itu berjalan, berhenti sejenak meraih gagang besi pintu kaca didepannya. Setelah membukanya, ia masuk dengan disambut ucapan selamat datang dengan suara lembut. Wanita yang memyambutnya tujuannya. Kini lelaki itu berdiri didepannya, terhalang meja dengan rak berisi berbagai macam barang.
"Ada yang bisa dibantu, mas ?" ucap wanita itu sopan.
Si Lelaki tidak menatapnya, fokusnya ada barang-barang dibelakangnya.
"Rokok, mbak. Yang itu, warna hijau kekuningan" jawabnya sambil menunjuk barang dibelakangnya.
"Yang ini ?" tanya wanita tadi sambil menunjuk sebuah kotak rokok. Si lelaki mengangguk. "Ada lagi ? Koreknya sekalian ?" tanya wanita lagi.
Si Lelaki kini mengumbar pandang ke rak bagian bawah yang ada didepan meja. Ia mengambil satu brang berbentuk persegi panjang dan menaruhnya di meja. "Udah. Ini saja" ujarnya kemudian merogoh sau belakangnya hendak mengambil dompet.
Wanita tadi meraihnya dan menscan kedua barang tadi. "Totalnya, 29.200 rupiah, pakai kantong plastik?"
Si lelaki menggeleng kemudian memberikan 3 lembar uang senilai 10.000 rupiah kepada wanita didepannya.
"Uangnya 30.000 rupiah ya, mas" ujar wanita yang ada didepannya sambil mengetikkan sesuatu di komputer yang ada disana. "300 rupiahnya boleh disumbangkan ?" tambahnya lagi sambil menunggu struk belanja keluar dari mesin.
Si Lelaki mengangguk sambio mengambil sebungkus rokok dan sebuah coklat kemasan yang ada diatas meja .
Setelah struk keluar dan dirobek, wanita tadi memberikannya kepasa Si Lelaku bersama dengan koin 500 rupiah diatasnya, "Ini kembaliannya, dan terima kasih" ucapnya dengan senyuman.
Si Lelaki menerimanya sambil mengangguk, "Iya sama-sama".
Sedetik kemudian, ia mepangkah keluar. Beberapa langkah setelah ia keluar dari pintu, ia berhenti membuka bungkus rokoknya, mengambil satu dan segera menyulutnya. Setelah rokoknya terbakar dan ia menghisap-keluarlan asapnya ia berjalan kembali. Coklatnya masih ia genggam dengan tangan kiri, kemudian ia membukanya. Setelah gigitan pertama tangan kananya merogoh saku bagian dalam jaketnya mengeluarkan sebuah handphone. Membuka menu kontak dan hanya ada dua nomor yang tersimpan didalamnya. Ia menekan satu nama dan kemudian melakukan panggilan.
*****
Di suatu tempat, disebuah taman. Seorang wanita dengan rambut panjang se-bahu tengah duduk dengan sebuah permen lolipop dimulutnya. Sejenak ia mengalihkan pandang kepada sepasang anak kecil yang tengah bermain ayunan. Tawa mereka menular kepadanya. Sedetik kemudian sebuah suara ringtone berbunyi dari dalam tas kecil yang dipangkunya. Dikeluarkan benda berbunyi itu kemudoan matanya membulat dan sedikit kaget. Ada sebuah nama tertera disana. Satu-satunya kontak yang dia miliki di handphonenya. Ia menggeser icon berwarna hijau lalu mendekatkan handphone ke telinganya.
"Halo" ujar Si Wanita sambil tersenyum.
"Hai" suara dibalik telepon ikut menjawab.
Setelah mendengar suara seorang lelaki dari handphonenya, mata Si Wanita kembali membulat. Ada sebuah sengatan menjalar masuk kedalam pikiran dan tubuhnya. Tidak ada suara lagi. Baik Si Wanita dan sang penelpon terdiam beberapa saat.
"Sepertinya kembali terhubung" ucap si penelpon.
"Ya" jawab Si Wanita dengan perasaan sedih yang datang tiba tiba, ia mencoba menormalkan suaranya.
"Ahhhh, kamu baik baik saja ?" tanya si penelpon dan kemudian terdengar suara kunyahan dibalik telepon.
"Kamu makan apa ?" tanya Si Wanita
"Hm, coklat"
"Batang?"
"Yep"
"Dengan merk seperti sebelumnya"
"Eummm, satunya"
"Tumben"
"Yahhh, kamu sudah tau jawabannya"
Si Wanita diam.
"Jadi, kamu baik baik saja ?" pertanyaan yang sama kembali dilontarkan oleh si penelpon.
"Kamu tau jawabannya" jawab Si Wanita.
Suara tawa menggema di gendang telinga Si Wanita, tapi ia tetap menempelkan handphone di telinganya.
"Lalu bagaimana ?" Kini Si Wanita yang bertanya.
"Well, let me see" ujar jawab si penelpon kemudian terdengar suara benda patah diikuti suara kunyahan, "Bagaimana jika kita kembali ke 'tempat' itu dulu ?" lanjut suara dari telpon dengan sedikit penekanan nada pada kata tempat.
"Boleh"
"Jika dilihat waktunya, ini masih sempat untuk berkemas dan memesan tiket perjalanan hari ini. Jika beruntung kita bisa bertemu di stasiun jika tidak berarti kita bertemu di tempat itu. Tinggal lihat, siapa dulu yang datang" jelas si penelpon.
"Apa ini lomba siapa yang datang duluan ?" Si Wanita terkekeh
"Bukan, hanya saja. Setelah dipikir karena kita lama tidak kesana bukankah yang datang pertama mendapat pekerjaan tambahan ?"
Si Wanita terdiam sejenak karena ucapan pria dibalik terlepon tersebut benar, "Hm,, jadi kamu mau berangkat kapan ?"
"Hari ini, sesuai omonganku tadi. Kamu ?"
"Ok sama"
"Kalo gitu aku berkemas dulu"
"Iya aku juga, bentar lagi mau balik dulu ngemasin barang terus langsung berangkat"
"Emang sekarang dimana?"
"Taman"
"Ada anak main ayunan ?"
"Iya"
"Pasti kamu ketawa kecil ngelihatnya"
"Aku males mau nanya kok tahu"
Suara tawa kembali tetdengar. Si Wanita tersenyum.
"Yaudah, aku mau balik dulu" ujar Si Wanita lagi.
"Ya, ati ati"
"Kamu juga"
"Iyaaa"
"Yaudah, sampe ketemu lagi, Kak"
Tidak ada balasan, telponnya langsung terputus. Kini Si Wanita berdiri dari duduknya kemudian melakukan sedikit peregangan, disaat yang sama, sepasang anak kecil tadi berlari menjauhi ayunan mereka tadi menuju sepasang pria dan perempuan yang melambaikan tangan seolah memanggil mereka.
Si Wanita tersenyum, "Yahhh, saatnya kembali" ujarnya kemudian menggigit lolipopnya yang tinggal sedikit lalu membuang pegangan permennya ketempat sampah sambil kemudian berjalan meninggalkan taman.
No comments:
Post a Comment