“Dek!!
Ngapain ?” ujar Si Lelaki sedikit
berteriak dari raung keluarga. Matanya kembali fokus menatap layar laptop
miliknya. Tangan kirinya berposisi pada beberapa tombol di keyboard dan tangan
kanannya menggerak-gerakkan mouse sembari terkadang menekan tombol kan dan
kirinya.
Si
Wanita yang mendengarnya melangkahkan untuk mengintip kakaknya dari dapur, “Masak
air, mau buat ten” ujarnya.
“Bisa
tolong bikinin kopi ?” balas Si Lelaki.
Si
Wanita menggeleng pelan, “Yayayaya” kemudian Si Wanita kembali ke dapur untuk
membuatkan titipan kakaknya.
Selang
beberapa lama Si wanita berjalan ke ruang keluarga dengan dua cangkir di
masing-masing tangannya. Ia masih mendapati kakaknya fokus di depan layar
laptop yang di taruh di atas meja dan Si Lelaki duduk di lantai. Si wanita sedikit
memutari sofan panjang di belakang Si Lelaki lalu menaruh kedua cangkir diatas
meja, cangkir berisi kopi ia taruh di sebelah kiri laptop Si Lelaki. Kemudian ia
duduk di sofa.
“Serius
amat?” ujar Si Wanita.
“Game
baru” ujar Si Lelaki.
Si
Wanita sedikit mencondongkan badan ke depan, “bisa juga ya kamu main game pas
keadan kayak gini?”
Si
Lelaki mengehentikan aktifitasnya sejenak hanya untuk menghela nafas panjang,
kemudian melanjutkannya lagi sambil memberi tanggapan ucapan adiknya.“Pelarian”
Si
Wanita memandang sipit lelaki yang duduk dibawahnya sambil meminum teh dari
cangkirnya. Setelah menghirupnya sedikit, ia mengembalikan cangkir tersebut ke
meja dan kembali menatap layar laptop. “Sepertinya udah kebiasaan main game ini
?” komentar Si Wanita.
“Emang
ngerti ?” tanya Si Lelaki sambil menoleh ke adiknya sejenak.
“Ngece, ngerti yaa. Lumayan berani gitu
ngelawan monsternya”
“Bukan
berani sih, lebih ke pede aja”
Si
Wanita manggut-manggut. “Hm....Pede itu perlu, by kakak” ujarnya sambil menepuk
pelan pundak kakaknya. “Hampir selesai ya quest
nya ?”.
Barus aja
adiknya berkata seperti itu, tiba-tiba kakaknya terlihat gopoh dan segera
mengutak atik gamenya dan kemudian menghembuskan nafas panjang sedikit berat. Lalu
disandarkan punggungnya di kursi sambil mengelus keningnya. SI Wanita tahu kakkanya
baru saja membatalkan quest gamenya.
“Kenapa
?” tanya Si Wanita.
“It’s
not close enough” ujar Si lelaki sambil menutup mukanya.
Si
Wanita mengelus kepala kakaknya lembut. “Dasar, lain kali jangan melupakan
pengalaman”
Si
Lelaki mendongakkan kepalanya dan meraih kopi dan meminumnya sedikit. Kemudian ia
menyulut rokoknya.
“Kak”
“Hm.. ?”
“Kapan
pulang ?”
Si
Lelaki menoleh ke arah Si wanita setelah menghembuskan asap rokoknya “Kamu
pengen pulang ?”
Adiknya
mengangguk, “Tapi kamu belum pengen”
Hening.....
No comments:
Post a Comment