Wednesday, 30 January 2013

Tour De Jogja : Hari Kedua Di Jogjakarta

Jembet, 29 Januari 2012

Haloo !! lama saya tak membuka blog ini. Ah,  saya terlalu sibuk mengisi blog-blog yang lain, hehehe. Hm, tak terasa sudah berada di akhir bulan Januari. Oke, sekarang say mau melanjukan berkisah yang tentang perjalanan saya ke Jogja, cekidot !!! J

Tour De Jogja : Hari Kedua Di Jogjakarta

Eng-Ing-Eng

Pagi menyambut saya dan Bonger begitu damai di losmen yang kami sewa kamarnya. Hm, ternyata di meja depan sudah ada dua gelas teh yang sudah tak begitu hangat lagi. Entah kapan di taruhnya. Ah, sekarang sudah menginjak hari kedua kami berada di Jogja. Planning kami hari ini tak menentu, yang penting pada hari ini juga kami harus berkunjung ke Universitas Gajah Mada dan Universitas Negeri Yogyakarta.

Sekitar pukul 09.00 waktu setempat kami berangkat. Menitipkan kunci kamar kami pada receptionist. Langsung saja kami menuju halte Trans Jogja yang berada di depan penginapan kami. Membayar tiket masuk dan arahan di berikan pada kami dimana saja kami harus transit. Oke, saatnya menunggu. Tak lama kemudian kendaraan yang akan mengangkut kami dating, segera kai memasukinya. Di dalam kami habiskan dengan mengorol ngetan-ngulon dengan topic seadanya. Tak sadar ternyata kami sudah hamper sampai di halte tujuan kami.

Setelah di beri pengumuman bahwa halte kami akan segera sampai, kami bergegas berdiri dan bersiapuntuk keluar. Setelah sampai dan keluar kami langsung melanjutkan perjalanan kami menuju kampus pertama yang akan kami datangi, UGM a.k.a Universitas Gajah Mada. Kami berjalan sekitar 5-10 menit dari halted an akhirnya kami sampai di depan kampus UGM. Terlihat ada sekelompok orang dengan beberapa membawa carier dan salah satu di antara mereka membawa bendera merah putih dan beberapa orang lainnya mengenakan scraft (kalau tidak salah) berwarna biru tua. Itu Mapala, piki r saya dan teman saya, dan seopertinya mereka akan melaksanakan Diklat Sar. Kami diam saja tak menyapa karena memang kami datang tidak membawa nama OPA kami. Saat itu kami hanya sebagai turis.

Ketika kami akan memasuki wilayah kampus, kami menyadari satu kesalahan kami. Menggunakan celana pendek. Yang otomatis kemungkinan membuat kami tak bisa memasuki area tersebut. alhasil kami hanya berada di luar dan melihat-lihat peta kampus tersebut dan jeprat-jepret sedikit.




Selesai dengan itu kami lanjutkan berjalan mengikuti peta hasil print out kami sebelum berangkat untuk menuju ke UNY a.k.a Universitas Negeri Yogyakarta. Kami berjalan menyusuri pinggiran jalan ramai, melewati banyak PKL yang berjualan, hingga akhirnya kami sampai di UNY. Seperti nasib sebelumnya kami hanya bisa menikmati UNY hanya dari depannya dikarenakan hal yang sama, celana pendek. Alhasil kami hanya duduk, berdiskusi kemana selanjutnya nanti dan jeprat-jepret.

Setelah selesai berdiskusi, kami akhirnya setuju untuk kembali ke malioboro untuk mencari-cari barang. Sebelumnya kami berniat pergi ke Borobudur hanya saja terkendala uang yang di takutkan tidak cukup. Oke, kami pergi ke halte Trans Jogja di depan UNY dan membayar administrasi lalu mendengarkan arahan petugas. Selesai dengan itu ternyata kendaraan kami datang, pas sekali. Di peralanan kami di guyur hujan yang cukup lebat tap Alhamdulillah sesampainya di Malioboro hujannya sedikit reda.
Hujan

Malioboro

Aalnya kami berteduh sejenak dari gerimis yang melanda, hingga akhirnya hujan berhenti dan kami memasuki daerah ramai dari pedagang yang ada di sekitar jalanan malioboro. Seperti hari sebelumnya disana kami hanya bolak-balik sambil menunggu sahabat saya yang akan menemani sejenak perjalanan kami disana. Saat tengah hari kami pergi ke warnet di sekitaran daerah itu, setelah mencari beberapa informasi kami berhasil menemukannya. Memasukinya dan ternyata tariff disana adalah Rp.7000/jam. Ah, kami akhirnya hanya bermain setengah jam dan membayar stengah dari tariff perjamnya. Saat di sana Bonger berkomunikasi dengan salah satu guru seni kami di sekolah, Pak Yatim. Dalam perbincangan beliau memberikan sebuah toko baju di  daerah itu, beliau bilang itu milik kenalannya.

