Tuesday 15 December 2015

Percakapan Si Kembar 10

Brekk!!
Sebuah buku baru saja ditutup, "Akhirnya tamat juga" ujar Si Wanita sambil mengangkat kedua tangannya setelah memangku sebuah novel yang baru saja dibacanya.
"Hm ? sudah hatam ?" tanya Si Lelaki yang duduk di sebelahnya. Si Gadis mengangguk.
"Habis dah bacaanku"
"Ya, cari lagi"
"Iya nanti, itung-itung pelarian biar gak kena imbas sama api yang masih belum bisa kamu kontrol, haha" cibir Si Wanita.
"Kampret kamu dek"
"hahaha"
"Sekarang mau ngapain?" tanya Si Lelaki yang seskali menebalkan arsiran pensilnya diatas kertas. Si Wanita mengangkat kedua bahunya. "Mau dengerin cerita ?" tawar Si Lelaki.
"Cerita ?" tanya Si Wanita sambil menoleh ke arah Si Lelaki. Si Lelaki menghentikan aktifitasnya dan mengangguk. "Tentang ?"
"Sepasang merpati yang sudah lepas"
"Oh aku tau, aku sempat tau itu pas nyari sesuatu di kamu"
"Udah tahu?"
Si Wanita menggeleng.
"Lha, katanya tahu ?"
"Cuma tahu luarnya, dalemnya enggak"
"Hm, okelah. Ini cerita saat kamu masih tertidur dulu"
"Iya, ceritakan"
"Buat mium dulu gih! biar enak ngobrolnya"
"Kopi? susu coklat?" tanya Si Wanita sambil mengambil ancang-ancang untuk berdiri.
"Terserah kamud deh dek"
Si Wanita mengangakat jempol kanannya lalu bangkit menuju dapur.
***
"Nih, Mas" ucap Si Wanita sekembalinya dari dapur sambil menyerahkan secangkir kopi.
"Makasih"
"Lanjut yang tadi" Si wanita sudah duduk dengan segelas teh di tangannya.
Si lelaki menghirup sedikit kopinya, lalu berkata,"Kita pernah di beri merpati dengan seorang yang keren. Sepasang. Karena kamu masih tidur, jadi aku yang merawatnya"
"Iya, lalu ?"
"Itu tidak lama, sungguh tidak lama. sebentar sekali"  Si lelaki menerawang  keluar jendela yang ada di samping kirinya.
Si Wanita masih menyimak.
"Memberikannya makan, minum, menemaninya, mengajaknya ngobrol"
"Heee? mengajaknya ngobrol ?" tanya Si Wanita setelah hampir tersedak setelah mendengar kalimat 'mengajak ngobrol' dari lelaki di hadapannya. Si Lelaki hanya mengangguk tanpa ekspresi, "Kamu gila ya?"
Si Lelaki mengangkat telunjuk dan jempol kanannya dan hampir saling menempelkannya, "Sedikit" jawabnya sambil tersnyum.
Si Wanita hanya menggeleng juga tersenyum, "Dasar. Lanjutin, Kak"
"Di suatu sore, aku membuka pintu kandang kecil yang mengurung mereka" ucapan Si Lelaki berhenti sejenak, ia kembali mengalihkan pandangannya keluar jendela tapi tak lama. Sesaat kemudian ia menoleh kearah kembarannya. "Kamu tahu apa yang terjadi selanjutnya ?"
Si wanita masih menghirup tehnya setelah selesai menaryhnya di meja kecil yang ada, kemudian menjawab, "Mereka lepas"
"Kamu pinter!!" ucap Si Lelaki tiba-tiba sambil mencubit kedua  pipi adiknya.
"Aw! Aw! sakit, Bang!" rintih Si Wanita sambil mencoba melepaskan cubitan kakaknya.
"Hehehe" Si Lelaki nyengir sambil melepaskan cubitannya kemudian mengelus lemah kepala Si Wanita.
"Ada sesuatu yang kamu pikirin ?"
"Eh ?"
"Ungkapin aja"
"Hm.. gak di ungkapin percuma juga ya? ada kamu sih"
"Nah..."
"Aku mikir, apa ketika kita bisa ketemu mereka. Entah saat itu mereka dalam kelompok baru atau sendirian mereka mengenaliku?"
"Bisa iya, bisa tidak"
"Kalo iya ?"
"Mereka pernah bersamamu kan ? seharusnya mereka menyadari kalo itu kamu. Mereka sudah kenal kamu baik, sekalipun kamu merawatnya dalam waktu yang sebentar"
"Kalo tidak ?"
"Ya maklum, setiap makhluk pasti mengalami perubahan di setiap waktunya"
"Kamu tahu dek ?"
"Apa?"
"Aku tidak berubah di setiap waktunya"
"Ha ?"
"Tapi aku kembali kepada diriku sendiri di setiap waktunya" Si Lelaki tersenyum.
"Dasar. Itu udah dari dulu?"
"Yap"
Si Wanita menggeleng kemudian meraih gelas tehnya.
"Hm, Apa kabar mereka ya ?"
Si Wanita hanya melirik Si Lelaki sambil meminum tehnya.

4 comments:

  1. Saran aja: templatenya diubah jadi responsif. Agat baca di hape jadi lebih mudaj. Thanks.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih sarannya, masih belum bisa leluasa on pake netbook. Tapi diusahakan secepatnya :)

      Delete