Jember, 20 Juli
2012
Sebuah pagi yang saya
lalui dengan secangkir kopi. Ah__bukankah itu nikmat ??? hehehe. Damai dapat
juga berarti sebuah keadaan tenang, seperti yang umum di tempat-tempat yang
terpencil, mengijinkan untuk tidur atau meditasi (Sumber : Wikipedia). Mendapatkan
sebuah kedamaiaan itu sulit bagi saya jika berada dalam sebuah lingkup
keramaian. Selayaknya manusia biasa, saya juga ingin merasakan sebuah kedamaian
dalam jiwa saat kita membutuhkannya. Seperti paparan arti kata damai di atas,
damai dapat kita temukan di daerah terpencil yang jauh dari hiruk-pikuk sebuah
keramaian. Yah___bagi saya yang sulit menyesuaikan tempat dengan kebetahan diri
saya sendiri jika berada di tempat asing, tentu sulit menemukan sebuah tempat
yang pas. Sempat sejenak saya mencoba sebuah realita kedamaian di pantai, tapi
tidak dapat saya temukan. Sempat saya mencarinya di sebuah persawahan di dekat
rumah tetap saja hasilnya nihil. Pernah juga saya mencarinya di
sebuah pekarangan kecil di kampong halaman saya di Kediri, masih saja sama. Hingga
akhirnya, sebuah Organisasi Pecinta Alam yang juga bagi saya adalah Keluarga dari SMA Negeri 3 Jember,
PASSIGA, memperkenalkan saya dengan sebuah Pendakian. Mendengarkan semua cerita
dari alumni-alumni tentang perjalanan memburu kesunyian, tentang perjalanan
untuk mengagumi sebuah kekuasaan-Nya dari sudut lain, mtentang perjalanan
dengan sebuah tawa, canda, dan melelahkan itu cukup menggiurkan hati kecil
saya.
Ah___saya jadi
mengingat beberapa tempat yang telah memberikan saya sebuah kedamaian meski
hanya sejenak berada di sana.
Yang pertama yaitu saya
temukan di lereng pegunungan Argopuro, sebuah potensi wisata Nature yang jember miliki. Air terjun Tancak.
Yang kedua, sebuah tempat di bagian barat Taman Nasional Meru
Betiri. Entah apa namanya namun untuk
sebuah landscape dan kesunyian pasti di suguhkan dengan special.
Yang ketiga, sebuah
tempat yang cukup bisa di katakana jauh dari keramaian kota dan sudah asli
alam, meski masih bisa di lewati oleh sepeda motor yang di Modifikasi sedikit
tempat itu cukup menyuguhkan sebuah kedamaian bagi saya, serta memberikan
pemandangan kota Situbondo yang Apik saat
malam hari. Mata Air Satu Pegunungan Argopuro.
Yang keempat, sebuah
tempat yang lebih memeasuki pegunungan argopuro. Sebuah padang savanna sebelum
kita sampai di cikasur. Dengan rumput yang mulai kecoklatan di bulan Juni, dan
angin yang berhembus sepoi yang membawa sebuah perasaan kantuk, tak Cuma itu
tempat ini juga menyuguhkan sebuah landscape yang bisa di acungi jempol.
Alun-alun kecil.
Kelima, sebuah tempat
dengan padang savanna yang bisa di bilang luas. Dengan aliran sungai kecil
mengalir jernih sebagai tempat mengambil air dan tempat hidupnya selada air
yang menghijau. Serta dengan seuara Merak yang berbunyi entah itu Pagi, Siang
atau malam. Di sana juga konon merupakan markas besar Jepang yang memilik
sebuah Lapangan Terbang saat Jepang masih menjajah Indonesia. Cikasur.
Keenam, sebuah Puncak
dengan bau belerang yang bisa di katakana menyengat dan tumbuhnya Edelweis di
beberapa titik memberikan sebuah kesan yang WoW.
Dengan angin sepoi sambil menikmati sebatang rokok di sana cukup memberikan
saya sebuah perasaan tenang yang tak bisa di ungkapkan. Untuk landscape jangan
di Tanya. Puncak Rengganis.
Yang Ketujuh, sebuah
danau yang di pagari perbukitan di tengah rimba. Sebuah danau yang sempat saya
gagal menjamahnya di pendakian pertama. Dan saya berhasil menjamahnya di
pendakian kedua. Danau Taman Hidup.
Sampai saat ini saya mencari sebuah tempat lain yang
bisa member sebuah perasaan damai dalam jiwa. Saya sudah menulisan sebuah
cerita dalam lembaran takdir. Tinggal menunggu Persteujuan Ilahi untuk menjamah
tempat-tempat tersebut. dan tak akan ku biarkan campur tangan manusia
menghalangi keinginan saya menjamah tempat-tempat itu.
Salam
wah alamnya masih nampak damai
ReplyDeletealhamdulillah bang :)
Deletekalau yang melarang emake piye? hayooo
ReplyDeletehaha ..
Deleteiki seng repot ....
yopo-yopo kudu njepek atine disek sam, ben entuk restune :D