Saturday, 11 August 2012

Dua Merpati Pemberian Kakek


Jember, 12 Agustus 2012

Dulu, ketika saya masih belajar di Taman Kanak-kanak, saya sangat ingin sekali memelihara binatang yang termasuk binatang rumahan sejenis kucing atau burung. Namun setiap meminta ijin selalu tidak di restui oleh ibu saya. Dengan berbagai alasan yang sudah saya lupa sekarang beliau menolak keinginan saya. Yah, apa daya seorang anak kecil jika keinginannya tidak dituruti. Menangislah saya.


Suatu ketika Almarhum Kakek saya dari Kediri mengunjungi saya dan ibu saya di Jember. Beliau datang bersama istri yang juga nenek saya. Ah, betapa senangnya mereka datang. Pada saat itu masa liburan, jadi saya bisa bermain bersama mereka berdua seharian kalau tidak ya melihat televise dirumah atau terkadang sekedar jalan-jalan kepasar. Di hari terakhir kunjungan mereka, kakek saya bilang kalau ingin memberi saya hadiah. Layaknya anak kecil yang dapat kejutan (padahal masih kecil waktu itu) saya melompat-lompat kegirangan. Lari sana, lari sini.  Hingga akhirnya beliau mengajak saya pergi ke toko ibu saya. Sesampainya di sana beliau berbicara sebentar dengan ibu dan kemudian mengajak saya kembali meninggalkan toko ibu saya bersama nenek yang memilih untuk tetap disana. Kami berdua menyusuri pasar yang ramai.  Hingga kakek saya berhenti di sebuah keramaian bapak-bapak penjual beberapa hewan ternak. Saya bingung tujuan kakek di sana, beliau bercakap dengan seorang penjual yang di sebelahnya terparkir sepeda motor yang di jok belakangnya terdapat kurungan burung merpati. Saya tak dapat mendengar pembicaraan mereka karena keadaan di sana ramai sekali, banyak orang yang tawar menawar harga hewan yang di belinya, terkadang terdengar suara ayam berkokok (padahal sudah siang) atau suara kambing.

Kulihat kemudian kakek memberi si penjual ini beberapa lembar uang. Kemudian kakek di beri sebuah kurungan sederhana yang berisi dua merpati. Satu berwarna abu-abu dengan terdapat goresan gelap dan hijau mengkilap, satu lagi berwarna putih dengan terdapat warna di leher abu-abu. Dia lalu memberikannya kepadaku. Wah, saya dapat hewan peliharaan. Saya sangat senang pada saat itu, apa yang saya inginkan menjadi kenyataan. Kemudian, kami pulang untuk menaruh merpati tersebut di rumah. Sesampainya di rumah, kakek menggantungkannya di depan pintu belakang rumah. Kemudian mengambil barang-barang bawaannya bersama nenek untuk berangkat pulang ke Kediri. Setelah selesai kami kembali ke Toko dengan menaiki becak. Sesampainya di toko, kakek dan nenek berpamitan pada ibu. Ibupun mengantar bapak dan ibunya ke tempat pemberhentian bus di dekat sana bersama saya. Tak lama sesampainya bus datang untuk mengantarkan kakek dan nenek saya tersebut kembali ke Kediri.

Kami kembali ke toko, namun aku langsung saja meinta uang untuk membeli pakan merpati yang kata ibuku adalah beras jagung. Dibelikanlah saya seplastik beras jagung saya menerimanya dan langsung lari menuju rumah. Sesampainya, saya langsung mengambil kursi dan meraih sangkar merpati tersebut dan member makan mereka dengan beras jagung. Sambil tengkurap  saya melihat mereka mematuk satu persatu beras jagung yang saya taburkan hingga akhirnya saya ketiduran.

Saya di bangunkan oleh pengasuh saya Mbok Mat. Hari sudah hamper senja. Kemudian di bertanya tentang merpati tersebut, saya menjawab sesuai pertanyaan. Kemudian, aku di suruh untuk segera mandi. Tapi, bukan membuka baju namun saya membuka pintu sangkar merpati tersebut dengan niat membawa mereka dan juga ingin memandikannya. Saya merogoh salah satu dari mereka tapi yang satu terbang keluar, saya berteriak pada Mbok Mat untuk meminta tolong menagkapnya. Belum sampai beliau datang, merpati yang satu juga terbang bebas keudara. Hanya tinggal yang berwarna putih masih berjalan-jalan di depan saya. Saya reflek menagis sejadi-jadinya, Mbok Mat datang dan mencoba menangkap Si Putih namun gagal. Si Putih akhirnya terbang bebas di udara dan menghilang bersama teman sesangkarnya sebelumnya. Setelah itu, saya menangis sepanjang malam karena kehilangan kesempatan memelihara merpati pemberian kakek saya.

Ha~h, seandainya kedua merpati itu masih saya miliki pasti sudah saya ajarkan untuk mengucapkan Happy Birthday pada Maru Bunny Town (emang mereka burung beo #plak) hehehe


NB :
Sumber gambar dari www.Google.Com  

7 comments:

  1. Direlain aja merpatinya syukur2 mungkin kali aja mereka sudah bebas, tapi setahu saya merpati itu akan balik ke tempat sebelumnya lho, coba di cek, oh ya sekalian ikut mengucapkan met ultah saja yah

    ReplyDelete
  2. haha ..
    katanya sih begitu kang ..
    tapi di tunggu-tunggu gak dateng-dateng :D
    matur tengkyu apresiasinya kang :)

    ReplyDelete
  3. mungkin merpatinya dah terbang ke Argopuro sam hahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. mungkin sam, tapi kalo ke sana kok gak ketemu saya waktu pendakian ya ??
      hahah

      Delete
  4. habitatnya burung adalah terbang di alam bebas.. :))

    terimakasih sudah berbagi cerita ya, salam kenal :)

    ReplyDelete