. Biasanya, di bulan ramadhan banyak tulisan
sahabt-sahabat bloger yang bertemakan islami. Dan jika saya lihat di arsip blog
saya ini, sepertinya tidak ada catatan yang bertemakan islami terlebih lagi di
saat ramadhan tahun lalu. Yah, saat ini juga saya tidak akan membuat catatan
dengan tema islami. Saya tidak se-agamis itu orangnya. Dan mungkin saya akan
membongkar sedikit tentang saya sendiri.
Ini mungkin akan sedikit rumit dan sulit …
Dulu, saya memilih memperbanyak
teman. Sejak kecil saya sering berkenalan dengan banyak orang. Sering bermain
bersama. Semakin beranjak dewasa saya mulai kehilangan sisi jiwa saya itu.
Entah mulai kapan saya mulai membatasi diri unutk menjalin pertemanan dengan
sembarang orang. Saya mulai memilih. Bahkan, terhadap orang hendak berkenalan
saya menaruh was-was, padahal dulu
tidak. Dan seiring waktu berlalu lagi, saya mencoba mengembalikan diri saya
yang dulu. Hasilnya buruk, saya tak bisa sebebas dulu untuk bercengkrama dengan
orang baru. Saya seolah sok kenal. Tidak. Saya memang sok kenal terhadap
seseorang yang baru. Dan entah kenapa, insting saya berkata bahwa ‘itu bukan saya’. Akhirnya saya tak lagi
mencobanya. Dan membatasi setiap pertemanan, kecuali terhadap beberapa orang
yang sudah saya mengerti.
Dulu, saya mudah percaya terhadap
sesuatu, seseorang. Hampir tak pernah ada keraguan terhadap sesuatu dan
seseorang. Saya sering memberi kepercayaan terhadap sesuatu dan seseorang. Dan
saya juga begitu. Saya ingin dipercaya. Hingga di suatu waktu, saya putus asa
terhadap keinginan saya untuk di percaya. Saya mulai melupakan tentang
mempercayai orang. Saya mulai meragukan banyak hal. Dan hanya segeilintir saja
yang bisa saya percayai, itu pun tak sepenuhnya saya percayai. Bahkan, saya
menarik kepercayaan saya kepada keluarga ini. Saya hanya mempercayai sepenuhnya
diri saya sendiri.
Dulu, saya sering mengumbar
catatan-catatan saya ke banyak orang. Mengharapkan orang-oran membacanya dan
bersedia berkenalan dengan saya ataupun meninggalkan jejak mereka. Begitupun
dengan saya, saya melakukan hal yang sama ke orang lain, meninggalkan jejak di
tulisan mereka. Tapi masih satu hal yang berbisik bahwa ‘itu bukanlah saya’, hingga lambat laun saya menghentikan men-share catatan-catatan saya. Dan saya
hanya menjadi pembaca biasa, dan tidak meninggalkan jejak saya di tulisan
mereka. Saya minta maaf atas ke egoisan saya yang mungkin tidak di mengerti
mereka dan para pembaca.
Itulah, setitik rahasia yang saya
sembunyikan. Entahlah, kenapa saya ingin membuat catatan tentang diri saya yang
saya rahasiakan. Atau mungkin sudah ada yang tahu terlebih dulu tentang hal-hal
di atas. Rahasaia tidak seharusnya
terungkap atau di ungkap, setidaknya itulah kata-kata yang pernah saya
dengar dari orang lain. Tapi saya sudah tidak mudah percaya kepada orang lain (lagi).
No comments:
Post a Comment