Wednesday, 16 January 2013

Tour De Jogja : Setengah Hari Di Sana


Jember, 16 Januari 2012

Sekali lagi jember di sapa hujan. Meski tak sederas kemarin yang cukup bisa membuat beberapa ttik di Jember kebanjiran. Termasuk kampong tempat kost saya, untungnya banjirnya tidk sampai merendam kamar kost saya karena letaknya yang sedikit lebih tinggi. Yah, saya ingin meneruskan kisah saya yang belum selesai dulu.

Tour De Jogja : Setengah Hari Disana

Wellcome To Jogjakarta !!!
Satu kalimat yang saya pikirkan setelah menginjakkan kaki di luar kereta logwa yang mengantarkan saya dan Bonger ke setasiun Lempuyangan. Sebuah  perasaan senang langsung menyergap. Tanpa piker panjang kami langsung pergi keluar setasiun tersebut. melangkah menyusuri jalanan kecil hingga menenmbus trotoar jalan raya besar. Ah, seperti tak kelelahan atas perjalanan di kereta, saya dan bonger terus berjalan mencari lokasi dengan modal dua peta pariwisata hasil searching di Google yang di print out.

Kami berniat mengunjungi sejenak jalanan Malioboro. Na’asnya, kami salah memilih jalur. Jalur yang kami ambil membuat kmi harus memuta terlebih dahulu. Oke, kami menyerah sejenak dengan rasa lelah dan lapar yang membuat kami beristiahat di warung mie ayam di depan sebuah pusat kesehatan disana. Memasan dua magkok mie ayam dan dua gelas es teh. Hm, kami menunggu sambil berbincang tentang apa yang akan kita lakukan setelah di malioboro. Kita berbicara soal tempat untuk beristirahat.

Awalnya, kami beniat tidur di masjid atau pom bensin untuk meminimalisir pengeluaran. Tapi, sebagai langkah antisipasi kami akhirnya setuju untuk menyewa penginanpan jika sudah sangat tedesak. Hanya saja, kami masih belum tahu harus mencari penginapan apa. Pesanan yang datang membuyakan obrolan kami. Dua mie ayam dan dua gelas es teh sudah ada di depan mata. Oke, tinggal menyantapnya, hehe.

Selesai dengan itu, kami melanjutkan perjalanan. berjalan melewati 3 lampu merah lalu berbelok kenanan, berjalan lurus melewati 4 lampu merah lalu berbelok kanan lagi. Pejalan yang kira-kira menghabiskn waktu selama satu jam berbuah. Kami sampai di malioboro. Disana kami di temukan dengan grup pengamen yang belum kami temui di kota Jember. Mengamen hanya di satu tempat dengan berbagai peralatan sederhana sepeti ember bekas, hingga alat music tradisional seperti angklung. Mencoba meramaikan keadaan malioboro yang sudah ramai.

Seesai dengan itu, kami mulai memasuki daerah padat. Menelusuri jalanan itu dari satu sisi ke sisi lain. Hanya melihat. Setelah itu kami kembali kesisi awal. Masih saja untuk melihat. Tak puas, kami kembali berjalan. Untuk perjalanan ini, kami memutuskan membeli masing-masing satu kaos. Oke, rasa lelah mulai hadir kembali. Kami mencoba mencari Pom bensin. Kami menyerah, hingga sampai keadaan angit menjadi jingga kami tak menemukannya. Masih di sekitar malioboro.

Kami meutuskan untuk mencari penginapan murah. Terus berjalan masih saja kami tidak menemukan tempat yang pas. Banyak orangyang menawarkan tapi kami menolaknya karena masalah biaya. Berbgai pertanyaan saya lontarkan kepada sahabat saya yang pindah kesana, untuk mencari tempat penginapan yang murah. Masih belum menemukan titik terang. Saya mencoba mencari informasi rumah budhe saya yang di Sleman, tapi masih belum ada jawaban juga. Baru ketika keadaan sudah cukup petang, sahabat saya member lokasi tempat penginapan yang katanya sedikit terjangkau. Ia memberikan lokasi sekitar XT Square, dan menyuruh kami untuk naik Trans Jogja menuju kesana.

Kami hanya bisa menuruti dan mempercayainya. Kami berjalan mencari halte tempat Trans jogja berhenti, itupun baru kami ketahui setelah menanyakannya pada sahabat saya. Menikmati Suasana malam Jogja, cukup asyik.

15 menit kami berjalan menunjukkan titik terang. Ah, kami bertanya bagaimana kami bisa sampai ke XT Square. Setelah kami mendapatkan banyak sekali jawaban diamana saja kami harus transit atau pindah kendaraan yang intinya sama, kami paham. Tak lama kemudian kami menaiki Trans Jogja yang berhenti di sana. Kami masuk dan duduk melepas lelah sejenak. Kami terdiam dan hanya bisa ngerasani kendaraan tersebut yang masih belum ada di Jember. Cukup lama, kami berada di Trans jogja itu, setelah 2 kali transit. Kami sampai di depan XT Square.

Keluar dari halte kami langsung di suguhi pemandangan yang sedikit melegaan hati. Di depan kami berdiri dua buah penginapan. Kami mencoba memasuki salah satunya. Bonger masuk dan bertanya-tanya pada resepsionis dan menyetujui untuk bermalam disana. Harga Rp.50.000/malam yang di tawarkan membuat kami mengangguk. Kami mengambil 2 malam. Setelah memberikan KTP dan kunci kamar di berikan, kami meuju kamar kami. Baru saja sampai di kamar dan menaruh barang. Saya mendapat pesan tentang informasi rumah budhe saya. Ah, betapa menyesalnya kami menyewa kamar untuk dua malam.

Setelah itu, bergantian kami mandi dan keluar kembali untuk membeli makanan serta air putih. Dengan membawa bekal dua bungkus mie instant kami keluar dan menuju PKL di sebelah pengnanapan itu. Di sana kami memesan kopi dan membeli dua bungkus nasi kucing, serta meminta sedikit air panas untuk mie yang kami bawa. Menikmati malam di pinggir jalanan sepi Jogaja. Saya merogoh handphone dan mengirim pesan pada sahabat saya untuk berterima kasih dan menawarkan reuinian kecil-kecilan di pinggir jalan tersebut. ia menerimanya.

Tak lama, dia datang dengan sepeda motor mio miliknya yang ia bawa dari Jember. Di sana kami membincangkan segala macam hal. Ah, ternyata sudah cukup malam, waktu menunjukkan pukul 22.00 WIB, ia berpamitan. Kemudian kami membayar untuk segala hal yang tela kami pesan di warung itu. Membeli air putih. Lalu kembali ke kamar untuk beristirahat.

To Be Continued …

4 comments:

  1. udah menginjak 21 tahun tapi saya belum pernah ke jogja loh, hihi miris ya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. semoga smyan juga bisa ke Jogja ya mbak :D

      Delete
  2. Jogja memang menarik untuk dikunjungi.
    Wah..., ditunggu lanjutannya ini....

    ReplyDelete