Friday, 29 June 2012

Trip Argopuro #6


Jember, 29 Juni 2012

23 Juni 2011

Cahaya mentari yang terasa menyentuh muka saya dan memberi sedikit kehangatan membngunkan saya dari tidur saya. Sadar bangun-bangun berada di luar tenda, saya mencoba mengingat kembali kenapa bisa saya sampai di luar tenda. Dengan mata  masih kriyep-kriyep saya menerka ingatan saya bahwa saya pindah keluar demi kenyenyakan tidur saya, arena di dalam tenda menddapat gangguan tidak sadar dari beberapa anak yang tidur disana.

Dengan segera saya membangunkan yang lain dan satu persatu jiwa mereka mulai kembali sadar dari mimpi mereka. Yah___pagi itu kami tida memasak makanan di karenakan menghemat air dan waktu, jadi ami hanya mengisi perut seadanya dengan gabin, roti, dan mamimiri seadanya. Yah___seperti biasa sebelum berangkat kita berguyon-guyon ria. Awalnya alumni saja yang berguyon melontarkan berapa ejekan dan kemudian dib alas dengan alumni lainnya. Tapi kemudian, guyonan mereka tambah jadi dengan adanya acara bet-sebetan tumbuhan khas argopuro bernama Jingkat, kalau beberapa orang menyebutnya (Maaf sebelumnya) Kembang Jancok’an. Ketika saya bertanya kesana-kemari ternyata beberapa orang menyebut tanaman ini dengan nama Jancok’an karena jika menyentuh dan tergores di kulit pasti akan langsung misuh,mengumpat, kata itu. Yah___kalau saya tekradang menyebutnya itu, tapi saya lebih suka dengan nama Tumbuhan Laknat, (jiahahhaha). Yah kalau tentang foto tumbihan itu ada kok : )



Taked by : Sam Johan

Efeknya tak begitu parah, tapi cukup bisa membuat sang korban menderita semalaman katanya. Yah___sebenarya saya belum menjadi orban tumbuhan itu,dan tidak ingin menjadi korban tumbuhan itu. Yah___berhubung saat itu sempat terjadi perang tumbuhan itu, jadinya semua menjadi korban termasu saya. Tapi untungnya efenya tida lama hanya sekitar 15 menit. Yah___rasanya seperti panas, gatal, sakit dan lainnya, sulit untuk di jelaskan soalnya nano-nano, hahahaha.

Yah___setelah kejadian perang dan memakan seluruh pendaki kelompok saya menjadi korban, kami segera mempacking sisa barang yang ada. Dan setelah kelar, langsung berangkat dengan sepenuh hati menuju taman hidup. Dengan semangat kami taklukan tanjakan-tanjan menyeramkan yang di sebut tujuh buit penyesalan. Dan di akhir dari itu tersimpan sebuah pemandangan yang AMAZING. Pemandangan yang melukiskan Gunung Lemongan, Arjuna-Welirang, Bromo, dan Semeru dengan Mahamerunya yang mengeluaran awan menjadikan saya kangsung duduk dan tercengang melihat enugrah sang Illahi yang di berikan saat itu. Di sana kami segera menciptakan kenangan.



Yah__beberapa di antara kami tidak sempat menciptakan kenangan di sana karena baterai kameranya sudah habis. Akh___betapa malang nasibku (Jiah__bosone regh) tidak sempat menciptakan kenangan di sana. Yang terkahir yaitu Beruk, sedangkan saya, Talang dan beberapa alumni lainnya juga. Kemudian segera kami lanjutkan perjalanan kami menuruni jalanan setapa yang kanan kami jurang, meski tak terjal cukup menyeramkan dan meyakitkan jia jatuh kesana, hehehe. Dengan hati-hati kami telusuri jalan setapak tersebut dengan langkah yang hati-hati. Hingga akhirnya kami di hadapkan sebuah persimpangan seelah melipir beberapa menit di sebuah punggungan. Dan sang leader memilih arah ke bawah dari pada terus. Akhirnya kita memasuki yang saat saya Tanya itu sudah merupakan Hutan Basah. Dan apes-nya kami, persediaan air sudah habis sebelum hutan basah. Akhirnya ami mempercepat langkah membelah rimba yang masih mencoba menyembunyikan langit biru. Kami terus berjalan dengan persediaan minum yang merupakan hanyalah air ludah kami.

