Saturday, 23 June 2012

Trip Argopuro #3



Jember, 23 Juni 2012

21 Juni 2011

Terbangun di pagi cikasur, ternyata udah ada beberapa orang dari kelompok saya ternagun dahulu. Segera saya mengumpulkan nyawa dan mulai bangkit keluar dari tenda. Wah___dinginnya maih terasa, matahari mulai bersinar mei masih enggan menembus kabut pagi cikasur. Mungkin saat itu masih pukul 05.30 WIB, dan dingin menembus kulit saya yang memaka aya menyilangkan tangan berharap dapat memberi sedikit kehangatan. Terlihat beberapa orang sudah menimbulkan asap yang menandakan mereka sedang memasak. Dari kelompok saya masih ada yang tertidur dan sebagian duduk di pondasi bekas bangunan belanda. Momen yang pas untuk menciptakan sebuah kenangan di sana, hahaha.


Taked by : Sam.Johan

 








Semakin terik sinar mentari menyinari rerumputan coklat cikasur. Kabut pun semakin menyerah untuk berusaha menghalangi sinar sang surya. Satu persatu yang sebelumnya tadi terlelap dalam mimpi mereka semakin tersadar dan keluar dari tenda. Terlihat dari kelompok lain sudah menyantap hidangan yang sebelumnya di masak. Dan kami pun mulai membagi tugas seperti biasanya, saya masih sibuk dengan buku yang selalu di bawa untuk mencatat jadwal perjalanan yang telah di lalui. Seperti biasa, setelah selesai, saya langsung bergegas membantu saudara yang lain. Saat itu saya kebagian memasak lauk-pau untuk sarapan sebelum berangkat.  Setelah selesai, sayapun mengajak beberapa saudara saya untuk membersihkan diri di aliran sungai kecil cikasur. Air dingin dan segar mulai membasahi muka saya dan terlihat beberapa saudara saya sibuk memetik Arnong (selada air) yang tumbuh hijau di sana. Ketika semua beres, kami kembali menuju tempat camp, di tengah perjalanan saya melihat sesuatu bergerak di antara ranting-ranting pohon yang sedikit jauh dari jalan setapak yang kami lalui. Awalnya saya mengira itu sebuah lutung  dan mengabari yang saudara saya yang sedang focus di jalan setapak yang sedang di lalui. Kemudian saya meminjam handphone yang Ngeden, bawa untu memngabadikannya, setelah sediit saya dekati ternyata itu sebuah burung, burung Merak. Sayang, momen itu tak dapat di abadikan dengan jelas, di arenakan keterbatasan kamera handphone dan sang Merak keburu kabur duluan. Dengan sedikit kecewa saya kembali ke camp dan kembali membantu yang lain memasak sebisa saya.

Yah___setelah berhasil menyelesaikan semua hidangan, kini saatnya menyantap makanan. Terlihat rombiongan dari kelompok tetangga, sudah memulai perjalanan mereka, dan ternyata ada seorang yang tinggal untuk menjaga camp. Setelah selesai mengisi perut, saatnya kembali membagi tugas seperti biasa. Sempat, terdengar percakapan antara Sam.Ilham dengan seorang yang tinggal untu menjaga camp tetangga selagi teman-temannya berangkat, ternyata merea tidak meneruskan langsung untk ke Bremi, melainkan kembali ke Baderan.

Setelah semua persiapan selesai, akhirnya kami kembali berangkat menuju camp selanjutnya, Cisentor. Terik matahari pukul 11.00 WIB menyinari perjalan kami membelah padang rumput yang menutupi jalan setapak. Setelah sekian lama perjalanan kami menyusuri padang savanna, akhirnya kami kembali lahi bertemu dengan rimba yang di kelilingi pohon-pohon tinggi. Kembali kami menyusuri rimba demi mencapai tempat camp selanjutnya. Yah___di kala kami menapaki jalan setapak yang terdapat tebing berlumut dengan warna hijau segar yang mampu mempesona saya akan keindahannya. Seketika di depan berjalan sepasang suami-istri yang berjalan berlawanan arah dengan kami, kemungkinan mereka baru dari puncak. Dan alahamdulillah sempat di jepret oleh salah seorang alumni.







Setelah beberapa jam menyusuri jalan setapak dan akhirnya kami sampai di camp Cisentor sekitar pukul 15.30 WIB. Seperti biasa, kami langsug membagi tugas mendirikan tenda dan mangambil air. Setelah semua selesai, saya mengajak saudara saya Kocreng mencari kayu bakar untuk membuat api unggun di malam hari. Setelah mencari beberapa menit, Kocreng lebih dulu turun untuk menyetor kayu bakar yang di dapat, saya masih saja sibuk mencari ranting-ranting yang seiranya bisa di gunakan untuk kayu bakar, dan kemudian saya menemukan beberapa pohon tumbang. Setelah itu saya turun untuk menyetor kayu bakar yang saya dapat, dan ternyata kurang. Kemudian saya bertanya apakah boleh mengambil  kayu dari pohon tumbang ??? dan ternyata mboten nopo-nopo. Kemudian saya kemmbali di tempat saya menemukan pohon tumbang tersebut dngan mengajak Talang ikut membantu. Dengan sebilah parang sebagai bekal, kami menuju lokasi pohon tumbang tersebut dan kemudian memotongnya. Setelah di kira cukup kamipun turun untuk menyetor kayu bakarnya.

Tak terasa malam mulai menghitamkan langit yang sebelumnya berwarna jingga ke biru-biruan. Saatnya untuk memasak datang, yang sebelumnya sudah di sepakati sebagai juru masak selama pendakian mulai memainkan keahliannya dan sisanya membantu sebisa mereka dan sebagian sedang menghangatkan tubuh di tepian api unggun yang membara bersama beberapa pendaki dari kota Situbondo yang datang setelah kami. Untung bisa di abadikan J












Kemudian setelah hidangan siap, kami mulai mengisi perut yang beberapa dari kami sudah mulai mengadakan konser didalam perutnya, hehehehe. Yah___setelah itu bagian cuci piring turun di sungai untuk membersihkan peralatan yang sebelumnya di gunakan. Setelah semuanya kelar, kami langsung memasuki tenda dan mencoba tertidur karena keesokan harinya harus bangin pagi-pagi buta untuk perjalanan menuju PUNCAK.

To Be Continued…….
SALAM LESTARI

4 comments: