Sebuah motor tua baru saja dimatikan dan terparkir rapi di parkiran sebuah mini market. Dua orang yang mengendarai motor tersebut sejenak meregangkan badan sejenak. Kemudian menaruh helm mereka diatas jok motor.
"Gak sampe satu jam sih" ujar Si Wanita pada kakaknya setelah melihat jam dihandphonenya.
"Oiya kah ?"
Si Wanita mengangguk.
"Padahal nyantai" ucap Si Lelaki sambil melangkah ke pintu masuk minimarket.
Si Wanita mengekor, "Banget. Sampe sempet ngantuk tadi"
"Pantes, kerasa agak oleng tadi" respon Si Lelaki sambil membuka pintu masuk minimarket tersebut dan mempersilahlan adiknya masuk duluan.
Si Wanita hanya terkekeh, "Habisnya anginnya enak banget. Hawanya juga gak begitu panas"
"Lalu, mau beli apa ?" tanya Si Lelaki mengalihkan topik sambil berjalan pelan mengekor adiknya di sela sela rak yang memajang berbagai makanan ringan.
"Yang pasti minum"
"Kamu pengen apa ?"
"Air putih yang jelas sih"
"Yang rasa rasa ?"
"Fruit Tea enak keknya. Yang passion fruit"
"Ok" Si Lelaki melangkah menuju lemari pendingin minuman dan membiarkan adiknya mencari makanan yang ingin dibelinya. Sebotol air putih ukuran sedang, sebotol Fruit Tea pesaanan adiknya dan sebotol kopi susu. Tangannya tak kesulitan membawanya kembali menghampiri adiknya.
"Udah dapet ?" ujar sang kakak.
Si Wanita menunjukkan dua bungkus roti, sebungkus kripik kentang, "Kamu mau apa ?"
"Hmmmm" Si Lelaki mengumbar pandang. "Aku pengen coklat" ujarnya lalu melangkah ke bagian coklat kemudian berjongkok melihat berbagai bungkusan coklat yang berada di rak bagian bawah.
"Kamu mau ?" tawar Si Lelaki menunjukkan bungkusan bola coklat berisi kacang mete.
"Boleh" ujar Si Wanita sambil mengangguk, kemudian kakaknya mengambil sebungkus lagi.
"Udah ?"
"He'em"
"Ayo bayar"
Mereka menuju kasir. Tanpa perlu mengantri ditaruhnya belanjaan mereka di meja kasir kemudian membiarkan mbak mbak kasir bekerja.
"Ini masih lama jauh ?" Tanya Si Wanita.
"Enggak. Dikit lagi"
"Setengah jam ?"
"Gak sampe seharusnya"
Mendengar hal tersebut Si Wanita mengembangkan senyum.
Tak butuh waktu lama, belanjaan mereka diserahkan kembali setelah membayar dan diberi kembalian. Perjalanan mereka berlanjut.
*****
"Pantaiiiiii!!!!!!" ujar Si Wanita kegirangan kemudian berlari meninggalkan Si Lelaki.
Kakaknya hanya menatap adiknya sambil berjalan santai dengam bungkusan berisi makanan dan minuman yang sebelumnya mereka beli. Sejenak kemudian Si Wanita berdiri dan mengumbar pandang. Rambutnya terkibas karena angin pantai.
"Hutang lunas" ucap Si Lelaki saat bersanding dengan adiknya.
"Iya" respon Si Wanita sambil berusaha mengikat sebagian rambutnya.
"Yaudah yuk pulang" ujar Si Lelaki sambil berbalik. Reflek Si Wanita menarik satu lengan kakaknya.
"Apaan ?!??!!? Baru sampe masa udah ngajak pulang" ucap Si Wanita sewot.
Si Lelaki tertawa, "Canda aja"
"Ish!!?!?"
"Gak usah sewot" Si Lelaki kembali menatap pantai.
Hening.
"Bikin janji lagi gih" ujar Si Wanita
"Janji apa ?"
"Jalan jalan"
"Maunya"
"Hahaha, enak tau"
"Kapan kapan"
"Jangan lama lama"
"Maksa"
"Harus"
Si Lelaki menoleh dan mendapati adiknya tersenyum melihatnya.
"Kamu tahu ?"
"Apa ?"
"Aku bilang kalo kita piknik-piknikan disini"
"Trus ?"
"Aku lupa tikar"
Si Wanita diam sejenak dan juga baru menyadarinya.
"Yasudah", Si Wanita melepas tas slempang kecilnya dan menyerahkannya pada kakaknya. Tanpa berkomentar Si Lelaki menerimanya. "Jagain, aku mau main air dikit" ujarnya lagi sambil melepas sepatu sandalnya dan berlari menuju bibir pantai.
Si lelaki menggeleng pelan dan tersenyum. Ia duduk diatas pasir pantai berwarna hitam menaruh tas kersek disebelahnya. Tas selmpang miliknya ia letakkan didepan dan kemudian ia menumpuknya dengan tas adiknya. Tak lama kemudian ia menyulut rokok. Asap mulai berhembus, dinikmati setiap hisapan sambil memandang adiknya yang kegirangan saat ombak kecil membasahi kakinya.
*****
Entah sudah berapa lama Si Wanita bermain air. Sempat sekali ia menghampiri kakaknya untuk mengambil handphone miliknya. Kemudian ia kembali menuju bibir pantai lagi dan terlihat mengabadikan moment. Kini ia kembali sambil berlari kecil.
"Minta minum" ucapnya dengan seikit terengah.
Si Lelaki yang sedang duduk sambil menumpu badannya dengan kedua tangannya sambil berselonjor segera meraih tas kresek. "Air putih ?"
Si Wanita duduk di depannha sambil mengangguk.
Segera ia mengeluarkan air putih dan membukakan tutup botolnya. Lalu diserahkan kepada adiknya.
Segera ia meminum beberapa teguk. Kemudian mengembalikannya. "Makasih" ucapnya.
Si Lelaki menerimanya kembali dan menutup botol tersebut sambil mengangguk dan tersenyum.
"Seneng dah ?"
Si Wanita menjawabnya dengan tertawa kecil. "Lereng gunung udah. Pantai udah. Next kemana lagi ?"
"Entahlah"
"Pikir gih"
"Gampang" jawab Si Lelaki kemudian menghisap rokoknya. "Lagi gak kepikiran" lanjutnya lalu mengumbar pandang.
Si Wanita yang duduk memeluk lututnya menatap kakaknya sejenak dan menggeleng pelan. Lalu ia mencoba melihat ke arah pantai yang ia belakangi. "Sunsetnya gak kelihatan"
Si Lelaki reflek mengarhakan pandang ke arah yang sama dengan adiknya. "Iya. Tertutup tebing. Salah pantai"
"Enggak kok" timpal Si Wanita kemudian berdiri dan berpindah di sebelah kiri kakaknya. "Gak ada yang salah" lanjutnya lalu membuka bungkusan kripik kentang lalu memakannya. "Toh tujuannya ke pantai bukan liat sunset".
"Iya, sih. Kan kalo bisa liat sunset seakan sambil menyelam minum bir"
"Airrr!!!! Malah diganti" ralat Si Wanita sambil memukul lengan kakaknya.
"Hahahaha, sengaja, abisnya sok sokan banget kalimatmu tadi" ujar Si Lelaki.
"Heleehhh, sekalian kode ?"
"Enggak, yaaa"
"Kalau bohong ku seret ke air nih"
"Coba aja kalau kuat"
Reflek Si Wanita berdiri dan langsung meraih satu kaki kakaknya kemudian ditariknya. Si Lelaki langsung panik seketika karena ia terseret dengan satu kaki.
"Iyaa, iyaa. Kode dikit"
Si Wanita berhenti dan tersenyum puas.
"Banyak pasir nih" gerutu sang kakak.
"Biarin, wleee" respon Si Wanita sambil berjalan santai melewati lelaki yang masih duduk mencoba membersihkan pasir yang menemper di celana, punggung dan bajunya.
Tak lama mereka kembali duduk di tempat sebelumya. Masih bisa terlihat jelas garis lurus jejak seretan Si Lelaki tadi.
"Kok bisa tahu ?" tanya Si Lelaki sambil memasukkan tangan kebungkusan keripik kentamg yang dipegang adiknya.
"Ya tau lah"
"Padahal ku sembunyikan"
"Kurang rapi" ujar Si Wanita bangga sambil menaik turunkan kedua alisnya. "Lagian, kamu cukup lama sering mengigau"
"Jadi sejauh apa ?"
"Lumayan jauh"
"Terus aku harus mulai dari mana ?"
"Dari takut untuk tidur tapi ingin tidur. Itu cukup membingungkan" jawab Si Wanit sambil mengunyah beberapa keripik kentang. Si Lelaki terdiam sambil menatap laut. Pandangannya teralihkan saat ekor matanya menangkap sebuah gerakan. Adiknya menyodorkan bungkusan yang dipegangnya.
Si Lelaki mengambil beberapa keripik dari dalamnya, "Mimpi" ucap Si Lelaki.
"Kenapa dengan mimpi ?"
Si Lelaki mengambil sebatang rokok dan menyalakannya, "Aku sering bermimpi"
"Lalu ?"
"Aku gak tau itu mimpi baik atau buruk"
"Kenapa ?"
"Karena saat terbangun rasa senang dan sakit menjadi satu" Jelas Si Lelaki.
Si Wanita diam memandang kakaknya. Lalu ia menaruh bungkusan di atas pasir dan memegang kedua pundak Si Lelaki dan memutarnya menghadap kanan.
"Kenapa ?" tanya Si Lelaki sambil menoleh.
Si Wanita tak menjawab ia duduk membelakangi kakaknya kemudian mempertemukan punggung mereka.
"Kan enak kalo gini. Punggung gak pegel" ucapnya sambil meraih keripik kentang dan menyodorkan lagi ke kakaknya.
Si Lelaki hanya tersenyum dan mengambil beberapa keripik lagi dan memakannya.
"Kamu gak tanya aku mimpi apa menandakan kamu tau semuanya sebenarnya"
"Mungkin"
"Terus kenapa ?" tanya Si Lelaki sambil sedikit menoleh.
"Kamu cuma butuh telinga. Tapi tidak banyak telinga yang bisa mendengar suaramu dengan jelas"
Si Lelaki tersenyum sinis.
"Lalu yang kamu kerjakan ?"
"Aku gak tau. Aku hanya berpikir, untuk menyibukkan diri"
"Tapi itu malah jadi boomerang kan ?"
"Haha, iya"
"Aku tau, kamu menikmati apa yang kamu kerjakan. Tapi, dilain sisi ada hal yang sepertinya belum selesai" ujar Si Wanita sambil menggulung bungkusan kosong kemudian melipatnya.
"Dan hal tersebut tidak akan pernah selesai"
"Bukan tidak akan, tapi tidak ingin" ralat Si Wanita.
Si Lelaki terdiam menatap pancaran sinar matahari yang mulai menjingga di balik sisi tebing yang ada di pandangannya
"Karena jauh dilubuk hatimu kamu ingin melanjutkannya" lanjut Si Wanita.
Si Lelaki tersenyum sinis, "Kamu benar"
"Untunglah aku memaksamu. Karena dengan begini kamu bisa mendapatkan beberapa hal yang kamu butuhkan" ucap Si Wanita.
"Sekarang aku butuh roti yang dibeli tadi" ucap Si Lelaki sambil memposisikan tangan meminta kepada adiknyabyanga da dibelakangnya.
Si Wanita terkekeh dan mengeluarkan semua isi dalam kresek lalu menyerahkan sebubgkus roti dan sebotol kopi milik kakaknya.
Mereka berdua sama sama memakan roti mereka. Tidak ada percakapan lagi. Mereka sama sama menoleh kearah pantai dan dapat mereka lihat, langit mulai menggelapkan warnanya dengan sembur jingga dari sinar matahari yang akan tenggelam.
"Apa benar, pergi seperti ini yang aku butuhkan ?" tanya Si Lelaki.
"Tentu. Begitu juga dengan telinga dan ..... ini" Si Wanita mendorong pelan punggungnya beberapa kali membuat kakaknya bergerak-gerak kedepan.
"Apaan ?"
"Iniii....." Si Wanita kembali melakukan hal yang sama.
"Apaan dek ?" Si Lelaki masih bingung.
Si Wanita menarik punggungnya dan Si Lelaki reflek menoleh. Ia dapat melihat adiknya menoleh kearahnya. Pandangan mereka bertemu dan adiknya tersenyum sejenak kemudian kembali memepertemukan punggung mereka.
"Bukankah kamu butuh sandaran?" ujar Si Wanita dengan memberikan penakanan pada kata terakhir kalimatnya.
Si Lelaki terdiam.
"Akui saja. Kamu membutuhkan hal itu kan ? Tapi...."
"Iya" ucap Si Lelaki memotong kalimat adiknya.
"Selagi masih seperti ini. Nikmati saja dulu ka...."
"Pinjam TWS" Ucap Si Lelaki memotong kalimat adiknya lagi.
Tak butuh waktu lama Sang Adik menyodorkan case TWS miliknya. Sang Kakak menerimanya dan beberapa detik kemudian case tersebut kembali disodorkan dengan posisi terbuka. Si Wanita menerimanya.
Tersisa satu earplug didalamnya. Si Wanita tersenyum. Ia memasangkan earplug di salah satu telinganya.
"Aku boleh request ?" tanya Si Wanita.
"Boleh. Mau apa ?"
"for Revenge"
Si Lelaki diam sejenak, "Bukankah kamu gak suka lagu macem gitu?"
"Emang ada aku bilang aku suka ? Aku cuma request buat dengerin itu supaya bisa nemenin kamu menikmati saat ini. Meskipun sebenarnya punggungku terlalu kecil buat jadi sandaranmu"
Si Lelaki diam kemudian menuruti permintaan adiknya.
"Jadi memang sudah sangat jauh yang kamu ketahui"
"Entahlah"
"Kamu memang semakin pintar"
"Dari duluu yeee"
"Iyaa, iyaa"
Hening. Tidak ada suara selain suara lagu yang mereka dengarkan yang tercampur dengan suara hembusan angin serta deburan ombak.
"Kamu tahu kak ?" Si Wanita membuka suara.
"Hmmm ?"
"Sepulang dari sini, itu akan bergantung ke kamu lagi, dan aku gak tau apa bisa membantumu banyak. Yang kulakukan disini adalah hal maksimal yang bisa kulakukan"
Si Lelaki diam.
"Aku hanya bisa berharap. Sepulang dari sini energimu dapat kembali dan menghilangkan segala kabut dari pandanganmu" Lanjut Si Wanita.
Si Lelaki diam sejenak kemudian menyulut rokok kembali. "Hari ini, kamu MVP nya dan hari ini, kamu yang menjadi kakak"
Si Wanita tertawa mendengarnya. Kemudian ia tiba tiba berdiri, Si Lelaki sedikit kaget karena aksi Si Wanita. Ia berbalik dan menoleh. Dapat dilihat sebuah telapak tangan sejajar wajahnya.
"Kamu minta apa ?" tanya Si Lelaki sambil mengalihkan pandang ke wajah adiknya yang berdiri sedikit membungkuk dengan tangan kanan mengarah ke Si Lelaki.
"Aku gak minta apa-apa. Aku memberikan yang kamu butuhkan"
"Memangnya apa ?"
"Pegang dulu tanganku"
Mendengar hal itu, tangan kanan Si Lelaki bergerak pelan untuk memegang tangan Si Wanita. Tapi kemudian, tangannya langsung di raih oleh tangan kanan Si Wanita terlebih dahulu kemudian ia ditariknya bangkit. Kemudian berjalan menuju bibir pantai.
"Ini yang kamu butuhkan" ucap Si Wanita yang menggandeng Si Lelaki yang masih bingung sambil mengekor dan menatap wanita didepannya yang berjalan mundur.
"Sebuah uluran tangan untuk meringankan langkahmu supaya kamu tetap bisa melangkah maju" lanjutnya sambil tersenyum.
Si Lelaki tersenyum dengan tatapan haru. Ia tidak menyangka, dengan yang dilakukan adiknya sedari tadi.
"Udah mau gelap. Kita harus foto dulu mumpung masih ada cahaya jingganya. Trus kita pulang" Ujar Si Wanita lagi.
"Pake hapeku kan kamera depannya jelek" tanggap Si Lelaki
"Gapapa, yang penting kamera belakang bagus buat ngefotoin aku, hehe"
"Hahaha, iyadeh. Omong omong nanti mah makan apa ?" Taya Si Lelaki bersamaan dengan langkah nereka yang berhenti dan kemudian ombak kecil membasahi kaki dan sedikit celana mereka.
"Boleh request ?"
"Boleehhh, apapun buat MVP"
"Aku pengen soto"
"Ok nanti kita cari" ujar Si Lelaki sambil mengutak atik handphonenya. "Sekarang kita foto" lanjutnya sambil mengangkat handphone sedikit keatas menghadap mereka berdua yang sedang berpose.
No comments:
Post a Comment