Sunday, 17 March 2013

Waktu Tidak Merubah Hidup Saya

Malam lagi ...

Saya kembali menyapa blogg ini dan para pembaca. Ah, ini sudah di pertengahan Maret. Entah mengapa hidup masih terasa kelam.Saya masih masih merindukan'nya' dan masih tidak berbuat apa-apa selain memanjangkan rambut ataupun merokok. Yah, entah kenapa dengan begitu rasanya saya semakin dekan sesuatu yang saya rindukan. Meskipun nyatanya itu tidak benar. Sesuatu itu sudah hilang, karenanya itulah aku merindukannya.

Sepanjang waktu berlalu sejak kejadian itu. Saya merasa hampa. Sesuatu yang penting terasa telah hilang. Ohh, memang hilang sepertinya. Yaya, seperti seharusnya saya harus meneruskan hidup saya dengan kehilangan sabuah bagian penting dalam hidup. Sesuatu yang dapat membuat saya semangat.

Saya melanjutkan hidup. Melihat orang-orang hidup dengan berbagai tujuan. Saya ??? entahlah saya kehilanagan tujuan saya. Seperti Jack Sparrow di film Pirates Of The Carribean : The Death Man's Chest, dia kehilangan arah di kompas ajaibnya yang selalu menunjukkan arah ke tempat apa yang pemegang kompas inginkan. Seperti itulah, saya kehilangan kendali kompas hidup saya. Terombang-ambing arus kehidupan.

Ah, selama itu saya melihat ke dalam diri orang-orang yang ada di sekitar saya, terlebih sering adalah orang-orang yang saya kenal. Saudara, teman, sahabat, mantan pacar dan lainnya. Saya iri. Meraka banyak berubah, tingkat keberhaslah untuk hidup bahagia lebih besar. Saya ??? entahlah.

Waktu dapat merubah berbagai hal. Sikap, perilaku, penampilan anything. Itu terjadi. Terbukti dengan orang-orang yang kusebutkan tadi. Mereka bukan mereka yang dulu, saya ?? aku masih seperti yang dulu. Oke, memang beberapa telah berubah tapi tak ada yang bisa memperbaiki kompas hidup saya yang telah rusak.

Waktu merubah banyak hal, tapi tidak di dalam hidup saya.

Dan entah mengapa rasanya waktu tak ingin bersahabat. Juga beberapa hal yang dekat dengan saya sepertinya sudah tak ingin bersahabat dengan saya. Yah, aku paham itu salahku, aku merusaknya. Untuk kamu, sesuatu yang berdetak di dalam tubuh ini, kumohon bersahabatlah kembali. Saya tahu 'mereka' meragukanmu bisa bertahan untuk sebuah perjalanan menggapai mimpi. Tapi, bukan berarti kau harus berubah dengan menuruti apa yang 'mereka' bilang di masa lalu. Bukankah kita telah bersama di dunia ini selama 17 tahun ??. Ku mohon, bersahabat dan bertahanlah hingga benar-benar sudah waktunya bagimu untuk tidak berdetak.

Sunday, 3 March 2013

Seni : Menggambar Dan Menulis

Jember, 03 Maret 2013

Malam ....

Saya diam. Di depan layar komputer aku berpikir. Saya berimajinasi. Saya mencoba merubah sesuatu. Saya masih mencari hal baru untuk menggantikan sesuatu tadi yang mngkin telah hilang menjadi hal yang hanya bisa kurindukan. Saya menerawang jauh, entah sampai ke belahan bumi mana imajinasiku membawa. yang kulihat hanya awan-awan putih yang luas seperti samudra.

Seperti yang telah saya ceritakan dalam tulisan saya sebelumnya. Untuk jenjang perkuliahan saya memilih Seni Rupa dan Seni Kerajinan sebagai tujuan di Universitas Negeri Yogyakarta. Saya sangat tertarik dalam berbagai bidang seni, tapi sayangnya saya tak banyak tahu dan tak banyak punya basic dalam hal seni. Ambil satu contoh saja yang paling sederhana dari kata seni, menggambar. Dalam hal menggambar, saya hanya mempunyai basic secuil kuku. Saya tidak mahir dalam memainkan garis.

Pernah saya disuruh menggambar di depan kelas oleh guru kesenian saya, Pak Yatim. Beliau menyuruh saya menggambarkan sebuah adegan. Jadilah saya kalang kabut karena saya tidak mahir dalam hal itu. cukup lama saya berpikir akhirnya dengan pasrah saya mulai menorehkan garis-garis kecil di papan tulis. Dan menghasilkan sebuah gambar yang sangat kecil di papan tulis kelas. Banyak yang tidak paham dengan gambar saya termasuk pak Yatim sendiri.

