Friday, 15 June 2012

Trip Argopuro #2


Jember, 15 Juni 2012

20 Juni 2011

Tetes embun yang terjatuh dari FlySheet yang menutupi tenda-tenda yang kami buat membangunkan saya dari dekapan hangat sang Sleeping Bag yang saya gunakan. Terdengar, beberapa orang sudah sibuk melakukan berbagai macam kegiatan. Kecuali dari kelompok saya. Masih banyak yang melayang jauh di dalam mimpi mereka masing-masing.


Sekitar pukul 06.30 WiB, semua saudaraku dan sam-sam pendamping  sudah terbangun. Kemudian di bagilah tugas untuk beberapa pekerjaan. Ada yang cuci piring, masak, ambil air dsb. Aku masih sibuk mencatat jadwal perjalanan sehari sebelumnya untuk di buat pedoman jikasuatu saat adik-adik saya di OPA saya akan mendaki pegunungan itu. Setelah selesai, aku membantu beberapa teman di dalam pembagian jobnya. Yah, mataharipun sudah semakin terang menyinari ala mini. Beberapa pendaki sudah ada yang meninggalkan tempat camp. Dan pada akhirnya, memasak selesai ketika sudah tinggal hanya pendaki dari OPA saya. Dan, makanannya bisa dikatakan mewah (Hahahahah). Mulai dari mie instant, kornet, omelet, sambelan hingga ada pete. Makanan yang cukup menggiurkan jka berada dalam pegunungan.

Proses memasak pada saat di CampMata Air I


Akhirnyapun, kami selesai makan dan beberapa orang di beri amanah untuk cuci piring dan mengambil air. Sisanya membereskan sampah dan membongkar tenda. Setelah itu, kita Packing bersama.

Sekitar pukul 09.30 WIB, kami kembali membentuk lingkaran untuk berdoa demi keseamatan dan kelancaran dalam perjalanan menuju camp selanjutnya. Yah___untuk jalur yang hari itu, cukup bisa membuat ngos-ngosan, yah____memang sempat beristirahat cukup lama di Mata Air II, tetapi setelahnya tracknya bisa di katakan lebih payah. ada beberapa tanjakan yang cukup bisa membuat lutut rasanya hanya ingin di tekuk. Yah___di bawah ini salah satu kenangan di salah satu tanjakan


Taken by ; Sam Rosy


Sempat juga kita terpisah menjadi 2 kelompok depan dan belakang. Saat itu saya bersama saudara angkatanku bernama Bonger dan salah satu alumni OPA saya bernama Sam Lelot. Ketika mulai keluar dari rimbunan pohon rimba dan terlihat luas padang savanna dengan warna coklat ke-emasan menghampar di balik pohon-pohon tinggi, yang biasa di panggil Alun-Alun Kecil. Betapa bahagianya kami dan langsung berlari menuju kesana karena jalurnya turun. Meski sempat berhenti beberapa kali untuk melancarkan nafas, akhirnya kami bisa menyusul teman-teman yang lain sedang beristirahat di bawah pohon.

Alun-Alun Kecil
Cewek (kanan) : Njegider, Leter
Cowok (Kanan) :Ngeden, Semplak, Sam.Ilham, Talang

Cowk (kiri) :Kocreng,  Ngeden [Depan], Bonger, Semplak, Beruk, Talang, Bletank [Saya]
Cewek (kiri) : Leter, Njegider

Setelah beristirahat dan menciptakan beberapa kenangan indah. Kami melanjutkan perjalanan menuju camp selanjutnya. Untuk setelah Alun-Alun Kecil itu track cukup landai sehingga tidak begitu terlalu capek untuk menuju hamparan savanna dengan warna sama dengan nama Alun-Alun Besar. Sesampainya di sana seperti biasa, selain mengisi perut dengan camilan ataupun membasahi dahaga yang menyerang kami lagi-lagi menciptakan kenangan (lagi)

Cowok (kiri) : Bletank [Saya], Kocreng, Berruk, Bonger, Talang, Semplak, Ngeden
Cewek (Kiri) : leter, Njegidrt

Setelah jeprat-jepret sana-sini, kita melanjutkan perjalanan menuju tempat camp yang katanya sudah lumayan dekat dari sana. Sepanjang perjalanan yang terlihat hanya ilalang yang kecoklatan dan mulai basah karena dingin di sebabkan matahari mulai mengurangi daya Watt yang ia punya. Dan sayapun mulai memasukkan tangan kedalam saku yang ada di jaket hitam milik saya. Tak lama kemudian, sekitar pukul 18.00 WIB kami sampai di camp kedua, di sebuah padang savanna dan ada beberapa bekas pondasi tembok yang roboh. Konon katanya di situ bekas markas penjajah dan kata beberapa orang ada yang melihat hantu para tentara yang sedang baris-berbaris tanpa kepala. Disana juga katanya terdapat lapangan pesawat terbang berbentuk “L” yang sekarang sudah tertutup ilalang yang cukup panjang.

Setelah itu, kami segera mendirikan tenda. Namun memilih menjaga tas carier bersama saudara saya bernama Talang, yang berada cukup jauh dari tempat pendirian tenda. Hawa dingin menyengat yang saat itu katanya turun sampai  09o Celcius. Di sana mulai terlihat ke egoan masing-masing personal. Yah___gunung memang suka mengumbar ego setiap pendakinya yang tak bisa menjaga mentalnya. Setelah tenda didirikan, kami langsung membawa carier menuju area yang tertutupi FlySheet. Setelah itu mulai memasak. Yah____untuk sekedar mengisi perut malam itu, kami memakan nasi, mie Instant dan telur. namun, Saudara saya,Talang, tidak bisa menikmatinya di karenkan sedang sakit gigi entah kenapa. Ketika saya dan saudarayang lain,Berruk, menawarinya, malah di marah olehnya. Setelahnya kami beristirahat untuk mengumpulkan energy perjalanan esok harinya. Beruntungnya saya saat tu bisa beristirahat di dalam tenda bersama, Beruk, Talang, dan Alumni OPA say Sam.Ilham.
To Be Continued

Salam Lestari

4 comments:

  1. Hmm.. jadi teringat saat ke Argopura dan terjebak kebakaran hutan di Cikasur..

    sam Adam ini anak Pasiga ya.. salam lestari buat dulur-dulur di sana ya..

    ReplyDelete
    Replies
    1. wah, gimana ceritanya tuh kang ???
      .
      iya, saya anak Passiga kang :)

      Delete