Friday, 16 February 2024

Percakapan Si Kembar 29.5

 Di atas sebuah motor tua. Sepasang kakak beradik sedang berboncengan membelah keramaian jalan yang masih basah setelah diguyur hujan dua jam sebelumnya. Mereka baru saja meninggalkan Alun-alun kota. Sebuah balon di pegang oleh wanita yang duduk dibelakang. Tangannya terlilit sebuah tali yang mengikat balon tersebut supaya tidak terbang terlalu jauj terkena angin akibat kendaraan yang mereka naiki.

"Kamu laper ?" tanya Si Wanita berbicara sambil mendekatkan kepalanya ke samping kepala Si Lelaki.

Tanpa mengalihkan pandang dan sambil masih mengendalikan laju sepeda motornya, Si Lelaki menanggapi pertanyaan adiknya, "Kamu gak kenyang ?"

"Ha ? Kita makan terakhir tadi jam setengah satu siang. Sekarang udah setengah 9 malem"

"Iyaa sih. Tapi tadi di alun alun ?"

"Kan jajan"

"Sempol, cilor, onde-onde mini, bakpao, es jeruk"

"Terus ?"

Motor berhenti karena lampu merah, Si Lelaki menoleh sejenak melihat kearah adiknya, "Kamu belum kenyang ?"

"Kan itu dibagi dua bareng kamu"

"Tumben makanmu banyak" ucap Si Lelaki heran sambil mengalihkan pandang ke depan lagi.

Si Wanita mencubit perut samping lelaki di depannya. Si korban mengaduh sejenak.

"Tetep harus makan lagi!!" ucap Si Wanita dengan sedikit sebal.

Lampu hijau, motor tua yang mereka kendarai kembali berjalan. "Tapi aku ga mau nasi" respon Si Lelaki.

"Aku memikirkan hal yang sama"

"Yaudah apa ?"

"Indomie aja"

"Warmindo berarti"

"Gak"

"Terus ?"

"Kan katanya tadi mau nyusu"

Si Lelaki diam.

"Udah, ke tempat langganan seperti biasa. Disana kan jual indomie juga" lanjut Si Wanita.

Si Lelaki paham itu bukan tawaran. Ia memghela nafas sejenak lalu menuju lokasi yang dimaksud. Setelah melewati dua lampu merah dan memasuki sebuah jalanan kampung. Mereka sampai di sebuah bangunan dengan beberapa sepeda motor dan mobil yang parkir di sebelahnya. Si Lelaki memarkirkam motornya di tempat yang sama seperti lainnya. Kemudian melangkah menuju Kedai Susu Segar langgananya.

"Kamu duduk aja. Biar aku yang pesen" Perintah Si Wanita sambil menyerahkan balon yang didapat dari alun alun tadi.

Tanpa menjawab, Si Lelaki menerimanya dan duduk di tempat kosong. Tak butuh waktu lama Si Wanita datang dengan sebuah piring melamin.

"Kamu mau apa ?"

"Apanya ?"

"Cemilannya"

Mata Si Lelaki membulat sejenak, "Kamu sudah pesen mie ?" tanyanya.

Si Wanita mengangguk.

"Pesen berapa ?"

Adiknya menjawab dengan mengangkat jari telunjuk dan tengah tangan kirinya.

"Dan kamu masih mau nyemil?"

"Berisik!! temenin nyemil!!" ujar Si Wanita sewot.

Sejenak, Si Lelaki merasa memahami sesuatu. Sambil pasrah, ia memberi jawaban terserah pada adiknya. Tak lama kemudian Si Wanita menuju ke sebuah meja dengan berbagai macam camilan dan dominan jajanan model sate-satean. Setelah puas memiliha ia kembali duduk berhadapan dengan kakaknya dan menaruh piring berisi beberapa jajanan sate di antara mereka.

"Nih, dimakan" pinta Si Wanita sambil mengambil sebuah sate usus dari piring yang dibawanya.

"Aku tau kamu lagi stress sesuatu" ucap Si Lelaki sambil.meraih sebuah jajanan yanh dibawa adiknya.

"Kamu juga"

"Iya, aku juga"

"Kita butuh hal kayak gini juga kak"

"Apa bakal berhasil ?"

"Kamu dan aku sedang dalam posisi 'sudah berada pada batasnya', tidak salah dicoba"

Si Lelaki tak menjawab dan menatap heran wanita didepannya.

"Kamu sedang sulit melanjutkan hal yang kamu kerjakan kan ?"

"Iya sih"

"Aku juga sama"

"Tidak ada salahnya berhenti sejenak meski kita tidak bisa menyelesaikan apa yang membebani kita" ucap Si Wanita

Diwaktu bersamaan dua gelas besar berisi minuman berwana coklat datang dibawa oleh seorang pemuda. Selesai di letakkan, mereka berdua berterima kasih pada mas-mas yang mengantarkan minuman mereka.

"Susu coklat ?" tanya Si Lelaki.

Si Wanita mengangguk sambil tersenyum, "Kamu yang ngajari kan ?"

"Dan kamu masih bisa tersenyum ?"

