Jember, 14
Agustus 2012
Tadi pagi sekitar pukul
11.50 WIB saya terbangun dari gelapnya dunia tidur yang sebelumnya menyelimuti.
Dengan mata terbuka dan memandang langit-langit, saya masih sedikit mamonk
dalam keadaan itu. Saya berdiri dan langsung cuci muka di kamar mandi,
hasrat untuk mandi masih belum tumbuh. segera saya mengambil seperangkat netbook dan modem untuk kembali
menjelajah dunia maya.
Keadaan connect, siap
untuk membuka browser dan kemudian menuliskan alamat-alamat situs biasanya. Ah,
asyiknya berinternet ria. Keadaan rumah yang sepi terpecah ketika ayah saya dan
beberapa orang membuka pintu samping dengan membawa beberapa karpet, saya tak
menghiraukan. Kemudian bercakap-cakap dengan mengatakan terob, sound, microphone dan lampu tambahan. Saya mulai mengingat
sesuatu tentang hari ini. Ayah saya mengadakan buka bersama khusus orang-orang
dalam partai politiknya.
Berbagai kegiatan sudah
di lakukan ayah saya dan orang-orang tadi, saya masih berinternet ria. Dan kemudian
saya di paksa untuk mengungsi dari ruang tamu, dan sayapun pergi kekamar dan
melanjutkan aktifitas. Cukup beberapa lama kemudian ayah saya dan lainnya
keluar. Sayapun pergi ke ruang keluarga. Cukup kaget dengan tergelarnya karpet
di ruang keluarga, tamu, teras, dan halaman juga sudah teduh dengan sebuah terob berdiri di sana.
Biarlah, sayapun tetap
melanjutkan aktifitas saya sebelumnya, berinternet ria. Kemudian, hasrat untuk
mandipun hadir, melihat Jam di netbook meng-urungkan kehadiran mandi saya
karena sudah jam 14.30 WIB, hahaha. Tanggung pikir saya, sekalian sore. Akhirnya,
pukul 16.25 WIB saya beranjak untuk mandi Karen asudah ada tamu yang datang.
Byar,
byur, byor, byer ….
Mandi dan berpakaian
rapi selesai, dari kamar saya keluar dan beralaman dengan beberapa tamu yang datang.
Dan saya sempat memutar otak mengingat sebuah wajah yang sebelumnya saya tau.
Ooooo, ternyata orang pertama yang saya salami adalah bapak Saptono Yusuf,
salah satu anggota DPRD ddi Jember (kalo tidak salah). Selesai bersalaman
dengan tamu yang datang. Saya kembali ke kamar untuk kembali berinternet ria,
membaca komik online, dan meninggalkan segala aktifitas yang ada di luar kamar.
Kemudian bedug maghrib
berkumandang, saya keluar menuju kamar mandi untuk wudhu dan kemudian shalat. Ah,
selesai saatnya menyantap hidangan berbuka. Telah tersedia es buah yang nikmat
dan kemudian dilanjutkan dengan nasi lengkap bersama lauk pauknya. Selesai Alhamdulillah.
Semua tamu telah pulang
dan saya keluar memeriksa keadaan luar yang juga di jadikan tempat dalam acara
tersebut. Ah, banyak sekali bungkus nasi kotak yang tercecer di atas
karpet-karpet yang ada. Terlebih lagi yang membuat saya tercengang adalah botol
plastic bekas air putih dan es buah yang di hidangkan lebih banyak. Melihat
gelas plastic tersebut pikiran saya melayang dengan acara lanjutan Pesan Dalam Botol yaitu Tutup Botol. Akhirnya saya mengumpulkan
barang-barang itu dengan tujuan membantu acara tersebut , namun kemudian saya
teringat terhadap seorang nenek paruh baya yang biasanya berjualan gorengan di
depan rumah biasa di panggil Mbah Rahma.
Beliau terbiasa memungut sampah-sampah yang bisa di jual demi beberapa suap
nasi. Masih teteap mengumpulkan, saya berpikir jika beliau tidak datang biarkan
gelas plastic ini menyukseskan acara Tutup
Botol, dan jika beliau datang biarkan gelas plastic ini menyambung hidupnya.
Selesai, dan dapat cukup banyak.
Kemudian saya membantu
ayah saya memberskan karpet-karpet. Dalam aktifitas ini saya melihat sesosok
nenek tengah berjalan di halaman rumah dengan mengunyah sirih di mulutnya. Hm, belaiu
datang untuk memungut sampa-sampah. Segera saya menuju dapur melihat masih
adakah nasi kotak yang belum terbagai, ter nyata ada. Saya mengambilnya dan
memberikannya padanya, dan kembali mengambil sampah plastic yang saya kumpulkan
tadi untuk di berikan padanya. Beliau tersenyum, senangnya melihat senyuman
tulus itu. Saya kembali kedalam dan beliau meneruskan kegiatannya memlah sampah
yang bisa di jual.
Ah, bahkan senyuman
tulus manusia dapat di hadirkan berkat sampah yang menurut banyak orang tak
berarti. Sampah bukanlah hal yang perlu di jijikkan, sesungguhnya terdapat
sebuah kebahagiaan insan di dalamnya. Hanya bagaimana cara kita memandang
sampah tersebut.
Salam
Lestari
kita memang suka memandang sesuatu dari satu sisi saja
ReplyDeletepadahal bila kita mau melihat dari sisi yang berbeda, kita bisa temukan banyak hal yang mengagumkan
Betul, betul, betul :)
DeleteMatur tengkyu :)
btw kenalan dulu deh sebelum berkomentar lebih jauh :) maaf ga nyambung ke postingan hehe
ReplyDeletegak apa-apa mas ..
Deleteterkadang gak nyambung itu di perlukan , haha
salam kenal juga sam :)
selamat berblogging ria ya, salam kenal yo
ReplyDeleteboll - MPA pring kuning farmasi unej
ok, sama-sama sam :D
DeleteAdam [Bletank/PASSIGA]
iya, benar sekali
ReplyDeletebagaimana cara kita memandang
sungguh itu penting sekali
Berfikir positif juga perlu juga katanya, pak :)
Delete