Jember, 16
Januari 2012
Sekali lagi jember di
sapa hujan. Meski tak sederas kemarin yang cukup bisa membuat beberapa ttik di
Jember kebanjiran. Termasuk kampong tempat kost saya, untungnya banjirnya tidk
sampai merendam kamar kost saya karena letaknya yang sedikit lebih tinggi. Yah,
saya ingin meneruskan kisah saya yang belum selesai dulu.
Tour De Jogja :
Setengah Hari Disana
Wellcome To Jogjakarta
!!!
Satu kalimat yang saya
pikirkan setelah menginjakkan kaki di luar kereta logwa yang mengantarkan saya
dan Bonger ke setasiun Lempuyangan. Sebuah
perasaan senang langsung menyergap. Tanpa piker panjang kami langsung
pergi keluar setasiun tersebut. melangkah menyusuri jalanan kecil hingga
menenmbus trotoar jalan raya besar. Ah, seperti tak kelelahan atas perjalanan
di kereta, saya dan bonger terus berjalan mencari lokasi dengan modal dua peta
pariwisata hasil searching di Google yang di print out.
Kami berniat
mengunjungi sejenak jalanan Malioboro. Na’asnya, kami salah memilih jalur.
Jalur yang kami ambil membuat kmi harus memuta terlebih dahulu. Oke, kami
menyerah sejenak dengan rasa lelah dan lapar yang membuat kami beristiahat di
warung mie ayam di depan sebuah pusat kesehatan disana. Memasan dua magkok mie
ayam dan dua gelas es teh. Hm, kami menunggu sambil berbincang tentang apa yang
akan kita lakukan setelah di malioboro. Kita berbicara soal tempat untuk
beristirahat.
Awalnya, kami beniat
tidur di masjid atau pom bensin untuk meminimalisir pengeluaran. Tapi, sebagai
langkah antisipasi kami akhirnya setuju untuk menyewa penginanpan jika sudah
sangat tedesak. Hanya saja, kami masih belum tahu harus mencari penginapan apa.
Pesanan yang datang membuyakan obrolan kami. Dua mie ayam dan dua gelas es teh
sudah ada di depan mata. Oke, tinggal menyantapnya, hehe.
Selesai dengan itu,
kami melanjutkan perjalanan. berjalan melewati 3 lampu merah lalu berbelok
kenanan, berjalan lurus melewati 4 lampu merah lalu berbelok kanan lagi.
Pejalan yang kira-kira menghabiskn waktu selama satu jam berbuah. Kami sampai
di malioboro. Disana kami di temukan dengan grup pengamen yang belum kami temui
di kota Jember. Mengamen hanya di satu tempat dengan berbagai peralatan
sederhana sepeti ember bekas, hingga alat music tradisional seperti angklung.
Mencoba meramaikan keadaan malioboro yang sudah ramai.
Seesai dengan itu, kami
mulai memasuki daerah padat. Menelusuri jalanan itu dari satu sisi ke sisi
lain. Hanya melihat. Setelah itu kami kembali kesisi awal. Masih saja untuk
melihat. Tak puas, kami kembali berjalan. Untuk perjalanan ini, kami memutuskan
membeli masing-masing satu kaos. Oke, rasa lelah mulai hadir kembali. Kami
mencoba mencari Pom bensin. Kami menyerah, hingga sampai keadaan angit menjadi
jingga kami tak menemukannya. Masih di sekitar malioboro.
Kami meutuskan untuk mencari
penginapan murah. Terus berjalan masih saja kami tidak menemukan tempat yang
pas. Banyak orangyang menawarkan tapi kami menolaknya karena masalah biaya.
Berbgai pertanyaan saya lontarkan kepada sahabat saya yang pindah kesana, untuk
mencari tempat penginapan yang murah. Masih belum menemukan titik terang. Saya
mencoba mencari informasi rumah budhe saya yang di Sleman, tapi masih belum ada
jawaban juga. Baru ketika keadaan sudah cukup petang, sahabat saya member
lokasi tempat penginapan yang katanya sedikit terjangkau. Ia memberikan lokasi
sekitar XT Square, dan menyuruh kami untuk naik Trans Jogja menuju kesana.
Kami hanya bisa
menuruti dan mempercayainya. Kami berjalan mencari halte tempat Trans jogja
berhenti, itupun baru kami ketahui setelah menanyakannya pada sahabat saya.
Menikmati Suasana malam Jogja, cukup asyik.
15 menit kami berjalan
menunjukkan titik terang. Ah, kami bertanya bagaimana kami bisa sampai ke XT
Square. Setelah kami mendapatkan banyak sekali jawaban diamana saja kami harus
transit atau pindah kendaraan yang intinya sama, kami paham. Tak lama kemudian
kami menaiki Trans Jogja yang berhenti di sana. Kami masuk dan duduk melepas
lelah sejenak. Kami terdiam dan hanya bisa ngerasani kendaraan tersebut yang
masih belum ada di Jember. Cukup lama, kami berada di Trans jogja itu, setelah
2 kali transit. Kami sampai di depan XT Square.
Keluar dari halte kami
langsung di suguhi pemandangan yang sedikit melegaan hati. Di depan kami
berdiri dua buah penginapan. Kami mencoba memasuki salah satunya. Bonger masuk
dan bertanya-tanya pada resepsionis dan menyetujui untuk bermalam disana. Harga
Rp.50.000/malam yang di tawarkan membuat kami mengangguk. Kami mengambil 2
malam. Setelah memberikan KTP dan kunci kamar di berikan, kami meuju kamar kami.
Baru saja sampai di kamar dan menaruh barang. Saya mendapat pesan tentang
informasi rumah budhe saya. Ah, betapa menyesalnya kami menyewa kamar untuk dua
malam.
Setelah itu, bergantian
kami mandi dan keluar kembali untuk membeli makanan serta air putih. Dengan
membawa bekal dua bungkus mie instant kami keluar dan menuju PKL di sebelah
pengnanapan itu. Di sana kami memesan kopi dan membeli dua bungkus nasi kucing,
serta meminta sedikit air panas untuk mie yang kami bawa. Menikmati malam di
pinggir jalanan sepi Jogaja. Saya merogoh handphone dan mengirim pesan pada
sahabat saya untuk berterima kasih dan menawarkan reuinian kecil-kecilan di
pinggir jalan tersebut. ia menerimanya.
Tak lama, dia datang
dengan sepeda motor mio miliknya yang ia bawa dari Jember. Di sana kami
membincangkan segala macam hal. Ah, ternyata sudah cukup malam, waktu
menunjukkan pukul 22.00 WIB, ia berpamitan. Kemudian kami membayar untuk segala
hal yang tela kami pesan di warung itu. Membeli air putih. Lalu kembali ke
kamar untuk beristirahat.
To Be Continued …
udah menginjak 21 tahun tapi saya belum pernah ke jogja loh, hihi miris ya :)
ReplyDeletesemoga smyan juga bisa ke Jogja ya mbak :D
DeleteJogja memang menarik untuk dikunjungi.
ReplyDeleteWah..., ditunggu lanjutannya ini....
iya, terima kasih pak :)
Delete