"Itu juga yang kamu ajari"

Si Lelaki menarik ujung bibirnya, karena merasa lucu sebab perkataan adiknya benar.

"Malah kamu yang gak ngelakuin hal tersebut" lanjut Si Wanita.

"Kamu benar"

"Karena merasa kali ini berat lagi, ya ?"

Si Lelaki tertunduk melihat tusuk sate jajanan yang baru selesai ia makan. Kemudian ia menjawab "Banget"

"Punyaku memang gak seberat kamu. Tapi, kamu tetap harus tersenyum. Bukan untuk menyepelekan. Tapi untuk menormalkan"

Si Lelaki diam.

"Itu yang kamu pernah kamu ajarkan padaku. Saat ini aku hanya mengingatkan"

Si Lelaki memgangkat kepalanya, "Jadi saat ini kita bertukar posisi ?"

Si Wanita mengangguk.

Si Lelaki tersenyum dan hal tersebut membuat adiknya juga ikut tersenyum

Friday, 9 February 2024

Percakapan Si Kembar 29.3

 "Kak ! pinjem headset" ujar Si Wanita tiba-tiba.

Si Lelaki yang tengah sibuk di sebelahnya menoleh. "TWS mu kenapa ?"

"Abis batre" jawab Si Wanita sambil mencharge casing TWS berwarna merah muda miliknya.

Si Lelaki tertawa, "Dibilang enakan pake yang kabel, biar gak tergantung sama batre"

"Yaudah sih, mana headsetmu ?"

"Coba cari di loker mejaku dikamar kita" ucap Si Lelaki.

Si Wanita bergegas melangkah menuju kamar, meninggalkan Si Lelaki yang masih sibuk meniup sebuah alat musik sambil menatap kertas berserakan di depannya. Pintu kamar dibuka, meja berwarna putih di salah satu sisi ruangan tersebut menjadi tujuannya. Ia membuka salah satu loker teratas. Tak butuh waktu lama, matanya menangkap gulungan kabel kecil dengan sepasang earbud di salah satu ujungnya. Ia langsung mengambilnya. Sebelum ia menutup kembali loker tersebut, matanya tertuju ke satu benda yang ada disana.


Di ruang tengah, Si Lelaki mengusap wajahnya. Ia cukup lelah setelah menuliskan angka-angka yang berusaha ia susun sedemikian rupa. Pikirannya tidak fokus. Ia tahu, usahanya hari itu tidak terlalu membuahkan hasil dalam mengatasi masalahnya. Sejenak kemudian, ia meraih sebuah recorder yang sedari tadi dijadikan senjata dan tamengnya. Ia meniupnya pelan sambil membuka tutup lubang-lubang yang ada secara bergantian. Suaranya tidak pas, ia menghentikannya. Suara langkah kaki mendekat, ia menoleh kearah sumber suara. Dilihatnya adik perempuannya berjalan dengan memasang headset miliknya dinsalah satu sisi telinganya, satu earbudnya ia biarkan menggantugng. Tatapan mereka bertemu.

"Apa ?" tanya adiknya heran.

Si Lelaki memggeleng, "Enggak, reflek aja soalnya denger langkah kaki" jawab Si Lelaki.

Si Wanita mengangguk sambil meneruskan lanvkah lalu duduk di tempat sebelumnya. Si Lelaki meletakkan recorder yang di pegangnya tadi diatas meja lalu membereskan kertas yang berserakan disana.

"Dengerin apa ?" tanya Si Lelaki di tengah temgah ia merapikan kertas.

"Liat Film" 

Si Lelaki menoleh dan mendekatkan kepalanya mencoba mengintip layar handphone adiknya. Mengetahui hal tersebut. Si Wanita memiringkan handphonenya menunjukkan layarnya.

"Film apa ?" tanya Si Lelaki

"Whisper Of The Heart"

"Bagus ?"

"Banget"

"Nanti ku pinjam" ujar Si Lelaki bersamaan dengan selesainya ia merapikan tumpukan kertasnya.

"Udah selesai ?" tanya Si Wanita setelah melirik sejenak kakaknya.

"Di udahin"

"Berhasil ?"

"Apanya ?"

"Menyibukkan dirinya"

"Gak"

Si Wanita menghela nafas. "Keluar yok" ajaknya kemudian.

"Kapan ?"

"Selepas senja"

Si Lelaki menoleh, "Kemana ?" 

"Jajan"

"Kamu ngidam apa ?"

Si Wanita melepas headsetnya setelah mempause film yang dilihatnya, "Gak ngidam sih"

"Lalu ?"

"Entahlah" ujar Si Wanita sambil mengedikkan bahu. "Sekalian jalan-jalan. Ke pantai kan belum sempet. Yang deket dulu. Ke Alun - Alun kota atau kemana gitu" lanjut Si Wanita sambil meregangkan tangam dan punggungnya.

"Ok. Kamu mau jajan apa ?"

"Susu sama jagung bakar" Jawabnya sambil menoleh ke arah Si Lelaki.

Kakaknya terdiam sejenak, lalu bersuara, "Sialan"

Si Wanita hanya tersenyum mendengar tanggapan kakaknya.