Thursday, 12 January 2012

Catatan Di Pagi Hitam

Jember, 13 Januari 2012


Terdengar desiran angin yang berasal dari kipas angin di ruangan ini dengan membawa berjuta hawa dingin yang cukup membuatku terjaga dari peristirahatanku. Masih berada dalam posisi Trenggiling dengan mata separuh terbuka, terdengar sejenak suara jangkrik dengan di susul ayam yang berkokok. Kulihat kearah jendela, dunia masih hitam. Kini, ku bangun dari tikar tempatku tidur tadi, mematikan kipas angin yang dari tadi berputar tanpa henti. Ku duduk di depan televisi yang dari tadi sore hidup, dan mungkin telah puas melihatku beristirahat. Diam dan Sunyi, tak ada yang terjadi setelahnya, hanya suara dan gambar televisi yang menunjukkan eksistensinya di keheningan itu. Aku hanya terdiam sambil melihat dan mendengar eksistensi dari sang televisi, dan entah mengapa otak sudah mulai kembali berjalan menuju lemari ingatan selama seharian kemarin. Berbagai kejadian yang terjadi ku ingat kembali, dan entah kenapa setelahnya ku memikirkan apa yang akan ku lakukan kelak ?. Masa lalu dan masa depan, tak biasanya aku memikrikan kedua hal itu dalam waktu yang hampir bersamaan. Masih dalam keadaan Mamonk, aku mencoba lupakan segala opsi yang barusan terlintas dalam otakku. Kini ku alihkan acara televisi yang pada awalnya hanyalah sebuah program perdebatan dengan Film. Cukup bisa membuat pikiran ini sadar bahwa aku telah terbangun. Tak lama setelahnya, seseorang yang bisa di bilang Musuh Bebuyutan Di Rumah telah datang dari perjalanannya. Kini ia beristirahat, dan aku mulai menuju dapur untuk membuat segelas kopi sebagai teman dalam kegelapan pagi ini. Kuambil netbook dan modem dari tas orang yang sedang beristirahat itu dan kemudian mulai ku hidupkan. Kini ku berada di antara dunia nyata dan maya. Ku buka sebuah social network untuk mengetahui kehidupan beberapa teman disambil dengan loadingnya beberapa web yang ku buka. Kini aku terpaku dengan berbagai tulisan dari beberapa blogg dengaan pengguna sama. Dan cukup terkesan dengan apa yang ia tulis.


Bosan dengan itu, ku buka kembali social network yang sempat ku tinggal, ku buka beberapa akun milik teman, dan tak ada yang begitu menarik, dan ternyata tak banyak orang yang curhat dengan teman-teman mereka (yang di kenal maupun tidak) lewat ketikan mereka di social network tersebut di pagi yang masih di selimuti kegelapan ini. Masih tak ramai seperti pasar, mereka masih bermimpi indah di sana, sedangkan aku ???? tak tahu harus apa yang kulakukan sekarang, melanjutkan tidur hanya membuat letih, merokok di sinipun ibarat memberikan undangan perang, memikirkan tentang hiduppun tak ada artinya, pada akhirnya juga aku hany mengikuti jalan cerita yang ada. Tak ada yang special di pagi ini, karena memang tak special. Tak lama setelahnya, kesunyian ini terpecah dengan adanya suara-suara orang melantunkan Ayat-Ayat Al-Qur’an tanda bahwa waktu shubuh akan segera datang. Dan kini saatnya bangkit untuk bersiap menyambut kedatangannya. Yah,,, bukannya curhat hanya menuliskan catatan di pagi yang gelap ini agar dapat menjadi sebuah kenangan.

No comments:

Post a Comment