Jember, 31
Agustus 2012
Sedari selasa kemarin,
telinga dan pikiran saya serasa di penuhi dengan cerita dari dulur-dulur saya
yang melakukan pendakian ke Semeru yang tak dapat saya ikuti. Orang pertama
yang cerita kesaya adalah Wanda. Meskipun dia tidak tergabung dalam organisasi
OPA di sekolah, tetapi ia sering mengikuti kegiatan kami dan terkadang lebih membantu dalam
sebuah acara. Dalam pendakian kemarin ia ikut ambil bagian, saya tidak dan
sudah di jelaskan dalam postingan saya sebelum yang ini.
Dan tadi waktu latihan
rutin selesai, seperti biasa kami selalu berbincang-bincang ria di tengahi
guyonan bersama alumni dan anggota. Kebetulan juga ada Wanda, alumninya Mas.BJ
dan Mbak.Qiqi serta alumni muda yang berasal dari angkatan sediklatan dengan
saya Talang dan Beruk. Di antara kami yang berkumpul di sana hanya Wanda,
Mas.BJ, Talang dan salah seorang anggota baru dari kelas satu bernama Kharis. Saat
itu lebih bisa di bilang bercerita tentang perjalanan kemarin dari pihak
terkait. Namun Kharis lebih banyak diam. Dan ketika salah seorang nyelatuk
tentang saya yang akan pensiun dalam urusan mendaki, Mas.BJ meyakin dan mengenyek dengan gayanya sendiri. Saya menjawab
dengan ucapan tante saya dengan sedikit revisi, “Aku dikongkon pension karo ibuk mbek tante ku mas. Saya di suruh pension
sama tante dan ibuk saya mas”. Kemudian mereka kemali bercerita. Kuping terpasang
tapi tak ada yang masuk ke otak cerita mereka.
Pikiran saya melayang,
mencoba kembali mengingat masa-masa di mana Tante dan Ibuk saya menyuruh saya pensiun.
Saya kembali mengingat kata-katanya. Dan mencoba mengoreksi kembali. Saya dapat
menangkap satu hal. Itu adalah sebuah kalimat perintah. Dan saya pernah
mendengar sebuah kalimat berbunyi “Laksanakanlah perintah yang di berikan selama
itu baik untukmu, dan buang perintah yang merugikanmu”. Dan dari perenungan
tadi, saya menarik kesimpulan bahwa perintah tadi merugikan saya, hahahahaha. Jadi
kemungkinan saya tidak akan menghiraukan perintah itu.
Yah, semoga saja di
beri kesempatan untuk mendaki lagi, dan masalah perizinan saya mempunyai cara
tersendiri untuk mendaptkannya, ha ha ha ha #DevilSmile. Untuk postingan
sebelum ini yang berjudul Ketika Terpaksa Pensiun Mendaki seharusnya it
berjudul Ketika Disuruh Pensiun Mendaki, tapi biarlah sudah menjadi hak
ciptanya begitu.
Tuhan,
jalan dalam permasalahan ini Kau telah terangkan meski hanya berupa secercah
cahaya, Terima Kasih. Dan aku masih berdoa semoga Kau memberikan cahaya-Mu
untuk menyinari semua.
jd akan tetep mendaki ya :)
ReplyDeleteSelamat ya Mas Adam gak jadi pensiun dini sebagai seorang pendaki hehehe
ReplyDeleteOk kang ..
DeleteMatur Tengkyu :)
Pensiun mendaki gunung ora masalah sam, tapi jangan sampai pensiun dari pencinta alam. Karena pencinta alam itu kontraknya seumur hidup.
ReplyDeleteingat pencinta alam itu bukan pendaki gunung loh
Sip sam ..
DeleteMendaki cuma hobyy sam ..
selama saya hidup saya akan berusaha menjaga sebuah kelestarian lngkungan yang apik .. :)
jadolah pencinta alam sejati mas adam, ojok setengah2
ReplyDeleteAmin sam, Amin :)
Delete