Setelah menghabiskan waktu di warnet harag turis mancanegara itu kami mencoba pergi ke tempat yang di maksud pak Yatim. Setelah sekitar 15 menit mencari kami menemukannya, segera kami memasukinya dan Bonger membeli satu kaos untuk adiknya. Kmai menanyakan keberadaan pemilik dari toko tersebut sayangnya pegawainya mengatakna beliau tidak ada disana. Selesai dengn itu kamipun meninggalkan toko tersebut.

Setelah kembali bolak-balik di jalanan wisata itu sahabat saya akhirnya datang dan kami segera bertemu. Ternyata ia tak sendiri, ia mengajak pacarnya. Tak lama kami langsung mencari beberapa barang di  Malioboro. Setelah mendapatkan apa yang di inginkan kami di ajak ke salah satu tempat wisata di dekat situ oleh sahabat saya, Fabri.
Fabri dan pacarnya

Tempat itu biasa di sebut titik nol kilometer, yang katnya berada di tengah-tengah kota atau propinsi tersebut. Tempat itu berupa benteng peninggaan Belanda. Berisi banyak hal yang berhubungan dengan sejarah peristiwa-peristiwa kemerdekaan tersebut. seperti biasa jeprat-jepret tak terhindarkan. Disana kami berkeliling melihat sebuah gambaran kodisi yang di bentuk dengan berbagai miniature. Bebagai peninggalan sejarah dan peristiwa-peristia sejarah yang pernah terjadi di daerah Jogjakarta tergambarkan disana. Bayak hal yang kami lakukan disana yang penting hepi, saya hadirkan fotonya saja deh, hehehe.






Setelah lama disana, tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 16.30. Segera kami berpamitan dan kami berpisah. Saya dan Bonger segera bergegas mencari halte trans Jogja untuk segera pergi ke losmen untuk beristirahat.

To Be Continued …

NB :
Maaf saya terlalu panjang berkisahnya sehingga membuat para pembaca bosan.

Wednesday, 16 January 2013

Tour De Jogja : Setengah Hari Di Sana


Jember, 16 Januari 2012

Sekali lagi jember di sapa hujan. Meski tak sederas kemarin yang cukup bisa membuat beberapa ttik di Jember kebanjiran. Termasuk kampong tempat kost saya, untungnya banjirnya tidk sampai merendam kamar kost saya karena letaknya yang sedikit lebih tinggi. Yah, saya ingin meneruskan kisah saya yang belum selesai dulu.

Tour De Jogja : Setengah Hari Disana

Wellcome To Jogjakarta !!!
Satu kalimat yang saya pikirkan setelah menginjakkan kaki di luar kereta logwa yang mengantarkan saya dan Bonger ke setasiun Lempuyangan. Sebuah  perasaan senang langsung menyergap. Tanpa piker panjang kami langsung pergi keluar setasiun tersebut. melangkah menyusuri jalanan kecil hingga menenmbus trotoar jalan raya besar. Ah, seperti tak kelelahan atas perjalanan di kereta, saya dan bonger terus berjalan mencari lokasi dengan modal dua peta pariwisata hasil searching di Google yang di print out.

Kami berniat mengunjungi sejenak jalanan Malioboro. Na’asnya, kami salah memilih jalur. Jalur yang kami ambil membuat kmi harus memuta terlebih dahulu. Oke, kami menyerah sejenak dengan rasa lelah dan lapar yang membuat kami beristiahat di warung mie ayam di depan sebuah pusat kesehatan disana. Memasan dua magkok mie ayam dan dua gelas es teh. Hm, kami menunggu sambil berbincang tentang apa yang akan kita lakukan setelah di malioboro. Kita berbicara soal tempat untuk beristirahat.

Awalnya, kami beniat tidur di masjid atau pom bensin untuk meminimalisir pengeluaran. Tapi, sebagai langkah antisipasi kami akhirnya setuju untuk menyewa penginanpan jika sudah sangat tedesak. Hanya saja, kami masih belum tahu harus mencari penginapan apa. Pesanan yang datang membuyakan obrolan kami. Dua mie ayam dan dua gelas es teh sudah ada di depan mata. Oke, tinggal menyantapnya, hehe.

Selesai dengan itu, kami melanjutkan perjalanan. berjalan melewati 3 lampu merah lalu berbelok kenanan, berjalan lurus melewati 4 lampu merah lalu berbelok kanan lagi. Pejalan yang kira-kira menghabiskn waktu selama satu jam berbuah. Kami sampai di malioboro. Disana kami di temukan dengan grup pengamen yang belum kami temui di kota Jember. Mengamen hanya di satu tempat dengan berbagai peralatan sederhana sepeti ember bekas, hingga alat music tradisional seperti angklung. Mencoba meramaikan keadaan malioboro yang sudah ramai.

