Jember, 13 Januari 2012
Terdengar desiran angin yang berasal dari kipas
angin di ruangan ini dengan membawa berjuta hawa dingin yang cukup membuatku
terjaga dari peristirahatanku. Masih berada dalam posisi Trenggiling dengan mata separuh terbuka, terdengar sejenak suara
jangkrik dengan di susul ayam yang berkokok. Kulihat kearah jendela, dunia
masih hitam. Kini, ku bangun dari tikar tempatku tidur tadi, mematikan kipas
angin yang dari tadi berputar tanpa henti. Ku duduk di depan televisi yang dari
tadi sore hidup, dan mungkin telah puas melihatku beristirahat. Diam dan Sunyi,
tak ada yang terjadi setelahnya, hanya suara dan gambar televisi yang
menunjukkan eksistensinya di keheningan itu. Aku hanya terdiam sambil melihat
dan mendengar eksistensi dari sang televisi, dan entah mengapa otak sudah mulai
kembali berjalan menuju lemari ingatan selama seharian kemarin. Berbagai kejadian
yang terjadi ku ingat kembali, dan entah kenapa setelahnya ku memikirkan apa
yang akan ku lakukan kelak ?. Masa lalu dan masa depan, tak biasanya aku
memikrikan kedua hal itu dalam waktu yang hampir bersamaan. Masih dalam keadaan
Mamonk, aku mencoba lupakan segala
opsi yang barusan terlintas dalam otakku. Kini ku alihkan acara televisi yang
pada awalnya hanyalah sebuah program perdebatan dengan Film. Cukup bisa membuat
pikiran ini sadar bahwa aku telah terbangun. Tak lama setelahnya, seseorang
yang bisa di bilang Musuh Bebuyutan Di
Rumah telah datang dari perjalanannya. Kini ia beristirahat, dan aku mulai
menuju dapur untuk membuat segelas kopi sebagai teman dalam kegelapan pagi ini.
Kuambil netbook dan modem dari tas orang yang sedang
beristirahat itu dan kemudian mulai ku hidupkan. Kini ku berada di antara dunia
nyata dan maya. Ku buka sebuah social
network untuk mengetahui kehidupan beberapa teman disambil dengan
loadingnya beberapa web yang ku buka. Kini aku terpaku dengan berbagai tulisan
dari beberapa blogg dengaan pengguna
sama. Dan cukup terkesan dengan apa yang ia tulis.
Bosan dengan itu, ku buka kembali social network yang sempat ku tinggal,
ku buka beberapa akun milik teman, dan tak ada yang begitu menarik, dan
ternyata tak banyak orang yang curhat dengan teman-teman mereka (yang di kenal
maupun tidak) lewat ketikan mereka di social
network tersebut di pagi yang masih di selimuti kegelapan ini. Masih tak
ramai seperti pasar, mereka masih bermimpi indah di sana, sedangkan aku ????
tak tahu harus apa yang kulakukan sekarang, melanjutkan tidur hanya membuat letih,
merokok di sinipun ibarat memberikan undangan perang, memikirkan tentang
hiduppun tak ada artinya, pada akhirnya juga aku hany mengikuti jalan cerita
yang ada. Tak ada yang special di pagi ini, karena memang tak special. Tak lama
setelahnya, kesunyian ini terpecah dengan adanya suara-suara orang melantunkan Ayat-Ayat Al-Qur’an tanda bahwa waktu
shubuh akan segera datang. Dan kini saatnya bangkit untuk bersiap menyambut
kedatangannya. Yah,,, bukannya curhat hanya menuliskan catatan di pagi yang
gelap ini agar dapat menjadi sebuah kenangan.
No comments:
Post a Comment