Akirnya pak Yatim mengambila alih spidol yang tadi saya pegang, dan berkata pada saya, "Itungen le (hitung nak), berapa lama Pak Yatim gambar". Setelah itu saya menyiapkan stopwatch di jam tangan, dan beliau memulai menggambar. Sreet, Sreet dengan entengnya beliau menggoreskan garis-garis di papan tersebut. Dengan waktu sangat cepat dari pada saya, beliau mengisi 3/4 papan tadi dengan gambar seorang bocah yang sedang tertidur dan terdapat monster yang bertarung dengan seekor tikus.

Saya hanya melongo, kagum. Lalu beliau berkata sekiranya seperti ini "Sesuatu itu bisa saja di kerjakan oleh siapapun. Termasuk menggambar. Kalian sudah kelas XII dan daya imajnisai kalian seharusnya sudah luas. Menggambar kok kayak batu korek gitu", kata pak Yatim secara melirik saya. Saya menjawab "Sayah gak bisa gambar pak", lalu beliau menimpali kata-kata saya lagi "Nah, itu kesalahannya. Sesuatu yang bisa kamu kerjakan jadi tidak bsa kamu kerjakan karena itu tadi. pikiranmu sudah ter-password dengan sebuah kata yang menjatuhkan, 'tidak bisa'. Jika kamu membuat mind set-mu menjadi bisa dan yakin. Saya yakin kalian bisa.

Sejak saat itu saya mencoba untuk membuat mind set saya menjadi bisa, kata 'tidak bisa' saya ganti dengan 'belum bisa'. Saya mulai belajar menggambar (lagi) untuk di jadikan sedikit modal masuk fakultas kesenian. Dan hasilnya, saya dapatkan ketika harus memnuhi persyaratan portofolio seni rupa dalam pendaftaran SNMPTN kemarin. Saya menyertakan 5 gambar, yang menurut saya adalah 5 gambar terbaik yang pernah saya buat selama ini.

Setelah masa-masa itu, masa-masa dimana saya mandek menulis, saya sempat berfikir bahwa menggambar sepertinya tidak jauh berbeda dengan menulis (bagi saya). Perlu banyak latihan untuk bisa ketimbang materi, dan jika bercerita hanya berbeda caranya. Jika menulis bermain dengan kata-kata sedangkan menggambar bermain dengan garis. Kedua-duanya memiliki seni-nya tersediri.

Baiklah sekian cerita saya tentang pengalaman pada saat masa-masa saya mandek nulis. Semoga celotehan saya tadi tidak dapat membuat para pembaca yang ingin begadang mengantuk malam ini, hehe.

Selamat Malam

Saturday, 2 March 2013

Saya Kembali


Jember, 02 Maret 2013

Fuuuhhhh *tiyup debu*

Ada satu bulan blog-blog saya tidak saya buka, termasuk yang satu ini. Bukan perkara apa, melainkan salah satunya sebuah perkara kecil berdampak besar, malas menulis. Saya rasa malas kemarin ini yang parah, ada hamper satu bulan saya di hinggapinya dan meski memang terkadang semangat menulis hadir tapi terhalang karena harus disibukkan dengan pendaftaran SNMPTN ataupun persyaratan portofolio karena saya memilih jurusan seni. Seperti contohnya saja tulisan marathon saya yang menceritakan perjalanan saya di Jogja Desember tahun lalu sampai saat ini belum selesai kendalanya yak arena hal-hal di atas. Padahal saya sudah menargetkan untukmenyelesaikannya pada bulan Februari. Yah, pada akhirnya saya kembali dan berharap penyakit malas itu tidak kembali dengan dosis separah itu.

Baiklah, saya mau bercerita sedikit tentang pangalaman saya selama Februari. Yah, bulan kemarin lebih banyak di habiskan dengan kesibukan saya untuk melakukan pendaftaran SNMPTN yang njlimet-nya minta ampun. Mulai dari pengisian biodata sampai persyaratan portofolio seni rupa yang harus saya buat ternyata kurang. Dan membuat saya berpikir keras untuk menorehkan garis-garis untuk menciptakan 3 macam gambar yang kurang. Dan untungnya selesai dengan tepat waktu. Dan kembali menghadap kepala sekolah sebanyak tiga kali hanya untuk meminta tanda tangan surat pernyataan dan legalisir gambar.

Tapi untungnya pendaftaran telah saya lakukan dan telah difinalisasi. Dengan tujuan Universitas Negeri Yogyakarta dan memilih fakultas Seni Rupa serta Seni Kerajinan saya berharap dengan diterimanya di sana #amin. Okeh, sekian cersing (cerita singkat) saya. Oh, iya saya lupa, Tampilan blog saya baru lho , hahaha.