Jember, 26 Juni
2012
22
Juni 2012
Yah___sekitar pukul 09.00
WIB kami turun dari keindahan puncak Rengganis dan damainya suasana hingga
hembusan angin di sana. Dengan cuup berat hati saya melangkahkan kaki untuk
menyusuri jalan setapak menurun yang lebi sering di dominasi dengan batuan. Di perjalanan
turun terlihat beberapa kelegaan dan senyuman di semua wajah pendaki ini.
Setelh beberapa jam
perjalanan, sekitar pukul 11.00 WIB kami sampai di cisentor dengan cukup
kelelahan. Di sana sudah menanti Mas.Agrie yang sebelumnya tidak ikut ke puncak
di karenakan ada mendapat beberapa injury
(Siah, Injury jare, hahahaha) saat
perjalanan sebelumnya. Di sana terlihat mas.Agrie sedang membuat sesuatu untuk
mengisi perut kami, dan sudah ada beberapa makanan dan minuman yang siap untuk
di nikmati. Setelah itu kami langsung segera bersih-bersih, mengambil air dan
mempacing barang-barang segera. Setelah semua beres sekitar pukul 12.00 WIB,
kami langsung berdoa dan segera berangkat Josss!!!!!
menuju Taman Hidup. Yah___selama perjalanan kami memang sedikit kelelahan
karena kemungkinan belum sempat untuk mengumpulkan energy semasimal mungkin
setelah perjalanan dari puncak. Yah____dengan energy yang seadanya kami
berangat menapaki jalanan sepi rimba Pegunungan
Hyang itu. Yah___meeski lebih memilih untuk sering istirahat, masih saja
terlihat ada beberapa yang melukiskan raut muka kelelahan di wajahnya.
Setelah mnelusuri
jalanan setapa rimba dengan energy seadanya, sekitar 16.00 WIB kami baru sampai
sebuah daerah dengan sebuah aliran sungai kecil yang biasa di panggil Aeng Kennek (Air Kecil). Di sana kami
beristirahat dan mengisi ulang botol-botol air yang kosong sebagai persediaan
yang akan kami bawa. Yah____menurut mas.Ilham itu masih belum setengah
perjalanan menuju Taman Hidup. Setlah di rasa cukup untuk beristirahat kami
langsung saja men-Josss!!! lagi jalanan setapak di tengah rimba itu. Yah___setelah
lama berjalan se satu-satunya tempat di pegunungan itu yang bisa mendapatkan
sinyal handphone. Segera kami mengabari saudara yang lain di Jember bahwa kami
telah selesai muncak dan sedang dalam
perjalanan ke Taman Hidup. sekitar Pukul 17.00 kami berada di sebuah tempat
yang di beri nama cisinyal, yah__ittak lama dari tempat itu kami di hadapkan
beberapa tanjakan dan turunan yang menurut saya jika di lihat dari arah samping
akan membentuk seperti gelombang yang biasanya naik-turun-naik-turun. Ah___betapa
saya merasakan lelah yang sangat, sangat, sangat lelah sekali + banget. Setelah berhasih mendaki dan menuruni
beberapa tanjakan beserta turunannya kami kembali di hadapkan jalanan setapak
yang mengarah ke dalam rimba kembali. Kami menyusurinya dengan sepenuh
kelelahan dan terlihat cahaya mentari mulai menurunkan eksistensi Watt-nya. Hari
semakin gelap dan kami masih belum sampai di Taman Hidup. Segera senter kami
keluarkan, malangnya, senter yang saya bawa rusak di awal pendakian, jadi saya
hanya bisa mengandalkan cahaya senter dari saudara yang di belakang dan di
depan serta beberapa peringatan dari sudara di depan jika ada apa-apa.
Yah___perjalanan sempat
terhambat di karenakan lampu badai yang kami bawa rusak di tengah jalan saat di
gunakan sebagai alat bantu penerangan dalam perjalanan. Sehingga membuat kami
harus diam untuk beristirahat di tengah rimba sambil menungu lampu badai yang
coba mas.Ilham perbaiki selesai dan menahan dinginnya angin malam. Okeh__lampu
badainya kelar, kita kembali berjalan dan tak beberapa lama kami berjalan
terlihat sebuah jalan setapak yang melebar dan sepertinya tempat istirahat dan
bisa di buat camp. Dengan perlahan kami melewatinya dan embali berjalan
membelah dedaudan yang menutupi jalan setapak yang ingin kami lewati. Setelah beberapa
lama berjalana, Sam.Rosy yang saat itu sebagai leader menanyakan tentang tempat
yang tadi cukup luas untuk di jadikan camp. Dan akhirnya dengan berbagai
pertimbangan ami kembali e tempat itu dan mendirikan camp disana. Di sana semua
air di jadikan di kumpulkan menjadi satu untuk bisa di atur karena tidak adanya
aliran sungai yang berada di sekitar situ. Kemudian beberapa orang memabangun
tenda dan ada beberapa yang mencari kayu bakar dan membuat api unggun. Selesai dengan
itu semua ami masuk ke dalam tenda masing-masing dan saya di beri amanat untuk
mematikan api unggun. Kemudian saya coba mematikannya dengan tanah yang sedikit
lembab di tumpukkan di atas apinya. Setelah api elah tiada dan hanya tertinggal
baranya saya berdiri di depan tnda dan masih melihat perapian unggun itu,
takutnya ada api yang tiba-tiba kembali muncul, karena api bisa saja mengundang
hewan buas. Dan di saat itu saya di tunjukan kemistisan pegunungan itu dan saat
awal melihat saya tidak percya saya kembali menoleh kearah sama saat saya
melihat hal mistis tersebut. cukup 3x tolehan dan saya memilih untuk segera
masuk dan meminta tolong melhat bara api unggun jika ada api yang kembali
muncul untuk mematikannya.
Dan akhirnya saya
memilih tidur dengan perasaan sedikit deg-degan
jika mengingat kejadian sebelumnya saat itu.
To
Be Continued…….
SALAM
LESTARI
Jalan2 terus neh mas, mas nama cisinyal kok lucu yaa ada sinyal kayak gelmbang2 yang nampak :D
ReplyDeleteKeren deh mas jalan2 dan tempatnya :D
haha..
Deleteia mbak, awalnya sempat kaget aku kalo ada nama itu.
alo jalan-jalannya capek mbak, tapi tempatnya landscapenya banyak yang dapet, hehe :)
pengalaman yang berharga,.. dulu ini saya lakukan di zaman SMA,kangen juga rasanya..
ReplyDeleteBlogwalking sambil mengundang rekan blogger sekalian
Kumpul di Lounge Event Tempat Makan Favorit
sukses selalu
Salam Bahagia
terima kasih :)
Delete