Seorang lelaki sedang membuka satu persatu laci dan kabinet kecil yang ada di dapur. Rautnya terlihat gelisah. Hingga akhirnya ia menghentikan seluruh aktifitasnya dan menumpu badannya dengan menaruh kedua tangannya diatas table top yang dilapisi dengan keramik. Matanya terpejam kemudian ia menghela nafas.
"Nyari apa bang?" sebuah suara wanita memecah keheningan beberapa detik lalu.
Si Lelaki menoleh ke belakangnya melihat adik perempuannya yang sedang duduk di sofa panjang yang ada di ruang santai. "Apa aja yang bisa nenangin" jawab Si Lelaki sambil berbalik dan merubah posisinya dengan menyandarkan tubuhnya di table top.
"Kopi atau coklat ?" tanya Si Wanita tanpa mengalihkan pandangannya dari handphone miliknya.
Hening, Si Lelaki merogoh saku celananya untu mengeluarkan rokok miliknya kemudian menyulut api. Si Wanita masih menunggu jawaban dari kakak kembaranya itu.
"Sudahlah, mendadak tidak ingin" jawab Si Lelaki setelah menghembuskan asap rokoknya. ia kemudian berjalan menuju adiknya. Sebuah sofa kecil yang terletak di kanan adiknya ia pilih sebagai tempat untuk duduk.
Kini Si Wanita melirik kepada Si Lelaki.
"Lebih baik kamu minum air putih, bukankah kamu kurang minum air putih ya akhir akhir ini?" Si lelaki tidak menjawab. "Wanna talk ?" ujar Si Wanita lagi
Si Lelaki yang mendengar pertanyaan itu melirik ke adiknya
"About what ?"
Si Wanita menghela nafas dan menaruh handphonenya di atas meja kecil di depannya.
"Everything inside here" jawabnya sambil menunjuk kepalanya.
"Kamu kan sudah tahu"
"Abang gak asyik ah" Si Wanita memalingkan muka sambil menyilangkan tangannya.
"Ahahaha" tawa Si Lelaki keluar.
"Tawa palsu" ucap Si Wanita.
"Yah, ngomong-ngomong, kita udah lama sepertinya tidak bercakap-cakap panjang lebar dek" ucap Si Lelaki.
"Emang lama, kak" SI Wanita memutar bola matanya dengan malas. "Semakin kesini sepertinya semakin gimanaaaa gitu"
"Jujur itu sulit ya, dek, sekalipun ke sesama kita yang notabene sudah mengetahui apa yang sedang dihadapi"
Raut wajah SI Wanita berubah, ia menghela nafas lagi.
"Mau bagaimana lagi?"
"Vacation?"
"No"
"Ngedan?"
"Kita sudah melakukannya selama ini, dan hasilnya kamu tahu"
Kini si Lelaki yang menghela nafas, "Yah, tidak begitu memuaskan sih"
"Jika berbicara panjang lebarpun tidak bisa memberikan hasil yang cukup memuaskan bagaimana?"
"Yasudah, mau bagaimana lagi ? jalani seperti biasa aja"
"Kamu tahu itu sedikit merepotkan"
"Mau bagaimana lagi ?"
Si Wanita menghela nafas.
"Tuhan suka sekali bermain-main dengan kita, ya?" ucap Si Lelaki dengan sebuah senyum.
"Yah, betapa sayangnya Diri-Nya pada kita" tambah Si Wanita sambil menumpu kepala dengan satu tangannya.
"Nyari apa bang?" sebuah suara wanita memecah keheningan beberapa detik lalu.
Si Lelaki menoleh ke belakangnya melihat adik perempuannya yang sedang duduk di sofa panjang yang ada di ruang santai. "Apa aja yang bisa nenangin" jawab Si Lelaki sambil berbalik dan merubah posisinya dengan menyandarkan tubuhnya di table top.
"Kopi atau coklat ?" tanya Si Wanita tanpa mengalihkan pandangannya dari handphone miliknya.
Hening, Si Lelaki merogoh saku celananya untu mengeluarkan rokok miliknya kemudian menyulut api. Si Wanita masih menunggu jawaban dari kakak kembaranya itu.
"Sudahlah, mendadak tidak ingin" jawab Si Lelaki setelah menghembuskan asap rokoknya. ia kemudian berjalan menuju adiknya. Sebuah sofa kecil yang terletak di kanan adiknya ia pilih sebagai tempat untuk duduk.
Kini Si Wanita melirik kepada Si Lelaki.
"Lebih baik kamu minum air putih, bukankah kamu kurang minum air putih ya akhir akhir ini?" Si lelaki tidak menjawab. "Wanna talk ?" ujar Si Wanita lagi
Si Lelaki yang mendengar pertanyaan itu melirik ke adiknya
"About what ?"
Si Wanita menghela nafas dan menaruh handphonenya di atas meja kecil di depannya.
"Everything inside here" jawabnya sambil menunjuk kepalanya.
"Kamu kan sudah tahu"
"Abang gak asyik ah" Si Wanita memalingkan muka sambil menyilangkan tangannya.
"Ahahaha" tawa Si Lelaki keluar.
"Tawa palsu" ucap Si Wanita.
"Yah, ngomong-ngomong, kita udah lama sepertinya tidak bercakap-cakap panjang lebar dek" ucap Si Lelaki.
"Emang lama, kak" SI Wanita memutar bola matanya dengan malas. "Semakin kesini sepertinya semakin gimanaaaa gitu"
"Jujur itu sulit ya, dek, sekalipun ke sesama kita yang notabene sudah mengetahui apa yang sedang dihadapi"
Raut wajah SI Wanita berubah, ia menghela nafas lagi.
"Mau bagaimana lagi?"
"Vacation?"
"No"
"Ngedan?"
"Kita sudah melakukannya selama ini, dan hasilnya kamu tahu"
Kini si Lelaki yang menghela nafas, "Yah, tidak begitu memuaskan sih"
"Jika berbicara panjang lebarpun tidak bisa memberikan hasil yang cukup memuaskan bagaimana?"
"Yasudah, mau bagaimana lagi ? jalani seperti biasa aja"
"Kamu tahu itu sedikit merepotkan"
"Mau bagaimana lagi ?"
Si Wanita menghela nafas.
"Tuhan suka sekali bermain-main dengan kita, ya?" ucap Si Lelaki dengan sebuah senyum.
"Yah, betapa sayangnya Diri-Nya pada kita" tambah Si Wanita sambil menumpu kepala dengan satu tangannya.