Sampai akhirnya, rimba menunjukan birunya langit dan dari depan ada yang berteriak dengan lantang “TAMAN HIDUP REGH !!!!!!!!”. tanpa di omando beberapa orang berteriak hal yang sama dan  beberapa orang di belakang seperti mendapat doping dan segera berlari dengan harapan agar sampai di taman hidup, kamipun berlari seuat tenaga dan berhenti untuk menagtur nafas kami hingga akhirnya kami benar-benar kelelahan dan memustuskan istrahat karena belum sampai juga. Dan ternyata ami itu tersesat dan di perkirakan tidak tembus Taman Hiduo, melainkan langsung Bremi, Probolinggo. Betapa langsung tertumduk beberapa di antara kami, dan kami melupakan sesuatu. Kami masih menyimpan fanta 1 ½ liter yang di rencanakan untuk di minum di Taman Hidup. Akhirnya kami meminumnya di sana demi melepas dahaga. Kamipun membaginya untuk pas di minum 15 orang. Setelah selesai kami melanjutkan perjalanan dengan tidak terburu-buru, dan seperti biasa saya berada di bagian belakang bersama Talang, Beruk, Bonger, Sam.Ilham dan Sam.Agrie.

Yah___kami mulai ter pencar menjadi dua, bagan depan dan belakang. Dan itu cukup jauh jarak kami terpisah. Di jalan sempat saya dan Talang mencari sesuatu di tas berisi obat-obatan berharap di sana ada madurasa atau tolak angin cair demi dapat membasahi tenggorokan yang kering. Namun yang kami temukan hanya permen tolak angin dan segera mengambilnya ntuk di gunakan bekal dalam perjalanan. Setelah ;lama kami berjalan dan beristirahat, saya dan beruk memilih berangkat duluan berharap dapat menyusul orang-orang di depan. Dan akhirnya saya di berhentikan oleh adanya persimpangan. Ketika beerhenti ada mas.Ilham yang menyusul saya dan Beruk dan mengajak kami untuk jalan bersama. Di dalam perjalanan mas.Ilham meninggalkan jejak dengan melukai pohon sebagai tanda bahwa kami telah melewati jalan dengan tanda tersebut bagi yang di belaang. Selama perjalanan saya cukup khawatir karena ali harus bersabar membarengi mas agrie dan bonger yang mendapatkan injury di perjalanan. Mas.Agrie yang kakinya sempat terlua dan tidak sempat membersihkannya terlihat ainya mulai membengkak. Tapi akhirnya mas.Ilham mengajak kami untuk beristirahat guna menunggu Bonger, Talang dan Mas.Agrie. setelah mereka berhasil menyusul kami dan memberi mereka kesempatan untuk beristirahat. Ketika sudah selesaikami langsung melanjutkan perjalanan, dan tak lama kemdian kami ber temu dengan Sam.Johan dan Sam.Asa yang sedang beristirahat dan menyuruh terus berjalan. Tak jauh dari sana kami kami bertemu Sam.Novan yang memberitahu kami bahwa ada air di bawah sana. Dengan segera saya berlari dan melihat beberapa orang dari kelompok saya sedang eristirahat di bawah pondok dan meminum air dari aliran air bening yang di daoat tak jauh dari sana. Di sana kami makan dan beristirahat sejenak dan tak upa menciptakan kenangan : )




Tak lama kemudian kami turun dan sampai di perkampungan di Bremi, segera kami melapor pada Pos di sana dan kemudian di lanjutkan melapor ke kepolisian terdekat. Hari itu kami menginap di rumah kenalan Sam.Rosy. dan keesokan harinya pulang dengan Bus menuju Jember.
The End
SALAM LESTARI

NB :
Tak terasa, tulisan saya berjudul Trip Argopuro #1, #2, #3, #4, #5 dan #6 ini merupaan pengalaman saya setahun lalu. Kini sayapun di beri kesempatan untuk me-rimba kembali ke pengunungan itu. Dengan harapan bisa sampai di ranah Taman Hidup. Tentunya pasti saya akan senang menginjakan puncak Rengganis yang saya rindukan. Semoga penyakit lama ini benar-benar tidak kambuh dan besok saya bisa bangun dengan keadaan Fit, Amin. Sehingga saya bisa menemani adik-adik saya me-rimba di Pegunungan Hyang di awal Juli nanti.

2 comments:

  1. Tampaknya...tiada lagi yang diresahkan
    dan juga yang digelisahkan
    kecuali dihayati secara syahdu bersama
    selamanya....

    Salam hormat buat pencinta alam dan pendaki gunung

    ReplyDelete