Seesai dengan itu, kami mulai memasuki daerah padat. Menelusuri jalanan itu dari satu sisi ke sisi lain. Hanya melihat. Setelah itu kami kembali kesisi awal. Masih saja untuk melihat. Tak puas, kami kembali berjalan. Untuk perjalanan ini, kami memutuskan membeli masing-masing satu kaos. Oke, rasa lelah mulai hadir kembali. Kami mencoba mencari Pom bensin. Kami menyerah, hingga sampai keadaan angit menjadi jingga kami tak menemukannya. Masih di sekitar malioboro.

Kami meutuskan untuk mencari penginapan murah. Terus berjalan masih saja kami tidak menemukan tempat yang pas. Banyak orangyang menawarkan tapi kami menolaknya karena masalah biaya. Berbgai pertanyaan saya lontarkan kepada sahabat saya yang pindah kesana, untuk mencari tempat penginapan yang murah. Masih belum menemukan titik terang. Saya mencoba mencari informasi rumah budhe saya yang di Sleman, tapi masih belum ada jawaban juga. Baru ketika keadaan sudah cukup petang, sahabat saya member lokasi tempat penginapan yang katanya sedikit terjangkau. Ia memberikan lokasi sekitar XT Square, dan menyuruh kami untuk naik Trans Jogja menuju kesana.

Kami hanya bisa menuruti dan mempercayainya. Kami berjalan mencari halte tempat Trans jogja berhenti, itupun baru kami ketahui setelah menanyakannya pada sahabat saya. Menikmati Suasana malam Jogja, cukup asyik.

15 menit kami berjalan menunjukkan titik terang. Ah, kami bertanya bagaimana kami bisa sampai ke XT Square. Setelah kami mendapatkan banyak sekali jawaban diamana saja kami harus transit atau pindah kendaraan yang intinya sama, kami paham. Tak lama kemudian kami menaiki Trans Jogja yang berhenti di sana. Kami masuk dan duduk melepas lelah sejenak. Kami terdiam dan hanya bisa ngerasani kendaraan tersebut yang masih belum ada di Jember. Cukup lama, kami berada di Trans jogja itu, setelah 2 kali transit. Kami sampai di depan XT Square.

Keluar dari halte kami langsung di suguhi pemandangan yang sedikit melegaan hati. Di depan kami berdiri dua buah penginapan. Kami mencoba memasuki salah satunya. Bonger masuk dan bertanya-tanya pada resepsionis dan menyetujui untuk bermalam disana. Harga Rp.50.000/malam yang di tawarkan membuat kami mengangguk. Kami mengambil 2 malam. Setelah memberikan KTP dan kunci kamar di berikan, kami meuju kamar kami. Baru saja sampai di kamar dan menaruh barang. Saya mendapat pesan tentang informasi rumah budhe saya. Ah, betapa menyesalnya kami menyewa kamar untuk dua malam.

Setelah itu, bergantian kami mandi dan keluar kembali untuk membeli makanan serta air putih. Dengan membawa bekal dua bungkus mie instant kami keluar dan menuju PKL di sebelah pengnanapan itu. Di sana kami memesan kopi dan membeli dua bungkus nasi kucing, serta meminta sedikit air panas untuk mie yang kami bawa. Menikmati malam di pinggir jalanan sepi Jogaja. Saya merogoh handphone dan mengirim pesan pada sahabat saya untuk berterima kasih dan menawarkan reuinian kecil-kecilan di pinggir jalan tersebut. ia menerimanya.

Tak lama, dia datang dengan sepeda motor mio miliknya yang ia bawa dari Jember. Di sana kami membincangkan segala macam hal. Ah, ternyata sudah cukup malam, waktu menunjukkan pukul 22.00 WIB, ia berpamitan. Kemudian kami membayar untuk segala hal yang tela kami pesan di warung itu. Membeli air putih. Lalu kembali ke kamar untuk beristirahat.

To Be Continued …

Friday, 4 January 2013

Tour De Jogja : Perjalanan Kereta


Jember. 04 Januari 2013

Hm, awal tahun yang sedikit basah. Kenapa saya bilang basah ?? itu karena sejak dari tanggal satu kemarin hingga hari ini, sang hujan tidak pernah absen sekalipun. Tapi biarlah, seperti kalimat dari serial anak-anak, Upin & Ipin, “Hujan itu berkah, jadi syukuri”. Hehe. Baiklah, sekarang saya ingin berkisah tentang perjalanan saya saat luburan minggu pertama ke kota Jogjakarta.

Tour De Jogja : Perjalanan Kereta

Sebuah rencana yang telah dua bulan sebelum liburan rencanakan adalah pergi menelusuri beberapa spot di kota Jogja sekaligus mencoba mencari info dan melihat-melihat Kampus. Akhirnya, pada 26 Desember tahun kemarin itu terlaksana. Pada hari itu perjalanan di mulai. Sekitar pukul 04.30 WIB saya dan Bonger (Teman saya) berangkat dari rumah Bonger menuju stasiun Jember untuk menemui dan menaiki alat transortasi yang akan di gunakan untuk di gunakan perjalanan Jember-jogja PP. Untungnya kami telah memesan tiket untuk pulang saat memesan tiket keberangkatan.